Pertemuan terakhir

1.3K 67 12
                                    

Hari ini sudah dua tahun sejak Keyra meninggalkan Jakarta. Sekarang Keyra sedang berdiri di proyek superblock yang dikerjakan Josh. Proyek superblock sudah tinggal sedikit lagi selesai, terlihat orang berpakaian kuning menyapu halaman yang di lapis dengan keramik warna merah bata itu agar bersih dari sampah dan debu. Seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Hi kak." Keyra menoleh dan anak remaja itu tersenyum.

"Angel." Keyra langsung memeluknya. Angel, anak panti asuhan yang dulu masih kecil sekarang sudah menjadi anak remaja dan sudah setinggi Keyra.

"Kakak kemana aja, kok ga ada kabar."Angel melepaskan pelukannya.

"Kakak di tugaskan di Aussie. Kepergian kakak mendadak, kakak tidak sempat memberi kabar. Sori ya."

"Gapapa kak. Santai aja." Angel masih tersenyum ramah, tidak tampak kesal.

"Kamu tinggal di mana sekarang?" tanya Keyra.

"Disini kak."

“Di sini? Bukannya panti asuhan di gusur?” Keyra tidak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.

“Ga kak. Ikut aku kak, aku tunjukin di mana sekarang panti asuhannya.”

Angel menggandeng tangan Keyra dan menuntunnya memasuki bangunan tersebut, melewati selasar hingga menuju pada bagian sisi kiri bangunan yang di hias dengan tanaman hijau dan bunga, pada bagian tengahnya adalah panti asuhan itu. Panti asuhan itu sudah di renovasi lebih bagus daripada sebelumnya. Angel terus membawa Keyra masuk ke panti asuhan yang baru itu.

"Bu, Keyra datang.!" Angel memanggil Bu Frida yang sibuk merapikan buku-buku di lemari. Tanpa banyak kata, Bu Frida bergegas menghampiri Keyra dan memeluknya,
"Kemana saja kamu , nak? Menghilang begitu saja." Mengelus punggung Kayra dengan rasa sayang.

"Maaf bu, saya pergi ga pamitan." Ujar Keyra lirih, air mata sudah hampir mengalir.

"Ya sudah ga papa yang penting kamu sudah datang sekarang, Angel tolong ambilkan teh ya." pinta Bu Frida ke Angel sambil  mengusap air mata yang sudah mulai menetes dari mata Keyra. Angel mengangguk dan pergi mengambil teh, sementara Keyra dan Bu Frida duduk di kursi yang ada di teras.

"Bagus sekali panti asuhan ini, saya pikir sudah …."Keyra tidak melanjutkan ucapannya.

"Di gusur maksudmu?" Bu Frida tersenyum. Keyra mengangguk.

"Awalnya juga ibu pikir begitu, tapi ternyata Tuhan punya rencana lain. Tuhan yang membuat panti asuhan ini jadi lebih baik melalui Josh. Josh setiap bulan datang ke sini. Mananyakan kamu. Sebentar…" Bu Frida masuk ke dalam.Tak lama ia keluar membawa kado dan amplop.

"Setiap tahun dia titip kado ulang tahun buat kamu. Kali aja liburan kamu pulang kampung, katanya. “ Bu Frida memberikan kotak yang di bungkus kado yang diikat dengan pita warna pink, dan boneka beruang yang berukuran cukup besar. Terakhir memberikan sebuah amplop. Keyra membuka amplop, ternyata di dalamnya ada sebuah kartu. Keyra  mengeluarkan kartu itu, dan membacanya. Itu kartu undangan.

”Minggu lalu ia datang ke sini, ngasih undangan buat kamu datang saat peresmian superblock ini."

Ia merasa malu karrena selama ini menuduh Josh berbohong.

"Kamu datang ya,nak."

"Ga ah, bu. Saya malu."

"Malu kenapa?"

"Saya sempat marah dan  nuduh dia macam-macam."

"Justru ini saatnya kamu, menunjukkan bahwa kamu ga marah lagi sama dia. Dia udah nunggu kamu 2 tahun Keyra. Kalau ada orang yang sayang sama kamu, harus kamu hargai dan kamu jaga. Jangan disia-sia kan, klo udah hilang susah lo nyarinya." Bu Frida menepuk bahu Keyra. Keyra menunduk dan berpikir.
***

Keesokan harinya, jam dinding menunjukkan jam 8 pagi. Jam 9 pagi peresmian pembukaan superblock. Di sepanjang jalan menuju memasuki area superblock banyak terpampang rangkaian bunga ucapan dari para supplier dan pihak-pihak yang selama ini mensupport pembangunan superblock itu.

