not ending (Yoona-Sehun)

1.5K 110 10
                                    

Iseng iseng berhadiah, Alhamdulillah setelah tenang karna tadi pagi lancar sidang skripsi nya...
Big thanks buat semuanya...

Piriding.....

%%%%%%%%%%%%%%%©©©©©©©©©

Bagimu yang biasa, mungkin ini tak susah. Tapi percayalah, diusiaku yang menginjak 30 tahun ini merupakan yang pertama kali untukku. Sebelumnya aku selalu menanamkan pernyataan bahwa yang namanya wanita hanyalah sebuah beban. Akupun menanamkan penilaian bahwa membentuk keluarga atas dasar bisnis untuk saling menguntungkan terdengar lebih mulia dari pada aku harus mengejar wanita yang belum jelas asal-usulnya untuk dijadikan kekasih selama bertahun-tahun baru kemudian menikahinya.

Berperan sebagai lelaki yang memiliki kekasih menurutku sangat membuang-buang waktu. Bagaimana tidak? Setiap waktu kau harus memberi kabar dan membahas sesuatu yang sama setiap hari, seperti menenyakan kabar, menanyakan kegiatan apa yang dilakukan, menanyakan sudah makan atau belum, menanyakan apa menu makanannya. Oh ayolaaah, bahkan jika sang kekasih belum makan kau tak bisa memasakkannya lalu memberinya makan. Belum lagi setiap mau tidur harus melakukan rutinitas yang namanya menelfon, kalian pikir menelfon setiap hari tidak mengurangi bajet. Dan yang lebih parah lagi, setiap malakukan kegiatan yang dinamakan berkencan seorang pria harus mengeluarkan ekstra uang untuk memenuhi hasrat matrealistisnya. Tidakkah itu sudah cukup dijadikan contoh betapa ruginya seorang lelaki jika harus menjalani kehidupan dengan label kekasih seseorang ?

Tapi....

Pertahananku bak bangunan runtuh akibat gempa bumi yang sangat dahsyat. Semua berawal dari saat pengangkatanku menjadi CEO baru Hotel King di kawasan Ceondamdong. Dia dengan santainya berjalan disampingku untuk menuju lantai 9 melalui lift khusus. Aku yang merasa asing dengannya sedikit berbasa basi karna tak ingin namaku atau bahkan nama hotelku mendapat respon buruk hanya karna ketakramahan yang kulakukan padanya.

"Caesonghamnida agashi, lift khusus pengunjung ada di sebelah barat". Ucapku dengan lembut. Perlu kau ketahui bahwa aku akan menjadi sosok idaman jika menghadapi seorang pengunjung juga petinggi yang dengan baik hatinya menanamkan saham di hotel ini. Menurutku berbincang yang tak ada hubungannya dengan saham itu sangan membuang-buang waktu dan tenaga. Tapi lihatlah, bahkan dengan ucapanku yang selembut salju, dia hanya menanggapi..

"ne". Just it...dengan gayanya yang sangat cuek dan terus memainkan gedget-nya.

'ting'. Lift terbuka dan aku masuk. Diapun mengekoriku.

Jika dalam keadaan normal mungkin aku sudah menyuruhnya keluar. Kurasa saat itu aku mengalami gangguan sehingga aku hanya mengacuhkannya begitu saja. Anggaplah sebagai bonus pengangkatanku sebagai CEO.

Skip

Acara berjalan dengan baik dan aku dipanggil untuk mengisi kata sambutan sebagai CEO baru di hotel yang manjadi incaranku sejak dulu. Aku sedikit terkejut saat mengetahui dia ternyata menghadiri acara pengangkatanku yang berarti dia adalah salah satu orang penting dalam hotel ini, entah itu hanya pegawai atau bahkan pemilik saham terbesar.Masi sama, dia seperti tidak tertarik dengan acara ini. Entah mengapa melihatnya seperti itu membuatku geram, meskipun dia duduk dibelakang tidak bisakah dia lepas dari gedgetnya, yang dilakukan dari awal hanyalah bermain tanpa memperhatikanku yang jelas-jelas ini adalah pengangkatanku menjadi CEO.

