Berharap kau seperti gelembung sabun yang tertiup angin dan menghilang.

1.1K 62 0
                                    

Thanks buat yang udah baca dan vote..^^

Hari ini dunia terasa begitu damai bagi Keyra,tidak ada surat dari Josh, tidak ada meeting dengan Josh, tidak ada menelpon atau ditelpon Josh. Jam komputernya menunjukkan setengah enam, dan ia mulai membereskan berkas-berkas pekerjaannya. Handphonenya berbunyi, nama Bu Hilda muncul di layar.

"Keyra,tolong kasih gambar yang ada diatas meja saya ke Pak Josh, dia lagi nunggu di recepsionist. Sekalian kamu pulang."

Keyra langsung lemas mendengar nama Josh di sebut oleh Bu Hilda di akhir kepulangannya.

"Siap,bu." Bu Hilda menutup telpon.
Keyra mengambil gambar yang sudah ada dalam amplop,dan tertulis didepannya:

To : Pak Josh

Kenapa sih dia ga bisa ga gangguin gue, sehari aja. Gue butuh hidup tenang.

Kemudian mengambil tasnya, dan turun ke recepsionist dengan lunglai.
                             ***
Sesampainya di recepsionist, Josh sudah terlihat duduk di bench samping meja recepsionist,"Ini Pak Josh gambarnya, tolong di cek."

"Thanks Bu Keyra, saya cek dulu ya."sambil memutar pengait amplop dan mengecek gambarnya.

Dan handphone Keyra berdering, nomor tetangganya muncul di layar handphone.

"Halo.." Keyra mendengarkan, lalu agak menjauh dari Josh, namun masih terdengar oleh Josh.

Tak lama air muka Keyra berubah menjadi cemas.

"Hah?Jatuh di kamar mandi? Rumah sakit mana? Ok saya akan ke sana."Tanpa di sadari Keyra, Josh mendengar pembicaraannya dan melihat perilakunya yang tampak panik.

" Sori Pak Josh saya harus segera pulang sekarang, gimana gambarnya udah sesuai?"

"Udah lengkap. Saya antar kamu. Mau ke Rumah Sakit mana ? Lebih cepat daripada naik kendaraan umum."

Josh menawarkan diri. Keyrapun tidak menolak.
Di dalam mobil  mereka terdiam. Keyra memandang keluar jendela mobil. Josh menangkap kecemasan dari bahasa tubuh Keyra, namun hanya diam karena tidak tahu harus berkata apa. Josh menurunkan Keyra di lobby rumah sakit.

"Terima kasih, Pak Josh." Keyra tersenyum di paksakan, kecemasan terlihat di wajahnya.

“Your welcome.” Josh membalasnya dengan senyuman.

Keyra sedang duduk di kursi pada suatu lorong di depan pintu ruang operasi. Seorang dokter setengah baya memggunakan pakaian operasi dari ruang operasi. Dengan langkah cepat Keyra menghampiri dokter.

“Dok, bagaimana kondisi mama saya?” tanyanya cemas.

"Kepalanya terbentur, tapi sudah bisa kami atasi. Tinggal menunggu melewati masa kritisnya."

Tanpa di sadari Keyra, Josh mencuri dengar dari lorong yang tidak terlihat oleh Keyra.
Jam dinding menunjukkan 23.00. Josh keluar dari toilet dan melewati Josh yang duduk di kursi. Kemudian ia tersadar, dan menoleh.

"Pak Josh masih di sini? Saya kira sudah pulang."

"Kamu ga pulang?"Baru kali ini nada suara Josh berbeda dengan biasanya, lembut dan peduli.

"Malam ini saya menginap di sini. Apa bapak tidak pulang?"

"Tentu saja saya pulang. Saya hanya memastikan kamu tetap akan membayar utangmu." Josh beranjak dari kursi.

"Ugh..iya ..iya …pasti ku bayar. Bapak pikir saya akan kabur begitu saja?"

-Sial, dia cuma peduli memastikan gue tetep bayar utang.-

"Baguslah kalo begitu , saya bisa pulang dengan tenang. Oya, kamu belom makan kan? Ini buat kamu.”Josh memberikan kresek putih berisi nasi goreng.

Keyra tidak menyangka Josh ternyata perhatian sempat ia terdiam. Josh mengambil tangan Keyra agar menerima pemberiannya.

”Terima kasih pak.” Masih dengan tidak percaya bahwa orang yang dipikirnya menyebalkan itu ternyata baik hati juga.

***

Di meja kerjanya Josh sedang membaca dan menanda tangani berkas-berkas di atas mejanya, kemudian menerima telpon dari atasannya.

" Ok bu, akan segera saya email. Terima kasih."
Josh menutup telpon, menghampiri juniornya yang jaraknya tidak terlalu jauh darinya.

"Ta, gambar Marine Pontianak, sudah selesai?"Josh melongok dari pintu kaca ruangannya.

"Sudah Pak,"jawab Okta spontan karena kaget.

"Yang di Banjarmasin?"

"Itu sedang menunggu email layout dari Bu Keyra."

"Ok kalo begitu."

Josh menjauh dari Okta dan menelpon kantor Keyra. Dan di terima oleh bagian recepsionist.

"Tolong bicara dengan Bu Keyra, Ini dari Josh…Oh masih ijin? Ok terima kasih." Ia menutup telpon dan kali ini ia menelpon ke nomor pribadi Keyra.

"Bu Keyra , saya Josh. Saya menanyakan mengenai proyek Marine yang di Banjarmasin.  Apakah sudah bisa di email?"

"Sudah Pak, tapi saya masih di Rumah Sakit. Nanti saya minta teman saya untuk email ke Pak Josh."suaranya terdengar tidak bersemangat.

"Bagaimana mamamu?"Josh terdengar kuatir.

"Masih belum sadar."

"Semoga ia cepat sadar."

"Amin. Terima kasih, pak."

"Kalo gitu saya tunggu emailnya. Terima kasih."

"Sama-sama Pak."Keyra menutup handphone.

Tangan kirinya membawa kresek berisi nasi padang, menu makan malamnya. Keyra duduk di kursi samping mamanya. Makan sambil melihatnya mamanya yang sudah berpindah tempat dari ICU ke kamar biasa, membuat nafsu makannya hilang. Belum habis dimakan nasi padang itu, dibungkusnya kembali dan diletakkan di meja kecil samping tempat tidur.

"Cepat sembuh ya ma, Keyra sedih lihat mama kaya gini."sambil mengelus pipi mamanya dan mengecup keningnya.

Keyra tertidur di samping mamanya, tangannya menggenggam tangan mamanya. Menjelang pagi tangan yang terdiam itu bergerak, dan perlahan mamanya membuka mata. Melihat Keyra yang tertidur di sampingnya, ia membelai rambutnya. Keyra pelan-pelan membuka matanya.

"Mama!mama!Akhirnya mama sadar!" memeluk mamanya.

CINTA DI ATAS KERTASDonde viven las historias. Descúbrelo ahora