"Kenapa sih lo itu selalu nyalahin Kevin, seolah Kevin itu penyebab gue ngejauh dari lo"

"Asal lo tau aja ya Dev" jeda Aluna "enggak ada sangkut pautnya dengan Kevin. Jadi lo itu jangan nyalahin Kevin terus dong!"

Deva melangkah beberapa langkah agar lebih dekat dengan Aluna.

"Lun, gue itu cinta sama lo. Gue enggak mau kalo orang yang gue cintai tersakiti" ucap Deva lembut.

"Deva," Aluna menarik nafasnya dalam-dalam "makasih lo udah cinta sama gue, tapi maaf" Aluna menggantungkan ucapannya "gue enggak bisa bales cinta lo"

"Gue tau itu. Lo selalu bilang seperti itu ke gue Lun" Deva menundukan kepalanya "lo enggak pernah ngehargain cinta gue"

"Bukan gue enggak ngehargain tap-"

"Tapi apa Lun?" dengan cepat Deva memotong ucapan Aluna.

"Kalo lo bener-bener ngehargai gue. Lo bales cinta gue, Lun. Bukan ngabaiin gwe kayak gini." sambung Deva dengan nafas yang memburuh.

"Deva, kalo gue nerima cinta lo. Itu sama aja gue nyakitin lo, Deva. Percuma jika bersama tapi enggak punya cinta. Lo mau gue nerima cinta lo sedangkan hati gue engga buat lo?"

Deva menatap Aluna dengan tatapan sendu "Oke Lun. Oke. Gue akan belajar mengikhlaskan lo. Walaupun bagiku itu perkara yang sangat sulit"

"Tapi" Deva menggantungkan ucapannya "hanya satu yang gue pinta"

"Jangan menyesal atas keputusan lo, Lun. Dan Berbahagialah agar gue enggak nyesel ngelepasin lo buat orang lain"

"Maafin gue Deva, yang enggak bisa bales cinta lo" lirih Aluna.

Ahh sungguh Aluna sangat dilema. Padahal dia tidak seratus persen mengambil keputusan ini. Masih ada keraguan didalam hatinya. Ia takut kalau dia akan salah melangkah. Dan ada yang lebih Aluna takutkan. Yaitu, cinta yang datang terlambat!

Sungguh malang nasib Deva! Mencintai orang yang jelas tidak mencintainya. Namun dia masih bersih keras untuk memperjuangkan cintanya. Bodoh! Kenapa tidak mencari cinta yang lain saja? Sebegitu besarkah Deva mencintai Aluna sehingga dia tidak bisa berpaling ataupun berpindah kelain hati? Namun, berpindah hati tidak segampang mencari. Butuh waktu lama terkecuali dia dapat pengganti!.

Deva menarik tangan Aluna dalam pelukannya. Dia sangat menyayangi Aluna, walaupun yang Aluna beri malah sebaliknya. Miris!! Mencintai orang yang jelas tidak peduli dengan perasaan yang ia miliki. Ahh saking cintanya sampai tidak perduli pada hatinya sendiri. Walaupun terlalu sering dibuat luka tapi tetap saja memilih ada.

Didalam pelukan Deva, Aluna menitikan air mata tanpa sepengetahuan Deva. Didalam hatinya sangat merasa bersalah. Itu sebabnya air matanya menetes tanpa seizinnya.

"Kejarlah dia yang lo cinta. Yang lo pikir sempurna. Yang mampu membuat lo bahagia. Biarlah disini gue merana menunggu orang yang jelas enggak bersedia" ucap Deva tepat di telinga Aluna.

Aluna melepaskan pelukan Deva. Dia mundur satu langkah "Jangan nunggu gue Dev!" sanggah Aluna.

"Gue akan terus nunggu lo, Lun. Sampe cinta gue buat lo habis. Walaupun gue udah tau cinta gue buat lo engga akan pernah ada habisnya"

Sungguh cinta serta perjuangan Deva tak pernah terlihat. Tak pernah dihargai oleh orang yang ia cintai. Menyakitkan bukan? Cinta yang bertepuk sebelah tangan. Namun dia masih bersih kukuh untuk memperjuangkan.

"Gue enggak mau ngecewain lo untuk yang sekian kalinya"

"Ahh. Gue pikir ini bukan salah lo, ini keinginan gue sendiri" Deva tersenyum hambar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AlunalexandriaWhere stories live. Discover now