Setelah hari itu aku justru jadi sering berjumpa dengannya dengan atmosfir seperti saat pertama berjumpa hingga beberapa minggu ku ketahui ternyata dia hanya adik dari sekertarisku-jaebum yang masih berkuliah di salah satu Universitas di Seoul. Wanita itu tidak bekerja di Hotelku, dia hanya membantu Jaebum dalam mengerjakan tugasnya. Dan setelah mengetahui hal tersebut, tentu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membuatnya bertaubat karna telah mempermainkan harga diriku. Aku bukan tipe pendendam sebenarnya, tapi mengingat sikapnya sejak awal yang seperti meremehkan membuat adrenaliku terntantang untuk memberinya pelajaran.

Itu semua dulu. Kurasa diriku sudah di guna-guna olehnya, hingga sehari setelah semuanya jelas. Aku langsung melamarnya.

Ya, aku melamarnya. Dia yang dengan acuh mengabaikanku saat pertemuan pertama.

"Kau pasti sedang memikirkan pertemuan pertama kita" Yoona-gadis yang sedari tadi s
aku ceritakan dan telah resmi mengganti marganya menjadi Oh- menyusulku di ranjang kemudian mengecup singkat bibir ku.

"Bukankah kau tak membutuhkan jawaban dariku nyonya Oh?" Hanya memikirkan bahwa dia kini sudah berganti marga saja sudah membuatku senang.

"Oh ayolaaah, itu sudah lama sekali Tuan Oh. Dan lagi, apa untungnya kau memikirkan aku yang masih tidak peduli denganmu" ya, dia bukan tipe orang yang akan memperhatikan sekitarnya, bahkan pernah saat kami pergi ke suatu mall terbesar ditengah kota mencari dress untuk menghadiri pesta rekan bisnisku terdengar suara keras yang membuat pengunjung penasaran, tapi dia dengan santainya mengatakan "jangan seperti mereka, cukup tinggi dan pasti nanti kita juga akan tau ada apa". See, seperti itulah Yoona ku.

"Aku hanya merasa beruntung karena mendapatkan Dewi Fortuna sehingga bisa menjadi teman tidurmu". Mungkin dia akan mual mendengar itu setiap kali kita sedang bercengkrama, tapi percayalah, itu tulus dari hatiku. Aku sangat beruntung bisa menikahi dia yang menjadi dambaan setiap orang tua untuk dijadikan menantu.

Cup. Dia mengecup bibirku singkat.

"Sebaiknya oppa cepat tidur karna besok kau harus bekerja. Aku tak ingin merasakan hidup miskin bersamamu". Hahaha, sudah kukatakan bukan kalau Yoona itu tipe cuek, dia hanya tidak suka dengan omongan tidak jelas yang aku lontarkan. Terkesan kasar memang, tapi aku suka. Dan itu yang membuatku semakin jatuh cinta padanya.

"Aku tidak akan jatuh miskin hanya karna tidak masuk satu hari sayaaang. Bahkan jika kau memintaku untuk tidak kekantor sebulan pun aku akan tetap kaya". Aku menaikan selimut yang menutupi tubuhku dah tubuh mungilnya.

"Sssstt, jangan berisik. Aku lelah dan ingin cepat tidur". Kepalanya mendusel ke dadaku dan tangannya ia gunakan untuk memelukku. Sungguh menggemaskan ketika dia tidak pernah mengeluarkan kalimat romantis namun apa yang dilakukan justru berbanding terbalik, aku jadi semakin ingin memangsanya kan.

"Apakah kau sedang merayuku Nyonya Oh?". Tidak melepaskan pelukannya, aku mengecup keningnya, menyalurkan hasrat terpendam yang masih bisa menunggu.

"Simpan pikiran kotormu karna aku sedang merah".

Skak mat

------------------------%%%%%%------------------------
Ini apa sih,.. Gatau, aku juga bingung.
Pokoknya pengen aja ngetik...
Hope you like it

Berharap ada keajaiban yang bikin Yoona ngadain fanmeet di Indo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berharap ada keajaiban yang bikin Yoona ngadain fanmeet di Indo... Aamiin...

OneshootWhere stories live. Discover now