Pergi atau tidak?

602 38 0
                                    

Suasana kantor Keyra hari ini tidak terlalu padat, karena hari ini tidak ada meeting. Setelah makan siang Ibu Hilda datang ke kantor. Ia melewati meja Susan, sesampai di meja Keyra dia berhenti.

"Key, ikut saya ke ruang meeting." 

Kemudian menuju ruangannya. Bu Hilda mempunyai ruangan terpisah. Ruangan Bu Hilda cukup luas. Saat masuk ke dalam ruangan Bu Hilda akan terlihat meja minimalis dengan sofa krem yang menemani meja tersebut. Jika kita menoleh ke sebelah kanan, akan terlihat meja kerja panjang dari kayu jati berpasangan dengan kursi kerjanya. Dan di depan meja itu ada 2 kursi yang sewarna dengan kursi yang di duduki Bu Hilda, hanya beda model. Bu Hilda duduk di kursi kerjanya dan Keyra duduk di kursi seberang Bu Hilda.

"Iya Bu. Kenapa?"

"Key, kamu tahu kan saya sedang mencari orang untuk handle proyek-proyek yang di Aussie." Bu Hilda menjelaskan.

"Apa ibu mau saya bantu carikan orang yang kompeten untuk posisi itu?"

"Saya sudah dapat orangnya."

"Oh bagus klo begitu, siapa bu orangnya?"

"Kamu." Bu Hilda memasang muka datar pada awalnya.

"hah?" Keyra terkejut sekaligus senang mendengarnya.

"Lho kok kamu kaget gitu?" Bu Hilda tersenyum heran melihat muka bengong Keyra, "Bukannya dari dulu kamu ingin kerja di luar negeri? Kamu keberatan?"

"Hah?Keberatan ? Ga, saya ga keberatan. Ini serius bu?" masih tidak percaya.

"Tentu saja serius. Kamu berangkat 2 minggu lagi, semua sudah di siapkan, kamu tinggal berangkat. Selamat ya impianmu tercapai."

Bu Hilda mengulurkan tangannya mengucapkan selamat. Keyra menyambutnya dengan gembira.
Keyra ingin sekali memberitahu kabar gembira ini kepada Josh. Tapi Josh sudah minta waktu agar  bisa fokus pada proyek besar yang sedang di tanganinya. Keyra membuka whatapp, dan melihat pesan yang di kirimnya belum dibaca. Di layar handphone dilihatnya foto dirinya bersama dengan Josh saat di panti asuhan. Dalam perjalanan pulang, Keyra memutar arah ke apartemen Josh. Saat ini dia ada di parkir mobil yang ada di depan tower apartemen Josh.

“ Josh beneran ga hubungi gue sama sekali.Apa dia sibuk banget ya?”

Dia mengambil handphone yang ada di tasnya. Ia mencari kontak Josh. Ketika ia hendak menakan tanda CALL, dia menjadi ragu.

“Gue ganggu ga ya?”

Perasaan takut menyusup di hatinya. Apakah Josh juga meninggalkannya seperti Aldo tapi dengan alasan pekerjaan?

Hatinya tergelitik untuk naik ke apartemen Josh, bukankah ia juga memegang kuncinya dan Josh mengijinkannya datang kapan saja. Akhirnya ia memutuskan keluar dari mobil dan menuju lobby tower apartemen Josh. Tak terlalu lama dia sudah ada di depan pintu apartemen Josh. Tangannya sudah memegang pintu apartemen Josh. Ada rasa yang bergejolak di dalam hatinya. Rasa rindu ingin bertemu, rasa senang membayangkan wajahnya, dan rasa takut jika ternyata apartemen itu kosong ditinggalkan. Perlahan dia mengetuk pintu itu.

TOK..TOK..

Tidak ada jawaban, tidak ada reaksi. Keyra mencari kunci duplikat yang di berikan Josh kepadanya dan membuka pintunya.

Ruangan yang biasa rapi itu berantakan, kertas sketch, buku-buku bangunan bertingkat tinggi menumpuk di meja. Beberapa gelas sisa kopi yang belum di cuci masih ada di atas meja. Tidak ada siapapun di sana.

Keyra merapikan tumpukan buku, merapikan lembaran-lembaran kertas sketch, dan selembar foto diantara tumpukan itu terjatuh. Keyra mengambilnya di lihatnya itu foto panti asuhan yang pernah di kunjunginya dengan Josh. Keyra mencari diantara lembar-lembar kertas itu apakah ada foto panti asuhan yang lain, namun yang di dapatinya adalah foto-foto progress proyek yang ada di depan panti asuhan itu dan desain perencanaannya.

Keyra terkejut, ternyata Josh yang selama ini yang ada di belakang pembangunan superblock yang mengganggu Bu Frida dan anak-anak panti asuhan. Keyra membaca catatan jadwal harian Josh yang memperlihatkan bahwa  besok ada meeting dengan PT.Kontruksi Bangunan Abadi. Konsultan yang sama dengan yang di lihat Keyra saat membaca papan perijinan sepulang dari panti asuhan. Keyra mencari alamatnya di google. Setelah di temukannya alamat kantor itu, ia mengambil  gambar-gambar yang ada di atas meja, memasukkannya ke dalam amplop berukuran A3.
                           ***
Pagi hari keesokan harinya di sebuah ruangan meeting, Josh menyalakan laptopnya dan menghubungkannya dengan proyektor, mempersiapkan presentasi. Satu persatu para investor untuk pembangunan mix use memasuki ruangan, termasuk papanya.

Sementara itu, Keyra sudah sampai di lobby PT. Kontruksi Bangunan Abadi. Dia menuju meja resepsionis.

"Cari siapa bu?" tanya petugas resepsionis menyambutnya dengan senyuman ramah.

"Saya mau memberikan dokumen yang ketinggalan punya Pak Josh, ia sedang meeting sekarang." Sambil menunjukkan amplop sebagai alasan.

"Ohh. Di ruangan Integritas lantai 2. Ada KTPnya, Bu?"

Keyra memberikan tanda pengenal, dan resepsionis memberikan name tag Visitor.

Keyra menuju ke lantai 2, dan mencari ruangan Integritas. Dari balik pintu Keyra melihat Josh yang sedang presentasi, di slide proyektor terlihat foto bangunan  panti asuhan, yang berlanjut ke presentasi bangunan perkantoran dua puluh lantai beserta gambar denah, konsep desain, dan gambar 3D. Secara tidak sengaja tatapan mata Josh bertemu dengan tatapan mata Keyra yang berdiri di balik pintu. Josh terdiam, Keyra menatapnya dengan sinis, curiga dan benci, kemudian ia pergi. Josh kemudian tersadar dan tetap melanjutkan presentasinya.

CINTA DI ATAS KERTASWhere stories live. Discover now