Miahae (Yoona-Sehun)

2.2K 122 11
                                    

Langsung baca aja ya... lagi gak bisa berkata-kata, kepikiran Yoona lagi di SG dan gw gabisa nonton padahal itu deket banget T_T

------------%%%%%%%------------

"Tak bisakah kau lebih berhati-hati!" ucapnya ketus kala mendapatiku tengah jatuh terduduk akibat mengikutinya yang berjalan dengan cepat karna ingin menemui kekasih simpanannya. Bukan kekasih simpanan sesungguhnya. Aku terlalu munafik untuk mengakui bahwa aku hanya alat untuknya agar diberi ijin oleh kedua orangtuanya untuk keluar rumah.

Wanitanya adalah Seohyun - seorang model yang terkenal. Dengan alasan tak bisa go public, wanita itu membayarku dengan bayaran yang sangat menggiurkan untuk berpura-pura menjadi kekasih seorang cinta pertamaku-Sehun. Tanpa pertimbangan akupun menyanggupinya, karna sesungguhnya aku sangat membutuhkan uang itu untuk pengobatan appaku yang sedang dirawat di rumah sakit.

Semua berjalan lancar hingga Sehun berkata akan memperkenalkan aku dengan orangtuanya. Aku semakin merasa bersalah karna kepercayaan mereka. bahkan terkadang jika samchon- ayah sehun, pergi keluar kota untuk urusan bisnis, aku diminta untuk menemani Sehun dirumah agar dia tak kesepian. Meskipun berhujung akulah yang menjaga rumah sehun karna dia menginap dirumah kekasih sungguhannya.

Terhitung sudah hampir dua tahun sejak aku menandatangani kontrak konyol itu dan hampir dua belas tahun aku masi menyimpan perasaan ini untuk Sehun. Dilihat dari sikap Sehun selama ini sepertinya dia tidak tertarik padaku, tapi apakah benar demikian. Jika benar dia tak tertarik sedikitpun, terbuat dari apa hatinya ? bahkan batupun bisa terkikis oleh waktu.

Dua minggu lagi, dan kontrak ini akan berakhir. Sedikit aku merasa senang karna tak harus melihat kemesraan Sehun dan Seohyun, tapi tak kupungkiri aku sangat sedih karna aku harus berpisah dengan Sehun. Dalam kontrak juga tertuliskan bahwa setelah ini apapun alasannya aku tak boleh menemui Sehun. Karna baik Sehun maupun Seohyun akan merasa terganggu jika melihat keberadaanku.

"dua pekan kedepan menginaplah disini". Ucap eomma sehun, "aku dan appa sehun akan ada bisnis di china"

"ne eomma". Sejak sehun mengenalkanku pada orangtuanya, ia langsung memintaku memanggilnya begitu. Sedikit aneh awalnya, tapi seiring waktu akupun terbiasa.

Setelah acara makan itu, orang tua Sehun berangkat. Akupun membersihkan kamar sehun. Ada pembantu memang, tapi sehun tak mengijinkan siapapun memasuki kamarnya kecuali aku dan Seohyun tentunya.

Hari-hari berlalu begitu saja, entah mengapa Sehun justru bersikap aneh padaku. Errr, semakin perhatian. Mungkinlah, atau memang bonus karna ini detik-detik akhir dari kontrak. Ini hari terakhir, dia mengajakku jalan-jalan, benar-benar seperti kekasih sungguhan. Bohong jika aku tak menyukainya. Saat tadi malam dia menawarkan acara jalan-jalan ini. Aku bahkan tak bisa tidur membayangkan bagaimana kisah seharian menemani Seohyun dan sehun memadu kasih. Tapi aku salah, tadi pagi tidak ada bel berbunyi tanda kedatangan Seohyun. Kupikir dia akan menunggu kami disuatu tempat. Tapi dugaanku juga salah. Semua berjalan tanpa pernah aku pikirkan sebelumnya, aku sangat bahagia akan hari ini. Sehun juga terlihat sangat menikmati moment kami.

Tapi, semua begitu singkat saat tiba-tiba sehun terjatuh dan langsung mengeluarkan darah melalui hidungnya. Aku kebingungan. Segera kami menuju rumah sakit. Letaknya tidak jauh dari tempat kami menikmati jalan-jalan dan aku sempat menghubungi orang tua sehun serta seohyun tentunya. Tubuh tak berdaya sehun segera dibawa masuk unit gawat darurat. Aku duduk di ruang tunggu, rasanya tak mampu hanya untuk menghirup oksigen.

"sebenarnya kau kenapa Sehun-ah" tangisku pecah begitu saja.

Terlihat Seohyun dan orang tua Sehun berlarian. "bagaimana keadaan Sehun" eomma bertanya dengan nada khawatir yang ketara "dia masi didalam eomma... hiks...hiks..." jawabku tak bisa menahan tangis. "eomma, sebenarnya Sehun kenapa?" tanyaku sambil memeluk eomma. Seohyun hanya duduk disudut, tapi dari mukanya terlihat jelas bahwa dia sangat menghawatirkan keadaan Sehun. Dia tak berbicara namun dia juga tidak menangis, hanya menunduk tanda rasa kekhawatirannya pada Sehun. Aku sebenarnya bingung dan merasa ganjal akan semua ini, tapi kuurungkan karna terlalu khawatir akan keadaan Sehun.

Lampu hijau dari ruang UGD menandakan penanganan Sehun sudah selesai. Seorang dokter keluar dan menghampiri appa sehun. Ia tak berkata apa-apa, hanya menggeleng. Aku masi bingung, tapi seketika appa menangis dan disusul eomma dan Seohyun yang justru limbrung. Demi tuhan, aku sangat membenci saat-saat dimana aku tak mengerti apa-apa seperti saat ini. Aku hanya tahu Sehun tidak dalam keadaan yang cukup baik.

Tiga hari berlalu Sehun meninggalkan kami. Aku masih terlalu lemah untuk hanya sekedar beranjak dari tempat tidurku. Banyak kalimat yang masih susah untuk dicerna, termasuh sesaat setelah pemekaman-nya. Seohyun mendekatiku dan menyampaikan pesan dari Sehun.

"sebenarnya aku dan sehun hanya bersahabat, dia yang memintaku melakukan kontrak itu. Dia sadar tidak bisa menemanimu untuk selamanya. Dan saat ayahmu sakit, Sehun merasa itu waktu yang tepat untuk membuat semua menjadi mudah. Dia mencintaimu unni, Sehun sangat mencintaimu, dia hanya tak ingin membuatmu sedih jika mengetahui apa yang sedang dia alami". Sedikit memberi jeda untuk bernafas dalam "dan ini ada titipan dari sehun sebelum kepergiannya" seohyun memberikan sebuah kotak hitam berhiaskan pita berwana biru.

Aku jadi teringat akan pemberian Sehun. Kubuka laci meja dan mengambil kotak tersebut. Tidak sulit untuk membukanya karna buktinya aku tak membutuhkan tenaga ekstra dengan hanya berbekal sisa-sisa tenaga yang aku miliki.

Didalamnya terdapat tiga album. Kuambil dari yang paling lusuh-menurutku, dengan perlahan kubuka. Tak ada gambar, hanya ada tulisan tangan bertuliskan seseorang yang berarti. Saat lembar pertama kubuka, aku kaget bukan main. Disana ada gambarku saat kelas lima SD. Aku tak tahu bagaimana bisa sehun memiliki foto ini. Aku bahkan tak ingat pernah memiliki foto tersebut. Dibawahnya ada note dengan tulisan khas anak SD "peri kecil yang membuatku semangat saat hari pertama pindah ke Seoul". Lembar-lembar berikutnya kulihat dengan seksama sambil membaca setiap note yang dituliskan sehun kecil. Hingga lembar pertengahan ada fotoku saat acara pelepasan saat kelas enam. Aku menggunakan dress biru dan dibawahnya terdapat note "sepertinya akan susah berjumpa dengan peri kecil".

Tes... airmataku tak terbendung lagi, kekuatanku menghilang, pikiranku tak menentu. "Sehun-ah....." ucapku lirih, menutup album karna tak bisa meneruskan semuanya.

Fantasiku tentang cinta sebelah pihak yang aku rasakan ternyata sebuah kebohongan. Aku hanya kurang memahami sekitarku karna terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri. Penyesalan kini menggerogoti hatiku karna kebodohanku sendiri. Harusnya aku menyadari perasaanmu lebih awal agar tak ada penyesalan.

Mianhae...

------------%%%%%%%------------

Gomawo udah gak muntah baca karya gw....

mbak gw cakep bener elaaah, beruntung bener yg bisa liat secara langsung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

mbak gw cakep bener elaaah, beruntung bener yg bisa liat secara langsung.

OneshootWhere stories live. Discover now