Berbeda dengan Taehyung yang semakin hari semakin imut. Wajahnya lebih menuju cantik dan manis. Sering bertingkah imut secara tidak disengaja. Wajahnya mulus seperti boneka poselen, bibirnya pink alami, hidungnya mancung dengan tahi lalat kecil diujungnya, matanya besar dengan bulu mata yang lentik.

"Chim~"

"Hn"

"Laptopku tidak bisa menyala" kata Taehyung.

"Lalu?" Tanya Jimin.

"Aaaa Jiminie~" rengek Taehyung.

"Traktir sundae dulu, nanti laptopmu kuperbaiki"

"Dasar pamrih, cepat perbaiki lalu kita beli sundae"

Jimin tersenyum menang. Semenit kemudian fokus memperbaiki laptop Taehyung.

Taehyung diam memperhatikan Jimin. Hampir limabelas menit, jarinya mengetuk-ngetuk lutut bosan.

"Sudah selesai" kata Jimin

"Benarkah?" Taehyung buru-buru memeriksa laptopnya "Terimakasih hyung" senyum kotaknya semakin hari semakin manis saja dimata Jimin.

Jimin balas tersenyum dan mencubit gemas pipi Taehyung.

"Tae, sekarang aku sudah bisa meramal"

"Sungguh?"

"Sungguh, kemarikan tanganmu" menarik tangan taehyung.

Fokus mengamati setiap inchi telapak tangan Taehyung.

"Oh, wow"

"Bagaimana?" Tanya Taehyung dengan raut penasaran yang kentara.

"It's says belongs to me" kata Jimin dengan senyum tampannya.

"Ih, hyung!"

Taehyung merasakan kedua pipinya memanas.

"Aduh, Taehyung kenapa kamu manis sekali"  kata Jimin gemas melihat wajah memerah Taehyung.
***

At 28, they exchanged rings and promises.

"Mmm...menurut kamu, menikah itu mahal tidak?" Tanya Jimin

"Menurutku sih mahal. Karena kamu harus punya mobil, rumah, dan mahar untuk istrinya"

"Hm, begitu ya. Jadi menurutmu apakah ini mahal?" Tanya Jimin lagi sambil mengeluarkan cicin dari saku celananya.

"Ah, i-iya itu sepertinya mahal"

"Sungguh?"

"Y-ya" aduh kenapa Taehyung jadi gugup begini.

"Kalau begitu, kamu mau tidak menikah denganku?" Jimin menumpukan satu kakinya.

"Apa-apaan" Taehyung memegang bahu Jimin "yatuhan, cepat berdiri Jimin. Kita jadi bahan tontonan sekarang"

Bukannya bangun Jimin malah menggeleng dan terus tersenyum.

"Jawab dulu" katanya.

"Apa ini serius?" Taehyung menjilat bibirnya, gugup sekali.

"Iya Taehyung. lihat, aku juga punya uang untuk melamarmu" kata Jimin lagi, tangannya merogoh saku celana dan mengeluarkan selembar uang.

"Tapi itu kan cuma sepuluh won, Jiminieee~" rangek Taehyung, tidak sadar cemberut.

"Nolnya akan bertambah jadi sembilan kalau kamu menerimaku" kata Jimin lagi "jadi...mau, iya atau ingin?"

"Mau hyunggg!" Taehyung memeluk Jimin.

***

At 30, he wakes everyday with his forehead kiss.

Matahari mengintip malu-malu dari celah gordeng kamar Taehyung dan Jimin. Jimin adalah yang pertama membuka mata.

Jimin menatap wajah Taehyung yang masih terlelap, cantik sekali. Jimin menyaksikan bagaimana indahnya kelopak mata itu terbuka menampilkan bola mata coklat jernih milik Taehyung, istrinya.

Chup

"Selamat pagi" Jimin mencium kening Taehyung.

Taehyung tersenyum lalu menelusup masuk kepelukan Jimin.

"Pagi Jimin hyung" gumam Taehyung, masih mengantuk.

"Masih mengantuk?"

"Hm"

"Maafkan aku, semalam kamu seksi sekali. Aku jadi tidak terkendali"

Jimin mengeratkan pelukannya dan mengecup puncak kepala Taehnyung. Tersenyum bangga sebelum menarik selimut setara bahu Taehyung saat melihat bercak keunguan hasil kerjanya disepanjang tulang selangka Taehyung

"Mau beli kemeja gucci lagi sayang?" Tanya Jimin.

"Nanti saja, hari ini aku jelek sekali. Pokoknya aku tidak mau keluar" Taehyung cemberut.

"Bullshit, you look really good. Kamu itu cantik Taehyung"

"HAHAHA, I KNOW. Aku hanya ingin dengar kamu bilang kalau aku cantik"

Jimin hanya tersenyum lalu memeluk Taehyung, menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri.

"I hope third person will not come in our conjugal life" gumam Taehyung, ucapannya teredam dada Jimin.

Jimin merunduk memandang kedua mata Taehyung lalu terhenti di bibir Taehyung. Mengecup bibirnya sekali duakali, tidak bisa untuk tidak melumat.

"Jim..hmmp"

Melepas ciumannya lalu menempelkan keningnya dengan milik Taehyung.

"Maaf, tapi aku tidak bisa menjamin itu"

"A-apa, kenapa?" Taehyung mengangkat wajahnya demi menatap mata Jimin

"Dasar bodor, memang kamu tidak mau dipanggil Eomma?"

"Apa sih kamu!" Sungut Taehyung dengan wajah memerah sempurna.

***

Extra...

"Kakek, kenapa kakek memegang tangan nenek terus?" Tanya Jihoon bocah berumur 7 tahun.

"Apa? Tidak kok, kakek hanya mengecek denyut nadi nenekmu" Jawab Jimin.

Menempatkan dua jari diatas pergelangan tangan Taehyung.

"Yaampun, kamu terlalu banyak minum kopi sayang. Apa kau baik-baik saja?"

"Oh, ya ak-"

"Tapi nenek tidak suka minum kopi kakek" celetuk Jihoon

As they grew old, they just fell in love with each other more and more.

***

Maafkan bahasa Inggrisku /sungkem/
Maafkan tulisanku /sungkem/

Ini tadinya panjang, cuma pas dibaca lagi malah gak jelas ceritanya jadi kupotong-potong. Padahal dipotong pun sama tidak jelasnya. Tidak diedit karena suda mumet dulu akunyaaaa~

Typoku menyertaimu /sun jauh/

About Jimin & TaehyungWhere stories live. Discover now