WDWN : PART 31

10K 583 8
                                    

Jinyoung memasuki ruang rawat bernomor 1008 itu dengan langkah pelan, berharap agar suaranya tidak sampai membangunkan pasien yang tengah tertidur lelap itu. Di gendongannya tampak pula gadis cilik yang meronta meminta untuk diturunkan.

"Dad, turunkan. HaeJa ingin memeluk Mommy."

Merasa tidak dapat menahan tubuh putrinya lagi, dengan berat hati Jinyoung menurunkan HaeJa. Bisa dilihatnya gadis kecilnya itu berlari pelan kearah ranjang pasien yang tepat berada ditengah-tengah ruangan itu.

Jinyoung tersenyum tipis melihat kelakuan putrinya itu, bagaimana tidak, HaeJa sedang menciumi seluruh bagian tubuh Sohee yang dapat dijangkau oleh bibir mungilnya.

Hal itu sepertinya cukup mengganggu Sohee, terbukti dengan matanya yang mulai dibuka secara perlahan.

"Hihihihihihihi, Mommy sudah bangun,  apakah HaeJa membangunkan Mommy ?" Tanya HaeJa pada Jinyoung.

Jinyoung berjalan menghampiri mereka berdua, membawa kembali tubuh mungil HaeJa kedalam gendongannya.

"Apa kau tidak merasa lelah tidur dengan gaya seperti itu eoh ?"

Tanya Jinyoung pada Sohee saat gadis itu menatapnya dengan sayu, sungguh dia masih sangat mengantuk.

Sohee mengangkat kepalanya yang sedari tadi menelungkup atas ranjang pasien, menegakkan tubuhnya lalu membenahi duduknya di kursi, berharap hal itu dapat menangkis rasa ngantuknya.

"Tidak oppa, aku merasa lebih baik, hanya saja sepertinya oppa harus memijat punggungku setelah ini."

Sohee bangkit dari kursi lalu beranjak duduk disofa berukuran sedang yang berada didalam ruangan itu. Dengan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, Sohee mengerucutkan bibirnya lucu.

"HaeJa ayo berikan Mommy pelukan dan ciuman sayang."

Dengan cepat, HaeJa melorotkan badannya yang berada dalam gendongan Jinyoung, berlari cepat lalu memeluk erat leher Sohee dan memberikan kecupan singkat dibibir Sohee.

"Aku saja belum pernah merasakan bibir Sohee, lalu HaeJa ?? Entah sudah berapa sering dia mencium Sohee." Batin Jinyoung putus asa.

Sejak menjalin hubungan dengan Sohee, dia sama sekali belum pernah mencium gadisnya itu. Sungguh miris.

Jinyoung mendudukkan tubuhnya disamping Sohee yang masih sibuk dengan HaeJa dipangkuannya.

"Dimana Bibi Ara ?" Tanya Jinyoung, matanya menatap lelaki setengah baya yang masih tertidur diatas ranjang dengan pulas, jarum infus masih setia menempel ditangan kanannya. Bahkan kepalanya diperbangi.

"Bibi baru saja pulang, dia akan mengambil beberapa pakaian juga membuat makanan. Sebentar lagi dia akan kembali." Sohee tersenyum tipis menatap lelaki yang sedang tertidur itu.

Dia tidak menyangka bahwa pada akhirnya semuanya akan membaik, kiranya baik dia ataupun pamannya akan tewas ditangan Kang NamHi. Tapi sepertinya Tuhan masih sangat bermurah hati kepada keluarga mereka.

"Aku sangat senang ketika melihat tatapan pamanku yang sangat menyejukkan itu Oppa, tapi ketika tuan Kang menodongkan pistolnya kearahku, aku merasa duniaku akan hancur. Tapi aku senang, karena pada akhirnya aku mengetahui semua kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh paman untuk melindungiku." Tatapan mata yang tadi berbinar itu kini sarat akan luka.

Kebenaran yang menyakitkan itu akhirnya diketahui olehnya, tapi dia juga tidak menyangka bahwa paman dan bibinya melakukan kebohongan besar hanya untuk keselamatannya. Selama ini dia sudah berburuk sangka pada paman dan bibinya.

Tapi kini tidak lagi, semuanya telah kembali sepertu semula. Tidak akan ada lagi orang yang akan membahayakan keluarganya, karena NamHi sudah tewas. Yah tepat sebelum NamHi menembaknya, suara tembakan terdengar lebih dulu dan NamHi tiba-tiba saja ambruk dengan luka tembak yang tepat mengenai kepalanya.

With Duda ??? Why NOT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang