WDWN : part 13

11.4K 717 4
                                    

Tidak bertemu dengan HaeJa selama beberapa hari membuat hati Sohee dipenuhi dengan kerinduan, mereka menghabiskan banyak waktu bersama selama beberapa hari terakhir dengan penuh canda. Namun selama hampir dua minggu ini, Sohee disibukkan dengan jadwal pemotretannya.

Meskipun tidak memiliki bakat dan pengalaman, nyatanya pakaian serta beberapa brand yang dikenakan Sohee selama pemotretan cukup laku dipasaran. Dan itu membuktikan bahwa popularitasnya sudah cukup meningkat meskipun dia terbilang baru didunia entertaint.

"Eohh terima kasih atas bantuannya Hyunseng-ssi." Kata Sohee sambil membungkukkan sedikit badannya pada rekan kerjanya selama beberapa hari ini.

"Tidak perlu seformal itu Sohee-ah. Oh iya, jika kau ada waktu apa kita bisa makan malam bersama malam ini. ?" Balas Hyunseng. Dia merasa tertarik kepada Sohee sejak pertemuan pertama mereka, dan Sohee pun tampak memberikan respon atas pendekatan yang dia lakukan.

"Eohh ? Aku tidak mengerti ?"

"Yah hanya sekedar perayaan kecil atas kesuksesanmu di dunia permodelan."

"Akuu.."

"Maaf mengganggu. Tapi Nona Im, Nyonya Park ingin bertemu dengan anda." Kata Kira asisten Nyonya Park

"Eoh baiklah. Hyunseng-ssi, maaf tapi aku harus segera pergi."

Sohee melangkah meninggalkan Hyunseng yang terpana mendengar penolakannya. Baru kali ini ada seseorang yang berani menolak dan mengabaikan ajakannya.

"Menarik, aku semakin tertantang untuk mendapatkanmu Sohee." Batin Hyunseng sambil menampilkan seringai diwajahnya.
.
.
Tok tok tok.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Nyonya Park pada tab yang sedari tadi berada digenggamannya. Dia memandang kearah pintu dan melihat Sohee berjalan dengan anggun lalu tersenyum.

"Bibi memanggilku ?" Tanya Sohee begitu sampai didepan Nyonya Park.

"Duduklah dulu Sohee, ada yang ingin bibi bicarakan padamu."

Sohee duduk didepan Nyonya Park masih dengan senyuman yang menghiasi wajah ayunya.

"Apa kau menyayangi HaeJa dengan tulus Sohee ?"

"Apa maksud Bibi ? Tentu saja aku menyayainya dengan tulus?"

"Jika begitu, maka jadilah ibu yang nyata bagi cucuku. Jadilah istri dari anakku dan menantu keluargaku Sohee."

Peryataan terakhir Nyonya Park sukses melunturkan senyum diwajah Sohee. Dia merasa sangat bimbang. Yah dia memang ingin menjadi ibu bagi HaeJa. Hanya saja dia tidak tahu apapun mengenai ayah dari gadis cilik itu. Masa lalunya sangat sulit untuk Sohee ketahui.

"Aku tidak memaksamu nak, kau bisa memikirkannya lagi. Tapi bibi mohon padamu, jangan sampai ucapanku ini mempengaruhi hubunganmu dengan cucuku. Karena jujur saja, HaeJa tidak pernah sedekat ini dengan gadis yang berada disekitar Jinyoung sebelumnya."
.
.
.
Sohee sedang berada diloby kantor Jinyoung dengan rantang makanan ditangan kirinya. Sebentar lagi akan memasuki jam makan siang, tadi setelah pemotretannya selesai Jinyoung menghubunginya dan mengatakan bahwa HaeJa berada dikantornya dan ingin bertemu dengannya. Saat melihat waktu yang mendekati jam makan siang, Sohee menyempatkan membuat beberapa sushi untuk menu makan siang untuk HaeJa.

Sohee berjalan menuju lift yang biasa digunakan oleh para pegawai jika ingin keruangan CEO mereka, saat berjalan tak ayal membuat para pegawai menatap kearahnya dengan pandangan yang berbeda beda, ada yang menatapnya penuh kagum, keirian dan juga pandangan merendahkan. Tapi Sohee sama sekali tak peduli, karena dia sudah biasa mendapatkan pandangan kebencian seperti itu.
.
"Mommyyyyyy." Sohee disapa oleh sebuah pekikan senang dan pelukan erat begitu dia memasuki ruangan Jinyoung. Dia tersenyum pelan saat melihat HaeJa yang tertawa dalam pelukannya.

"HaeJa lepaskan dulu pelukanmu pada Mommy, biarkan Mommy duduk dulu." Kata Jinyoung. Jinyoung memang memanggil Sohee dengan panggilan Mommy bila berada didepan HaeJa. Sedangkan Sohee yang mendengar panggilan itu menjadi bersemu merah dan jantungnya pun berdebar debar.

Sohee duduk disofa dengan HaeJa yang kini duduk manis dipangkuannya.

"Kenapa Mommy sibuknya lama sekali ? HaeJa sangat rindu pada Mommy dan ingin sekali bertemu, tapi Daddy bilang tidak boleh." Adu HaeJa pada Mommynya itu, teringat kembali saat daddynya melarang untuk bertemu dengan Sohee beberapa hari lalu.

"Benarkah sayang ? Mommy juga sangat merindukan HaeJa. Tapi karena mommy ada pekerjaan makanya mommy tidak bisa menemui HaeJa."

Jinyoung tersenyum melihat kedekatan mereka dan berniat untuk bergabung dalam obrolan itu. Jinyoung menutup file yang tadi dibacanya dan berjalan kearah Sohee dan HaeJa. Saat tiba hadapan mereka, dia mendudukkam dirinya didekat Sohee yang masih tak menyadari kehadirannya.

"Apa yang kau bawa?" Tanya Jinyoung sambil meletakkan tangannya dipinggang Sohee.

Badan sohee menjadi tegang merasakan tangan Jinyoung dipinggangnya.

"Ha ha..nya sushi oppa."

"Rileks saja Sohee. Setelah makan siang nanti aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Bisik Jinyoung ditelinga Sohee.

HaeJa terdiam melihat tingkah Daddy pada mommynya itu, namun dia mengabaikannya karena rasa lapar yang sudah mulai mendominasinya.

.
.

Jangan lupa vote comenya yab guys

With Duda ??? Why NOT (END)On viuen les histories. Descobreix ara