Im Hyo Rin's POV (Ibu Hana?)
"Mengapa ibu membelanya? Ini tidak adil!!! Apakah dalam pikiran ibu hanya ada nama Hana,Hana,dan Hana?? Lalu apakah aku ini bukan anakmu?"
Ucapan Eunha tadi benar-benar membuatku tak bisa bernapas selama beberapa detik. Diriku seolah ditimpa sesuatu yang berat sehingga tak kuasa untuk berdiri lagi. Aku hampir saja tak sadarkan diri,jika bukan karena putri sulungku,mungkin aku sudah berbaring di bangsal rumah sakit. Sejenak aku berpikir dan menertawai diri sendiri.
Putri? Siapa yang kau sebut putrimu Hyorin?
Semua kata-kata menakutkan itu terus bergelayut di jendela pikiranku dari hari ke hari. Kata-kata itu seolah mengutukku akibat perbuatan kotorku. Konyolnya aku,siapa yang aku bodohi? Orang-orang? Hana? Atau justru diriku sendiri?
Aku menghela nafas berat. Kulirik sosok lembut yang aku besarkan selama ini dengan penuh Cinta kasih,ia tak pernah tahu,dan kurasa takkan pernah tahu siapa dirinya sesungguhnya. Aku merasa berdosa telah menipunya dan membuat nya ikut merasakan penderitaan bersamaku. Seandainya aku tak melakukan hal itu,pastilah dia sudah hidup senang saat ini.
Namun, bisikkan setan merasuki jalan pikiranku. Ya,dia anakku,aku yang melahirkannya! Tak ada yang boleh memisah kan ku dengannya!
"Apa kau takkan pergi sekolah?" Tanyaku dengan nada halus.
"Emm entahlah kurasa aku harus menjaga ibu saja, aku tak mau ibu sakit..." balasnya sambil mengaduk gelas berisi teh hangat yang dia buatkan untukku.
"Ibu justru akan merasa sedih melihat kau tak bisa meraih cita-cita mu. Pergilah ibu tak apa-apa. Kau harus menjadi orang terpelajar ne? Buat ibumu bangga dengan hasil belajar mu nanti."
Dia hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku lega melihatnya tersenyum. Tak lama,ia sudah mengemasi barang-barangnya untuk berangkat sekolah. Aku hanya bisa melambaikan tangan dan berdoa agar ia selamat sampai tujuan nanti.
Maafkan aku Tuhan, josonghabnida....
◈◈◈◈◈◈◈◈◈
Seol Hana's POV
Aku melirik arloji yang melekat di lenganku daritadi. Akhhh kurasa aku akan terlambat. Bukan,kurasa aku benar-benar sudah terlambat. Mana ada seorang siswa yang datang kesekolah pada jam sembilan pagi hari?
Sebenarnya aku agak enggan untuk pergi ke sekolah saat ini. Bagaimana jika nanti ibu pingsan lagi? Kutatap jalanan dari balik kaca bus yang sedang melaju di tengah kota Seoul. Tergoda aku tuk berfikir, apa tak ada cara lain agar kami tak jadi pindah?
Aku membuang muka dari jalanan tadi yang terlihat itu-itu saja. Kusandarkan kepalaku ke kaca bus dan mengerjap-ngerjapkan mata. Sambil berusaha memutar otakku dengan keras untuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Di tengah pikiranku yang berkecamuk itu pandanganku terusik oleh sesuatu tepat di samping tempatku duduk. Kuambil lembaran kertas yang berwarna keabu-abuan itu. Tulisan dan gambarnya yang khas sudah di pastikan memuat berita-berita serta beberapa kolom lowongan kerja.
Jakkam....lowongan kerja? Itu dia!!! Dengan bekerja paruh waktu,aku dapat melunasi hutang-hutang ibu. Yaa,meski itu akan sedikit melelahkan dan membutuhkan waktu yang lama untuk melunasinya. Siapa yang peduli? Yang penting sekarang aku harus melunasi hutang ibu.
Ku coret-coret surat kabar tadi sambil sibuk mencari lowongan pekerjaan yang bisa ku lakukan dan tentunya diluar jam sekolah.
Kasir supermarket,pengantar pizza,pelayan karcis bioskop,cleaning service,pegawai sebuah mall...
YOU ARE READING
하루 만 (ONLY ONE DAY)
FanfictionSatu hari, hanya satu hari... Kapan semua derita yang kutanggung ini akan segera berakhir? Apa dosaku Tuhan? sehingga aku harus menanggung ini semua? Seolah belum cukup air mata yang ku teteskan setiap waktu. Izinkan aku meminta satu hari saja. Satu...
