Saat sakura merekah, artinya musim semi tiba.

871 52 8
                                    


Di sore yang sama, di tempat duduk yang sama, Josh sudah  menunggu Keyra. Memainkan jarinya di games android yang ada di handphonenya. Memakai jas dan celana abu-abu muda, kemeja hitam, dasi kupu-kupu merah tua, dan sepatu sneaker putih. Saat Keyra datang dengan tergesa-gesa karena jam tangannya sudah menunjukkan pukul 18.05. Keyra sudah berdiri di depan Josh dengan nafas yang tersengal-sengal, keringat bercucuran, make up yang luntur dan rambut yang berantakan, seperti anak sekolah yang terlambat masuk.

"Sori telat. Mendadak ada meeting." Katanya sambil menarik nafas.

Josh menengadahkan kepala dan melihat Keyra dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dan terlihat tidak puas dengan apa yang di lihatnya. Keyra merapikan rambut dan bajunya yang agak berantakan tertiup angin di perjalanan,
"Kenapa?Ada yang salah?"

Keyra tidak paham arti pandangan Josh itu.

"Kan aku sudah bilang kemarin, make up yang bener."omel Josh.

"Ini udah make up kale." Sambil menunjukkan rambutnya yang bagian ujungnya sudah di blow ikal olehnya dari pagi dan hampir terlihat kembali lurus.

"Kamu cewek bukan sih?" Josh menggelengkan kepalanya, "Sini ikut aku."Josh menarik tangan Keyra. Dan mendorong Keyra masuk ke dalam mobil.

Josh membawanya ke salon di salah satu mal di Jakarta. Seorang pria dalam salon itu melihatnya, dan dengan gembira menghampirinya. Penampilannya modis dengan T-shirt, jaket kulit dan celana jeans. Rambutnya di cat coklat dan potongannya mengikuti tren. Pria itu bernama Ken, ia stylist langganan mama Josh.

"Hi Josh sudah lama ga ketemu ni."tangannya mencolek Josh, suaranya berat namun sudah diatur agar lebih lembut.

"Iya ni udah lama ga ketemu. Lo tambah oke aja,Ken."sapa Josh ramah.
"Terima kasih."pria itu tersipu malu dan senang di puji.

"Ken, gue minta tolong." Josh membuka pembicaraan ke lebih serius.

"Iya say, bilang aja kamu mau di tolong apa."

Pria itu mulai memegang lengan Josh, Josh menepiskannya, dan menjauh dengan halus.

"Tolong di permak cewek ini." Mendorong Keyra ke depan Ken.

"Model rambutnya bikin seperti kesukaan mama, tapi sesuaikan dengan bentuk wajahnya. Make upnya juga di benerin. Waktunya cuma sejam ya."

"Dulu kau pergi tanpa kata-kata, kini kau datang membawa seorang wanita, kau pikir bagaimana perasaanku?" sambil berekspresi kecewa yang berlebihan.

"Jangan mulai lebay deh. Kalau sudah selesai ganti pakai baju ini."sambil meletakkan paper bag yang berisi baju di meja, dan meninggalkan Ken.

"Kok gue ga di beliin si, Mr.Cool?" panggilan sayang Ken ke Josh muncul kembali setelah sekian lama. Namun tidak di gubris oleh Josh.

Keyra memperhatikan percakapan mereka berdua,"Mereka gay ya?"tanyanya kepada salah satu karyawan salon yang sama terpananya melihat percakapan keduanya. Karyawan itu mengangkat bahunya. Ken kemudian menarik tangan Keyra dan menyuruhnya duduk di salah satu kursi.

"Sini..sini..Miss?"

"Keyra."

"Ohh Miss Keyra..cuci rambut dulu ya."

Setelah rambutnya di cuci, Keyra duduk di depan kaca. Kain hitam menutupi bagian leher ke bawah. Ken mengambil senjatanya, gunting dan sisir. Mengeryitkan dahinya, membayangkan dan mulai menggunting.

***

Mama Keyra sedang membereskan meja rias Keyra yang belum sempat di bereskan karena terburu-buru berangkat ke kantor. Ia memasukkan peralatan make up Keyra ke dalam kotak make up. Dan saat membuka laci untuk memasukkan kotak make up, mama Keyra melihat tumpukan kertas yang berantakan di dalam laci. Ia bermaksud menyeleksi kertas yang akan dibuang. Ia membaca bahwa isi surat itu adalah pembatalan gedung, bridal dan catering.

CINTA DI ATAS KERTASWhere stories live. Discover now