Sementara Reihan membuka amplop yang baru diterimanya secara perlahan dengan kepala sedikit menunduk. Dia sama sekali tidak merasa excited ataupun penasaran karena dia sudah bisa menebak apa isinya.

"Daff, aku... nggak..." Reihan menggelengkan kepala berulang-ulang setelah mendapati isi amplop itu persis seperti perkiraannya. Lalu mendongakkan kepala dan betapa terkejutnya dia mendapati Daffa sudah setengah berlutut di hadapannya.

"Reihan Adiguna, bersediakah kamu menjadi kekasihku dan tinggal lebih lama selama tiga hari ke depan bersamaku?" tanya Daffa sambil menatap lekat ke arah Reihan. Tangannya menyodorkan seikat karangan bunga mawar merah yang masih segar.

Reihan terkaget hingga spontan bangkit dari duduknya. Dia mematung, menatap sejenak pemuda yang setengah berlutut di bawahnya. Semuanya persis seperti yang pernah Daffa janjikan padanya tentang bagaimana dia akan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Bahkan kali ini dia juga tidak bertindak semena-mena padanya hingga meminta ijin untuk mengganti tiket kepulangannya. Tak pelak, air mata langsung lolos begitu saja dari kedua mata Reihan melihat kesungguhan pemuda itu.

"Sorry, Daff. Aku... aku nggak bisa..." ucapnya bergetar sambil jemarinya meremas kuat tiket pesawat yang baru saja didapatnya dari dalam amplop, menahan perih yang seketika menjalari hatinya.

"Kamu... kamu sedang bercanda kan, Rei?" tanya Daffa tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Maaf, Daff.... Tapi aku nggak sedang bercanda. Aku serius..." jelas Reihan sekali lagi dengan linangan air mata.

"Nggak... nggak... aku pasti salah dengar ini. Ok, biar kuulangi lagi permintaanku," racau Daffa mulai tidak bisa menerima kenyataan. "Reihan Adiguna, apakah kamu bersedia..."

"Stop, Daff! Hentikan!!! Mau kamu ulangi berapa kali pun jawabanku tetap sama. Aku... aku nggak mau jadi pacarmu, ngerti!!" sentak Reihan tegas sambil merebut paksa karangan bunga dari tangan Daffa dan membuangnya bersama tiket dalam genggamannya ke atas pasir, seolah keduanya sama sekali tak berharga.

"Ke... kenapa, Rei?" tanya Daffa bingung, mulai putus asa sembari menatap iba ke arah pemuda yang berdiri di depannya. Tetes demi tetes air mata perlahan jatuh dari pelupuknya.

"Karena... karena... dari awal aku nggak pernah menyukaimu. Mungkin... itu hanya kekagumanku sesaat, iya benar... aku hanya sebatas mengagumimu, Daff..." ucap Reihan meyakinkan diri, sambil bersusah payah menahan perih dalam hatinya.

"Nggak, nggak.... kamu pasti bohong, Rei! Aku tahu kamu juga suka padaku," Daffa menggeleng masih belum terima. "Apa ini karena Dhea? Ok... ok... aku nggak minta kamu memutuskannya, Rei. Aku terima dengan ikhlas jika kamu menjadikanku yang kedua. Atau... atau kamu takut jika aku masih belum move on dari Marisca. Aku janji, aku akan membuang jauh Marisca dari hidupku dan hanya kamu seorang yang ada di hatiku, Rei. Aku mohon... kamu jangan menolakku, Rei... please..." racaunya memelas sambil langsung memeluk paha Reihan. Pemuda itu sampai tak sadar sudah merendahkan dirinya untuk mengemis cinta.

"Maaf, Daff. Pokoknya aku nggak bisa menerima cintamu dan aku akan tetap akan pulang besok. Selamat tinggal, Daff..." tolak Reihan mengeraskan hatinya. Lalu dengan kasarnya, dia menghempaskan tubuh Daffa yang menempeli pahanya hingga jatuh terduduk di atas pasir.

Namun Daffa tidak begitu saja menyerah. Dia segera bangkit berdiri dan berlari mengejar Reihan. "Rei... jangan pergi, jangan tinggalkan aku! Aku mohon..." pintanya frustasi berurai air mata saat berhasil menggapai salah satu lengan Reihan dari belakang.

"Lepaskan tanganmu, Daff..." Reihan mencoba mengibaskan tangan Daffa, namun cengkeraman pada lengannya malah terasa semakin erat, membuat Reihan seketika hilang kesabaran. Dia membalik cepat tubuhnya sambil kemudian mendorong kuat-kuat dada Daffa hingga pemuda yang setengah putus asa itu limbung dan jatuh terjengkang di atas pasir. "Jangan pernah mengikutiku lagi!!!" sergahnya ketus dengan sorot mata tajam ke arah pemuda yang tengah menatapnya nanar dari bawah, masih tak percaya dengan perlakuan kejam yang baru saja dia terima dari pemuda yang sangat dicintainya.

Superstar (BXB)Where stories live. Discover now