SEBELAS

7K 855 159
                                    

360 vote
153 komentar

🍃🍃🍃

                                                  
                                                  
Hari sudah cukup larut saat Danu melangkah gontai menuju unit apartemen miliknya. Dalam semrawut masalah yang berjejal di kepala, ada satu hal yang membuat ia merasa ringan melewati hari ini, yaitu adanya sesosok wanita bertubuh lembut dan selalu terasa hangat setiap kali ia memeluknya.

Sungguh, perasaan hangat yang terasa merasuk hingga ke dasar hatinya tak pernah sekalipun Danu rasakan, bahkan tidak ketika bersama dengan istrinya. Hanya wanita yang selalu bersikap malu-malu dan terlihat canggung itu saja yang sanggup menghantarkan rasa hangat ke hatinya. Dan karena perasaan hangat itu pula pada akhirnya membuat Danu memantapkan hati untuk menyiapkan satu hadiah spesial, yang diyakini akan membuat wanita menitikan air mata bahagia.

Dengan perasaan membuncah karena tak sabar lagi untuk segera bertatap muka dengan wanita yang telah membuat ia panas seharian ini, Danu memasukkan kunci dan membuka pintu di depannya. Pemandangan yang terpampang di depan matanya sanggup membuat ia terpesona untuk sesaat, tak sanggup mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Di sana, di atas sofa panjang yang posisinya menghadap pintu, wanitanya berbaring dan matanya terpejam. Perlahan setelah tersadar dari keterpesonaannya, Danu melangkahkan masuk ke dalam unit apartemennya, kemudian segera menutup pintu di belakangnya.

Sambil melepaskan ikatan dasi yang melilit di leher, lalu menggulung kemeja sampai ke siku, Danu kembali meneruskan langkah hingga ia berdiri menjulang di sisi sofa yang digunakan wanitanya untuk tidur.

Kelopak mata yang dinaungi bulu panjang dan lentik itu tertutup rapat. Pipinya yang putih bersih dan tak terdapat sedikitpun noda yang menghiasi, membuat Danu selalu gemas untuk mendaratkan bertubi-tubi kecupan di pipi bulat dan kenyal wanitanya itu.

                                    
Wanitanya...

Danu tersenyum senang saat hatinya kembali mengucapkan kata kepemilikan untuk wanita yang bisa membuat ia merasa hidup dalam arti yang sesungguhnya. Selama menjalani ikatan pernikahan yang sesungguhnya tak ia inginkan, tidak pernah sekalipun ia merasakan yang namanya bahagia. Semua yang dijalaninya hanya berdasarkan tanggung jawab semata.

Tapi kini, setelah wanita ini hadir dalam hidupnya, perlahan Danu bisa merasakan perasaan yang diinginkannya dari seorang wanita yang dulu tidak pernah dirasakannya.

Tak ingin membangunkan wanitanya dari alam mimpi, Danu memilih mendudukkan dirinya di karpet untuk memandangi wajah lelap wanitanya. Masih dengan senyum yang tersungging di bibir, ia mengangkat tangannya untuk menyingkirkan helaian rambut membandel yang menutup keseluruhan wajah bulat favoritnya.

"Cantik." gumam Danu sepelan mungkir agar tak membangunkan wanitanya.

"Kalau waktu bisa diputar, saya ingin bisa bertemu dengan kamu lebih dulu, Asya. Pasti kehidupan rumah tangga saya jalani akan bahagia dan setidaknya kita sudah pasti dikarunia anak seperti Bintang," Danu berbicara sendiri sembari mengusap lembut pipi bulat yang selalu membuat ia gemas. "Tapi apapun itu keadaannya, saya tetap bersyukur dipertemukan dengan kamu sekarang. Karena dengan kehadiran kamu, memberi terang buat hidup saya yang gelap." imbuhnya lagi.

Mungkin karena merasa diperhatikan, mata yang tak terhalangi kacamata tebal itu perlahan terbuka. Kemudian kalimat yang keluar dari bibir manis itu membuat senyum Danu kembali merekah.

"Kapan bapak pulang? Maaf... saya ketiduran makanya nggak sadar bapak pulang."

"Belum lama." Danu menjawab singkat.

Mencari Arti Bahagia [TTS #4 |SELESAI | Sudah Terbit]Where stories live. Discover now