Sembilan belas

511 72 63
                                    

Di kelompok kedua-Percy, Grover, dan Annabeth terus berlari mengikuti bau Tyson yang diendus oleh Grover. Akan tetapi bau Tyson makin lama makin hilang menurut indra penciuman Grover. Sampai akhirnya Grover berhenti menyebabkan terjadi tubrukan di antara mereka bertiga. Mereka berhenti di pojok maze-di depan mereka berdiri tembok yang tinggi nan kokoh serta ditumbuhi oleh tanaman ivy.

"Baunya berhenti disini" ucap Grover.

Percy menatap tembok yang berada di depannya.

"Gak mungkin Tyson manjat tembok ini"

"Grov, hidung lu masih normal kan?"

Grover memelototi Annabeth. "Lu pikir? C'mon lah gue udah hapal sama bau keteknya Tyson, mana mungkin salah."

"Tapi⸺" Percy mencoba membantah Grover.

"Udah ah diem jan berisik."

Annabeth mendongak ke atas tembok, membayangkan Tyson dengan tubuh besarnya memanjat ke atas sana. Sedangkan Percy, ia duduk bersandar ke tembok sambil membuka-tutup pulpen riptide-nya.

"Terus gimahow dong? Kita gak berhasil nemuin Tyson" ujar Grover lesuh.

Percy hanya mengangkat kedua bahunya, sudah pasrah dengan keadaan. Ia terlalu mengkhawatirkan keberadaan adiknya. Bagaimana bila Tyson ternyata diserbu griever? Membayangkannya saja sudah ngeri.

'A a a a aisah ku jatuh cinta..'

Alarm handphone Annabeth berbunyi, menandakan bahwa waktunya kembali ke tempat awal dan bertemu dengan Thomas, Minho, serta Newt.

"Kuy balik ke tempat tadi. Siapa tau Thomas dan yang lain nemuin tanda-tanda Tyson"

"Yauds lah, kuy"

Percy bangkit dari duduknya. Annabeth menepuk bahu anak itu sambil tersenyum dan memberinya semangat bahwa Tyson pasti tidak apa-apa apa dan akan berhasil ditemukan.

*

Percy, Annabeth, dan Grover sampai lebih dulu di tempat tersebut. Sepuluh menit kemudian sampailah Thomas, Minho, Newt, dan Nico-yang mengikuti di belakang Newt-di tempat tersebut.

"Gimana?" tanya Annabeth. Ia tidak menyadari keberadaan Nico, terutama Percy yang sedari tadi menunduk menatap sol sepatu lamanya yang sudah jebol.

"Kita cuma nemuin ini" Minho memberikan sobekan celana jeans yang ditemukan tadi dan mereka menduga itu adalah milik Tyson.

"Gak salah lagi ini celana Tyson" ujar Grover setelah membauinya.

"Oh iya satu lagi.

Bukannya ketemu sama Tyson, kita malah ketemu sama dia. Siapa tau kalian kenal" ucap Newt sambil bergeser agar Nico terlihat.

"Nico?"

Percy yang sedari tadi tengah menunduk menatap sol sepatunya langsung menoleh ke depan ketika mendengar nama Nico disebutkan.

"Nico? Lu kok bisa ada disini?" Percy menghampiri anak itu.

"Gue kesasar pas lagi perjalanan bayangan, terus gue mau lanjutin perjalanan bayangan lagi tapi gak bisa, gatau deh kenapa"

"Untung ada gue yang nemuin dia. Kalo nggak, pasti dia udah abis dimakan griever" ucap Thomas dengan pedenya.

"Gak juga tuh, kepedean banget sih lu" balas Nico cuek membuat Thomas cengo.

"Songong amat lu, bocah!" Thomas menatap Nico sinis.

KesasarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang