WDWN : Part 22

11K 616 5
                                    

Yuhuuuuu, ketemu lagi nih di Part terbaru With Duda Why Not. Maaf yah kalo kalian nunggunya kelamaan. Harap maklum lah, author agak sibuk belakangan ini (gak sibuk sibuk banget sih).

Daripada nunggu kelamaan mending kalian langsung Read aja deh. Semoga kalian suka yah, jangan lupa Vote Komennya sayang.

Part 22
.
.
.
Selama perjalanan menuju kediaman Park, baik Sohee ataupun Jinyoung sama sekali tak ada niatan untuk berbicara.

Kejadian kemarin membuat keduanya cukup terguncang. Bagi Sohee, kejadian kemarin benar benar membuat batinnya tertekan, melihat kekasihnya bermesraan dengan wanita lain ditambah lagi kejadian dimana dirinya hampir menjadi korban pemerkosaan.

Jinyoung melirik Sohee dengan pandangan campur aduk. Dia baru saja akan menjelaskan kejadian kemarin, tapi belum sempat dia menjelaskannya kejadiaan naas justru hampir menimpa kekasihnya.

Jinyoung menggenggam lembut tangan Sohee yang mengepal disamping pahanya, merasakan tangannya yang menghangat membuat Sohee mengalihkan fokusnya dari jalanan.

"Semuanya akan baik-baik saja. Aku berjanji akan menjagamu. Dan tentang kejadian dikantor kemarin akan aku jelaskan. Itu tidak seperti apa yang kau lihat Baby, percayalah."

Sohee tak mampu menahan laju air matanya ketika mendengar kalimat yang diucapkan Jinyoung. Dia melupakan hal penting, bahwa Jinyoung mempercayainya seutuhnya, dan dia sendiri pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia pun akan mempercayai Jinyoung sepenuhnya. Dan dia hampir saja melupakan janjinya itu.

"Ssssstt, berhentilah menangis baby. Aku tidak suka melihat air matamu itu untuk alasan apapun. Dan aku berjanji padamu bahwa setelah ini, Hyunseng itu akan mendapat hukuman berat."

Sohee tersenyum mendengar janji Jinyoung padanya, apalagi saat pria itu mengusap air matanya. Untuk sesaat dia bisa merasakan perasaan tenang yang tidak didapatnya sejak kemarin malam.
.
.
.
Setelah melepas kekesalannya pada BamBam, JB terpaksa harus menjadi supir pribadi BamBam karena pria menyebalkan itu meminta untuk ikut kerumahnya dengan alasan ingin melihat HaeJa. Dan sialnya lagi, ban mobil BamBam yang katanya dipesan langsung dari Thailand justru kempes entah kenapa.

"Yakk JB hyung, pelankan laju mobilmu. Aku ini belum menikah dan jika terjadi kecelakaan yang merenggut wajah tampanku ini, maka kau harus bertanggung jawab untuk itu."

Kekesalan BamBam sepertinya sudah memuncak, pasalnya sejak dari Caffe tadi, JB mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan BamBam bukanlah tipe orang yang menyukai hal hal seperti ini.

Mendengat BamBam yang sepertinya ketakutan menjadi hal menyenangkan bagi JB. Itulah kenapa dia jusrtu malah menambah kecepatan mobilnya yang membuat BamBam seketika berteriak histeris.

"Ck, tidak bisakah kau menutup bibir tebalmu itu hah ? Aku bisa tuli jika kau terus berteriak seperti orang ketakutan." Kata JB sambil memelankan laju mobilnya, lama-lama dia tidak tahan juga mendengar jeritan BamBam yang tidak berhenti sejak tadi.

"Ini salahmu bodoh. Jika sejak tadi kau tidak mengebut maka aku tidak akan berteriak. Dan lagi, bibirku ini tidak tebal, tapi seksi. Katakan saja jika kau iri karena tidak memiliki bibir seseksi milikku." Kata BamBam sinis.

Sepanjang perjalanan mereka, selalu saja ada perdebatan. Seperti itulah persahabatan mereka, mereka mungkin terlihat selalu saling menghina, tapi dibalik itu semua mereka tidak pernah melupakan tentang batasan-batasan dalam persahabatan mereka.

With Duda ??? Why NOT (END)Where stories live. Discover now