04| 30 menit yang berharga

40 7 0
                                    

sabtu

4:00 pm

sunny menyusuri jalan trotoar dengan matanya menatap kosong ke depan, masih tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya sekarang. pikirannya melambung jauh pada peristiwa yang terjadi 30 menit lalu...

3:10 pm

"mau kemana lo?"

"bukan urusan lo."

"kita kan sodaraan ye, jadi gue berhak tau lo mau kemana sekarang."

"urus noh cewek lo," sunny melirik lawan bicaranya sinis dan segera berlalu keluar dari rumahnya.

hanya butuh waktu 10 menit berjalan kaki untuk sampai ke tempat yang dituju, supermarket. ia akan membeli bahan-bahan untuk di restoran dan beberapa bahan baru karena ia akan mencoba resep baru.

sunny menghabiskan 30 menit di dalam supermarket. alhasil, ia menjinjing 2 plastik berukuran besar. ia memilih untuk tetap berjalan kaki karena ia harus mengirit uang jajannya. ia pikir, ia juga jarang berolahraga, jadi berjalan kaki sore ini bukanlah hal buruk.

untuk sampai ke restoran, sunny harus melewati lapangan basket. di sana, sunny melihat ada seseorang yang sedang bermain basket seorang diri, namun ia tidak bisa melihat wajahnya karena ia meninggalkan kaca matanya di rumah.

sambil bersenandung untuk melupakan rasa lelahnya, sunny mempercepat jalannya karena sudah tidak sabar untuk mencoba resep barunya.

brugg. "aishhh.." sunny merintih.

sesuatu menghantam lengannya dan berhasil membuatnyatersungkur ke tanah. sunny terus mengelus lengannya yang kesakitan. di lihatnya bola basket di depannya berdiam manis dan ia tahu siapa yang kemungkinan sedang berlari ke arahnya.

sunny mengangkat kepalanya dan mata mereka saling bertemu. di detik kemudian, ia siap untuk terbang. benar-benar terbang, kalau saja sunny memiliki sepasang sayap.

"maaf, saya gak sengaja. apa ada yang luka?" suaranya lembut dan dalam masih sama seperti waktu di mana mereka pertama kali bertemu. sinar matanya melihat sunny dengan pancaran khawatir dan iba?

"ah.." sunny tidak mampu mengeluarkan suara dari mulutnya. ia seakan mematung melihat sosok di hadapannya dengan rahang mulutnya terbuka lebar.

"biar saya bantu," laki-laki itu mengambil 2 plastik belanjaan sunny dan satu tangan lainnya diulurkan untuk sunny. what a gentleman.

perempuan itu membalas uluran tangannya dan berdiri perlahan. bukan lengannya kini yang menjadi masalah, melainkan kepalanya yang terasa berat karena bertemu dengan makhluk Tuhan paling tampan di korea, begitu menurutnya.

laki-laki itu membawa sunny duduk di bawah pohon rindang, dekat dengan lapangan basket. sunny memperhatikan lelaki itu dengan seksama. wajahnya basah karena keringat, tapi tidak menutupi ketampanannya, malah menambah kesan seksi.

laki-laki itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dan membukanya, lalu mengambil satu benda yang sunny tahu adalah obat salep untuk memar.

"untuk jaga-jaga biar lengan kamu gak memar," katanya tanpa melihat wajah sunny.

kamu?! haishh, belom kenal aja udah manggil kamu, gimana kalo udah deket? dia manggil gue sayang kali ya? batin sunny merasa gugup berada di situasi sekarang.

secara perlahan, tangan laki-laki itu menarik tangan sunny dan ia letakkan di atas dengkulnya. sebelum mengoleskan salepnya, laki-laki itu melirik sunny untuk meminta izin dan diikuti anggukan sunny.

setelah memastikan semuanya sudah aman, laki-laki itu meletakkan kembali peralatan obatnya ke dalam tas. baru sunny akan membuka mulutnya, laki-laki itu memotong, "biar saya antar."

dan tanpa menunggu balasan sunny, ia dengan sigap memanggul tasnya di bahu dan menjinjing dua plastik belanjaan milik sunny.

"gak gak, saya-eh, gue bisa sendiri."

laki-laki itu tidak mengindahkan ucapan sunny dan berjalan keluar dari area lapangan tanpa kalimat apapun. sunny mengejarnya sambil terus berceloteh seperti burung kalau ia baik-baik saja dan memintanya agar tidak perlu membawakan barang belanjaannya.

"sunny side?" tanya laki-laki itu tepat sasaran, membuat sunny menutup mulutnya rapat dan mengangguk cepat.

emang mendingan gue tutup mulut deh, batin sunny.

dan sekarang, mereka berdua berjalan bersisihan dengan pandangan kosong karena sunny sangat merasa canggung dan selama mereka bersama, tak ada yang memulai topik pembicaraan.

4:10 pm

sampai di depan restoran, sunny merogoh kunci yang ada di saku jeansnya, membukakan pintu untuk mempersilakan laki-laki di belakangnya masuk lebih dulu. lalu sunny mengantarnya ke dapur untuk meletakkan barang belanjaan di sana.

"hmm, makasih.."

sebagai jawaban, laki-laki itu hanya mengangguk kemudian menundukkan badannya sedikit sebagai salam. laki-laki itu pergi tanpa mengucap sepatahkatapun. dan setelah itu, sunny merutuki dirinya karena sama sekali tidak berani untuk menanyakan nama atau username instagramnya.

Love at 12 || dks √Where stories live. Discover now