Keyra yang masih di kamar hotel bangun dengan terburu-buru, ia kesiangan karena semalam ia masih galau untuk memutuskan apakah akan datang ke peresmian superblock atau tidak, perasaan antara ingin bertemu dengan rasa takut saat bertemu dengan Josh. Takut jika ternyata Josh tidak menyukainya lagi atau bahkan mungkin membencinya setelah apa yang dilakukannya selama ini. Hatinya berkata ingin datang, tapi kepalanya berpikir untuk tidak datang karena semua sudah terlambat. Tapi saat dia bangun entah mengapa badannya serasa bergerak untuk segera datang ke acara itu. Sedangkan pikirannya memanipulasi bahwa ia akan hanya melihat Josh sejenak setelah itu ia akan menghilang selamanya. Dan kisah inipun akan berakhir. Ia keluar memakai selop dan kembali ke masuk ke kamar mengambil high heelsnya.

Di dalam taxi jantungnya berdebar dan hatinya gelisah. Sebelum datang ke acara itu ia mampir dulu ke panti asuhan seraya meminta dukungan dari Bu Frida. Padahal ia hanya akan datang melihat Josh sebentar, tapi rasanya seperti akan di sidang. Sejam perjalanan akhirnya ia sampai di panti asuhan. Bu Frida melihat kedatangan Keyra dengan sangat bahagia.

“Key, untung kamu datang. Bantu ibu siapin anak-anak ini. Bawa ke belakang panggung, mereka akan menyumbangkan nyanyian. Angel kamu juga sama Keyra.”

“Iya bu.” Keyra dan Angel menjawab bersamaan. Mereka  membuat barisan agar anak-anak SD itu berbaris dengan rapi dan berjalan menuju bagian belakang panggung. Bu Frida menyusul dengan membawa topi yang akan di gunakan anak-anak laki-laki. Di belakang panggung semua sibuk merapikan baju anak-anak kembali karena mereka kadang suka usil menarik baju temannya yang lain. Dan kemudian Bu Frida tersadar.

“Kamu ngapain di sini, Key? Kamu kan tamu.”

“Bu, aku di sini aja deh.”tangan Keyra memegangi ujung bajunya dengan gelisah. Bu Frida melihat kegelisahan hati Keyra, dan memegang tangan Keyra.

“Udah kamu ke depan gih. Semuanya pasti baik-baik saja. Ibu doakan kamu sama Josh balikan lagi.” Suara lembut dan senyum Bu Frida menenangkan hati Keyra. Ia berjalan meninggalkan belakang panggung dan menuju ke pintu masuk utama.
Pukul setengah sembilan kursi dan meja yang dipersiapkan sudah mulai ramai dengan para undangan. Ada Gubernur Jakarta datang dan beberapa pria berpakaian tentara. Saat memasuki pintu masuk Keyra sudah melihat Josh dari kejauhan. Josh berpakaian batik, postur tubuhnya tidak  banyak berubah, hanya kulitnya sekarang agak gelap. Acarapun di mulai dengan doa ucapan syukur dari MC, kata sambutan dari beberapa orang penting yang terlibat, termasuk Josh, dan  pemotongan pita. Saat acara selesai Keyra hanya memandangnya dari antara kerumunan orang yang mengucapkan selamat, tidak ada keberanian mendekatinya. Ia tersenyum karena sekarang ia bisa melihat Josh, namun juga masih terasa sedih atas apa yang pernah dilakukannya. Keyra berbalik hendak pulang.

"Keyra." Terdengar suara Josh memanggil, Keyra terpaku, bertanya dalam dirinya apakah benar Josh memanggilnya atau hanya khayalannya.

"Key.."Suara itu terdengar lagi. Kali ini Keyra menoleh untuk memastikan. Josh sudah berjarak tiga langkah darinya.

"Hi,, kamu datang juga, apa kabar?" senyum Josh ramah sambil mengulurkan tangan. Sorot mata Josh terlihat berbinar sekaligus sendu. Keyra tak sanggup melihatnya terlalu lama, karena ia jadi ingin menangis.

"Ka..kabar baik." Keyra membalas uluran tangan Josh, namun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Berharap ada waktu untuk bisa mengendalikan perasaannya.Tapi terlambat saat Josh menjabat tangan Keyra, dan menarik Keyra ke pelukannya.

"Keyra , I miss you,,so much."

Saat itu juga air mata Keyra berderai.”I miss you too, Josh.”

CINTA DI ATAS KERTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang