Pada sorot matanya yang kian sayup, ada tangis yang enggan berhenti. Pada langkahnya yang terlihat lambat, ada bekas peluk yang tetap terasa. Pada tangan mungil yang terlihat sedikit mengepal, bukan karna ia dendam—hanya saja ada bekas genggaman seseorang yang dulu pernah menempati sela-sela jarinya dan masih ia jaga. Seseorang lelaki pemikat yang telah pergi namun masih terjaga dalam hati perempuan pendiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingin Ku Katakan
PoetryDibaca sampai akhir ya? Agar kamu paham. Barangkali ada yang ingin aku sampaikan untukmu disini. Ini hanya sekedar tulisan seusai lamunan. Dari seorang perempuan yang tak pandai berucap. Yang tak mampu menyampaikan rasa.