Perpisahan tanpa kata

647 44 1
                                    

Bandara Soekarno Hatta keberangkatan luar negeri terlihat cukup ramai. Hari ini saatnya keberangkatan Keyra ke Aussie. Keyra sudah di terminal 3 bersama mamanya. Selain Ira, teman-temannya yang lain tidak ada yang bisa mengantarnya, karena masih di kantor. Mama Keyra memeluknya cukup lama, seakan tak rela anaknya pergi.

“Jangan lupa jaga kesehatan di sana. Kalo sudah  mendarat kasih kabar.” Mamanya mengelus kepala Keyra, mengelus pipi anaknya dan memeluknya sekali lagi.

“Iya, Ma.”

Kali ini giliran Ira mengucapkan perpisahan, sambil memeluk Keyra.

“ Good luck ya.”

“Thanks, Ir.”

“Key, lo sudah bilang sama Josh kalau hari ini kamu pergi?” Tanya Ira memastikan dan Keyra menggeleng.

“Lo ini keterlaluan kalo marah. Nanti Josh nyariin lo terus.” Omel Ira.

“Gak ah, emang dia peduli. Dia cuma mau bohongin gue aja. Gue sudah mulai biasa.” Jawab Keyra sambil tersenyum sedih sambil membalikkan badan.

“Josh bukan Aldo, Key. Jangan di samakan.” Ira memandang punggung Keyra dengan kecewa. Keyra menoleh mendengar perkataan Ira, kemudian melanjutkan langkahnya sambil menunduk.
***
Sepulang dari bandara, Ira bertemu Josh di salah satu café. Josh melambaikan tangannya saat tatapannya bertemu dengan tatapan Ira yang sudah duduk di sofa bersalut kain berwarna biru tosca dan memutar sedotan yang tenggelam dalam cairan Coffee lattenya. Mereka di salah satu Café yang bernuansa industrial, dengan dinding menggunakan bata ekspose dan besi-besi berwarna rustic. Baru saja pantat Josh menyentuh sofa yang berseberangan dengan Ira,pertanyaan langsung keluar dari mulutnya.

“Ir, Keyra masih marah padaku?”

“Keyra sudah pergi, Josh.” Wajah Ira menunjukkan keprihatinan.

“Hah? Pergi kemana?”

“Pergi ke Aussie.”

“Kok dia ga bilang-bilang kalo mau pergi? Lo juga ga kasih tau gue” Josh kesal.

Ira mengangkat bahu,“Gue ga kasih tau lo, karena gue pikir dia udah kasih tau lo. Ternyata beneran dia ga kasih tau lo ya. Btw, beneran lo mau hancurin panti asuhan itu?”

“Keyra, salah paham. Desain yang ga ada panti asuhan itu gue dapat dari papaku, gue baru nyadar kalo panti asuhan itu adalah panti asuhan yang di kunjungi Keyra itu last minute. Gue harus revisi semua gambar, makanya gue ga bisa ketemu dia seminggu itu. Tau tau dia muncul saat gue lagi presentasi. Gue sudah jelasin masih aja dia marah. Gue mesti gimana lagi?”

Ira menghela nafas mendengar penjelasan Josh. Prihatin melihat kisah cinta mereka.

“Mungkin ini terdengar ga adil buat lo. Seorang yang terluka secara tidak sengaja akan melukai orang lain. Keyra dulu pernah hampir menikah, dan tunangannya  meninggalkan dia begitu saja tanpa penjelasan. Hal itu belum lama terjadi. Lukanya belum sembuh, makanya dia begitu marah padamu. Dia mikir lo ga beda sama Aldo. Apa yang lo lakukan seperti menuang garam pada lukanya.”

Josh terdiam mendengar penjelasan Ira, ada rasa kasihan dan bersalah dalam dirinya. Ira menyerahkan selembar kertas pada Josh, ada alamat,handphone dan email.

“Ini kontak Keyra di Aussie. Lakukan apa yang lo anggap baik. Semangat!” Ira sambil mengacungkan kepalan tangannya supaya Josh semangat.

Ira tersenyum kemudian melihat ke jam tangannya. “Gue harus pergi, ada meeting. Bye!” sambil membawa tasnya meninggalkan Josh.Josh memandangi tulisan di lembaran kertas itu.
***
Josh hampir setiap hari mengirimi pesan Keyra. Entah itu menceritakan kesehariannya atau menanyakan kabar. Musim berganti musim. Bulan berganti bulan. Josh masih terus mengirim pesan. Namun Keyra tidak pernah membalas pesan Josh, walaupun ia membacanya. Tapi kali ini,entah mengapa ia mengklik tombol Reply, dan jarinya menari di atas keyboard, menyampaikan perasaannya yang tertahan selama ini.

Dear Josh,
Aku baik-baik saja. Di sini dingin. Tapi kamu jangan kuatir, aku selalu pakai jaket tebal supaya tidak kedinginan. Kerjaan juga lagi ga terlalu padat. Kamu jangan terlalu sering begadang, minum vitamin, jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Aku juga mau minta maaf kalo aku marah-marah sama kamu tanpa mau mendengar penjelasanmu. I miss you Josh.

Love,
Keyra.

Tangannya terhenti saat akan menekan tombol Send. Seperti kata Ira, rasa penyesalan menyerangnya. Diikuti rasa malu dan hilangnya harapan bahwa semua akan kembali seperti dulu. Air matanya menetes dan ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, seakan tidak mau seorangpun tahu bahwa ia menangis.

Akhirnya balasan itu hanya sampai di bagian Draft. Setelah setahun frekuensi Josh mengkontak Keyra berkurang. Dan akhirnya berhenti karena Josh mulai putus asa, karena tidak ada respon dari Keyra. Ia berpikir Keyra sudah mempunyai kekasih lain di sana.

CINTA DI ATAS KERTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang