Chapter 32

2K 209 37
                                    

Seluruh tubuhnya membeku melihat tubuh wanita yang disayanginya tergeletak penuh darah. Jantungnya berdetak tak karuan, ketakutan menjadi hal utama yang dirasakan Jeon Jungkook.

"Yeri.. Hikz.. Hikkz, bangun Yeri jangan tinggalkan aku, buka matamu sayang" Jungkook terus meracau mengecupi setiap inti wajah Yeri yang terkena percikan darah. Air mata sudah tak terbendung lagi, kaki nya lemas. Mobil ambulan melaju dengan kecepatan penuh.

Sesampainya dirumah sakit para suster segera membawa Yeri ke dalam. Jungkook berlari mensejajarkan tubuhnya dengan brankas yang membawa Yeri

"Maaf tuan, anda tidak boleh masuk" ujar salah satu suster membuat Jungkook menggeram marah

"Biarkan aku masuk, istriku membutuhkan ku. Tolong biarkan aku menemaninya" ujar Jungkook.

"Tidak bisa tuan, istri anda harus segera ditangani. Saya permisi" pintu itu tertutup rapat. Menyisakan Jungkook yang berdiri mematung dengan tangis yang tak terbendung.

"Yeri, ku mohon jangan tinggalkan aku, bertahanlah demi anak kita" ujar Jungkook, tubuhnya merosot karena tak mampu menopang.

"Jungkook!!!! Dimana Yeri, apa yang terjadi dengannya" Ny. Kim datang dengan raut wajah yang sangat khawatir. Jungkook tak mampu menjawab pertanyaan mertuanya. Ini salahnya, seharusnya Yeri tidak datang ke kantor, seharusnya sekertaris itu tidak masuk keruanggannya.

Beberapa saat pintu ruangan Yeri terbuka, disana diatas brankas Yeri masih Setia memejamkan matanya. Brankas itu didoron keluar oleh beberapa suster dan dokter. Jungkook dan Ny. Kim menghampiri Yeri

"Kenapa dengan anak saya dok, dia mau dibawa kemana? "

"Yeri bangun, aku disini, maafin aku Yeri" Jungkook menggoncangkan tubuh lemah Yeri, meskipun tak ada respon.

"Maaf, pasien harus segera dioperasi. Bayi nya mengalami kontraksi akibat benturan, jika tidak segera dilakukan operasi maka kemungkinan bayi dan ibunya tidak akan selamat" ujar dokter tersebut
"Maaf kami harus segera melakukan operasi, mohon pihak keluarga mendoakan yang terbaik" dokter tersebut berlalu dengan Yeri yang masih Setia memejamkan mata.

Setelah mendengar penuturan dokter, Jungkook dan Ny. Kim tak kuasa menahan tangis. Mereka berlari menuju ruang operasi.

"Jungkook, jangan seperti ini. Yeri pasti baik-baik saja" Ny. Kim berusaha menenangkan Jungkook, meski dirinya sendiri tak bisa untuk menahan air mata.

"Gimana, keadaan Yeri" Irene, Taehyung dan yang lainnya datang secara bersamaa, Ny. Kim mendongak menatap wajah mereka semua. Taeri terus menangis dalam gendongan Taehyung.

"Yeri, harus dioperasi" ujar Ny. Kim lirih. Sedangkan Jungkook sudah tak mampu berkata-kata, ingatan dimana istrinya hampir meregang nyawa masih memenuhi otaknya.

"Hikkz... Hikkz.. Tae... Taeli benci Appa Kookie, Appa jahaat. Hikss.. Hikkz" semua orang mengalihkan tatapannya kearah anak kecil dalam dekapan Taehyung

"Sayang, jangan bicara seperti itu" Irene berusaha membujuk putrinya.

"Imo, kenapa Yeri bisa seperti ini" Seulgi mulai angkat bicara, disampingnya ada Jimin.

"Ini salahku, semua salahku" perhatian semua orang beralih ke arah Jungkook.
Jimin mendekat dan menepuk bahu Jungkook, guna menguatkan sahabatnya tersebut.

"Jangan nyalain diri lo sendiri Kook, ini kecelakaan" ucap Jimin

°
°
°
°
Hampir dua jam Jungkook menatap pintu ruang operasi, baik Ny. Kim dan yang lainnya telah meminta Jungkook untuk istirahat, namun semua tawaran mereka ditolak halus oleh Jungkook. Akhirnya mereka menyerah dan membiarkan Jungkook dengan kemauannya.

Cklek

Pintu ruang operasi terbuka, menampilkan dokter dengan peluh keringat diwajahnya. Semua yang melihat itu segera menghampiri dokter, berharap kabar baik lah yang mereka terima.

"Dok, bagaimana kondisi istri dan anak saya?" Jungkook mengguncang lengan dokter yang bertagname Dokter Lee.

"Bayi nya selamat, namun masih dalam kondisi yang lemah. Syukurlah kalian tepat waktu membawa kerumah sakit" ujar dokter tersebut. Semua yang mendengar penjelasan sang dokter bernapas lega. Namun Jungkook merasa ada yang masih mengganjal dihatinya.

"Dokter bagaimana istri saya, dia baik-baik saja kan"

Dokter menghembuskan napas"istri anda mengalami koma, karena banyak darah yang dia keluarkan. Rumah sakit kehabisan stok darah yang sama dengan pasien. Kami mohon pihak keluarga ikut membatu mencari mendonor darah untuk pasien" kalimat dokter berhasil menghantam hati Jungkook. Air mata kembali menetes setelah senyuman akan kehadiran buah hati mereka selamat

"Saya Eomma nya dok, tolong ambil darah saya" ucao Ny. Kim

"Maaf Nyonya tapi golongan darah pasien sangat langkah, dia memiliki golongan AB-"

"AB-?, Appa Yeri yang memiliki golongan darah itu" tutur Ny. Kim

"Kalau begitu, kita bisa melakukan donor darah sekarang" dokter berjalan mendekati Ny. Kim

"Appa nya sudah meninggal"

Semua tampak berfikir untuj mencari pendonor buat Yerim, Jungkook dari tadi terus berusaha menelfon rekan-rekan nya untuk membatu mencarikan pendonor

"Dok, apapun itu tolong selamatkan istri saya"

"Baik tuan, kami akan terus berusaha, tapi kami mohon untuk segera mendapatkan pendonor, karena semakin lama kondisi pasien akan melemah kekurangan darah" dokter itu berlalu pergi setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Jim, tolong hubungi rumah sakit yang ada di Seoul. Bahkan diluar Seoul"

Jimin mengangguk dan segera melaksanakan tugasnya.
°
°
°
°
Sampai sekarang belum ada pendonor yang cocok buat Yeri, namun Jungkook tak akan menyerah begitu saja. Istri nya adalah prioritasnya.
"Kook, belum ada stok darah AB-" ujar Jimin menghampiri Jungkook yang kian mondar-mandir menghubuhi pihak rumah sakit manapun. Namun nihil, belum ada satupun yang cocok

"Aku akan menjadi pendonor Yeri... "


Hayo siapa tu yang jadi pendonor Yeri????

Halo, iya double hari ini. Hehe...

Sekian. 😃😃

All Because Baby(✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang