Epilog

4.2K 269 24
                                    

Genap sudah dua tahun setelah kematian Hyeemi, Putri dari Jeon Jungkook dan Kim Yerim. Meskipun keduanya telah ikhlas atas kepergian putrinya, namun terkadang kesedihan masih nampak jika mengingat kenangan mereka dua tahun yang lalu. Kini Jungkook dan Yeri memutuskan pindah dan tinggal di Busan, mereka ingin melupakan kejadian-kejadiaan yang menimpa keduanya. Tuhan yang maha adil, memberikan mereka kebahagian yang berlipat ganda. Karena kedatangan si kembar yang lahir satu tahun yang lalu.

"Eomma.. Dimana baju baru ku" Jeon Hyura, Putri kedua Yeri yang lahir beda lima menit dengan yang pertama

"Eomma.. Sepatu ku hilang" Jeon Hyujin, si kembar yang lahir pertama dari Hyura

"Sayang, kau tau dimana letak dasi ku" tak mau kalah dengan kedua anaknya, Jungkook juga sangat manja dengan Yeri. Katanya, itu sebagai ganti karena dulu waktu hamil si kembar Yeri sangat manja dan pemalas.

Suasana rumah keluarga Jeon, memang tak pernah luput dari keramaian dan suara ribut kedua anaknya. Kim Yerim, tak pernah sekalipun mengeluh meski banyak tugas rumah tangga yang dia kerjakan. Namun baginya itu semua kebahagian yang tak ternilai harganya.

.

Semua kini berkumpul dimeja makan, Hyujin dan Hyura duduk berdampingan. Mereka makan dengan lahap tanpa bicara sedikitpun.

"Oppa, kita jadi ke Seoul kan?" Kim Yerim, menoleh kearah samping dimana Jeon Jungkook duduk dan melahap makanannya.

"Iya sayang. Kita akan mengunjungi Hyeemi" Senyum terpancar di wajah Jungkook, meski matanya masih tersirat kesedihan.

Yeri yang mengerti tatapan itu segera mengelus lengan Jungkook dan tersenyum.

"Eomma, kita akan mengunjungi Eonni kan" Hyura ikut menimbrung dengan mulut yang masih penuh makanan.

"Sebaiknya kau telan dulu makanannya Hyura" tegur sang kakak yang melihat adiknya bicara dengan mulut yang mengembung.

"Iya Oppa aku tau! Kau itu selalu cerewet sekali" Hyura memang selalu begitu kalau berhadapan dengan kembarannya itu.

"Terserah kau saja" ujar Hyujin lalu menjulurkan lidah ke arah Hyura, dan dibalas pukulan hebat di lengan Hyujin.

"Hyura, tidak boleh memukul seperti itu" Jungkook menegur putrinya yang suka sekali memukul

"Iya Appa, maaf" Hyura menunduk karena takut dengan Jungkook. Appanya ini sangat memanjakan keduanya. Dan tak salah, jika mereka juga sangat penurut.

Yeri hanya menggeleng dan tersenyum menghadapi si kembar yang suka sekali bertengkar.

"Yaudah! Sekarang kalian siap-siap. Kita akan mengunjungi Hyeemi Eonni" Yeri membuka suara setelah keheningan dari kedua anaknya berlangsung.

"Siap Eomma" ujar keduanya serempak lalu berlari menuju kamar yang terletak dilantai atas.

°°°

perjalanan ke Seoul tak membutuhkan waktu lama. Keluarga kecil itu telah sampai dimana tempat peristirahatan terakhir Putri pertama mereka. Dapat mereka lihat foto Hyeemi yang menampakkan kebahagian tanpa beban apapun, namun sikecil itu yang menjadi korban atas masalah yang harusnya orangtuanya hadapi, foto yang masih bersih terpampang di dekat sebuah undukan dimana makam Hyeemi berada
"Eomma sama Appa datang kesini buat nengokin Putri kecil kami. Hyeemi pasti udah bahagia disana" tak terasa air mata keluar dari wadahnya. Yeri terisak kecil.
 
Jungkook dan kedua anaknya memandang gundukan itu dengan seksama. Perlahan semua memanjankan doa untuk si kecil yang tengah beristirahat.

"Kami sayang Hyeemi. Hyeemi selalu menjadi bagian dari kami sampai kapan pun. Maafkan Appa sayang, ini salah Appa nggak seharusnya kamu ngalamin ini" ujar Jungkook lalu menunduk.

Hyura dan Hyuji juga sama, meneteskan air mata dan terisak. Mereka tak banyak bicara, tapi mereka tau bahwa Hyeemi selalu ada dihati mereka.

°°°

Kebahagian juga dirasakan pasangan Taehyung dan Irene, mereka kini menjalani kehidupan dengan lebih baik, tak ada orang-orang yang menentang hubungan mereka lagi. Meskipun itu kedua orang tua Taehyung. Taeri Juga tumbuh dewasa dan jangan lupakan, perut buncit Irene yang menandakan kehadiran calon anak kedua mereka. Mereka juga sudah tau akan kematian Hyeemi, Taeri menangis bahkan tak mau makan sebelum ketemu Hyeemi. Namun sebelum Yeri pindah, Tuhan mempertemukan mereka.

°°°

"Oppa... "

"Iya?"

Kini mereka berada di taman bermain dekat dengan tempat pemakaman. Jungkook dan Yeri melihat kedua anaknya bermain kesana kemari.

"Aku bahagia dengan kehidupan kita sekarang" ujar Yeri lalu meletakkan kepalanya untuk bersandar di pundak Jungkook.

"Kita mulai lembaran baru bersama anak-anak, aku sangat menyayangi kalian" satu kecupan didaratkan pada kening Yeri.

"Arrgh.... " teriakan Hyura membuat Yeri dan Jungkook berlari menghampiri keduanya.

"Kenapa sayang?  Tanya Jungkook lalu berjongkok didepan Hyura.

"Oppa mencium pipiku, aku nggak suka" ujar Hyura cemberut sambil mengusap pipinya.

Jungkook terkekeh"Bagus dong, itu tandanya Oppa sayang Hyura" ucap Jungkook sambil menggendong putrinya

"Hyura sudah besar, nggak mau dicium Oppa" ujarnya masih dengan raut wajah kesal.

"Aku juga tidak mau menciummu lagi, kau bau belum mandi" ujar Hyujin menggoda Hyura. Namun detik berikutnya wajah Hyura seperti akan menangis, Yeri tau kalau putrinya itu sangat sensitif dengan bau badan sama seperti Jungkook.

"Hiikzz     Hikkzzz, Oppa jahat" ujar Hyura terisak dalam gendongan Jungkook.

"Hyuji, jangan seperti itu sayang" tegur Yeri, melihat Hyura menangis membuat Hyujin ikut menangis.

Jadilah taman yang sepi pengunjung itu menjadi ramai karena tangisan si kembar. Namun yang membuat Yeri dan Jungkook heran, meskipun sering bertengkar tapi mereka sangat sulit dipisahkan.

"Kehidupan memang tak bisa diduga oleh akal manusia, Tuhan mengambil. Namun juga memberi, aku hanya ingin hidup bahagia bersama mereka, orang yang sangat aku sayangi.
Untuk Kim Yerim wanita yang sangat aku cintai, terima kasih telah menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anak ku. Aku sangat bersyukur bisa memilikimu sampai maut memisahkan"-jjk





Akhirnya selesai juga. Ini Epilog rasa chapter😀😀

Makasih untuk kalian semua yang udah baca cerita ini sampai sekarang. 😊

..                       end


All Because Baby(✔) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant