07 - Kali ini Berhasil ✔️

151 59 22
                                    

Arka meraih tangan Elsa, menggenggamnya cukup erat. Ia kemudian mendongak memandang Elsa yang wajahnya tampak cemas. Gadis itu entah mengapa merasa gugup tiba-tiba.

"Gue.... ingat Sa."

Hana menegakkan tubuhnya. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Arka pun menoleh, memandang Hana selama beberapa detik. Hingga kemudian ia tersenyum tipis.

"Hana adik kelas gue kan? Yang habis bilang makasih langsung pergi itu."

Seketika air mata Hana tumpah. Ia bersyukur orang yang berjasa dalam hidupnya itu mengingatnya. "Maaf membuat kakak harus mengingat masa lalu kakak. Aku sangat ingin bertemu dengan kakak untuk menyampaikan ini."

"Ya Tuhan, gue masih nggak percaya kita bertemu lagi setelah sekian lama. Apa lo sungguhan telah meninggal Han? Oh ya bukannya lo ada di australia, kok bisa sampai ke sini??" tanya Arka masih syok atas apa yang ia ingat.

"Iya. Aku tewas di sini kak. Dan aku belum bisa pergi dengan tenang kalau tidak mengatakan ini pada kakak." Balasnya dengan suara yang sudah serak.

"Baiklah. Lo mau bilang apa?"

Hana menunduk dalam. Tak peduli dengan usianya yang realitanya lebih tua dua tahun saat ini dari usia Arka saat meninggal. Ia merasa masihlah adik kelas bodoh yang terlalu menutup diri.

"Terima kasih telah menjadi satu-satunya temanku di sekolah saat itu. Kakak banyak membantuku dan membelaku saat di bully. Terima kasih banyak kak, maaf karena aku baru menyampaikan dengan benar sekarang. Maafkan atas sikap burukku, maaf kalau aku membuat kakak ikut kena masalah karena membantuku."

Arka meraih bahu Hana dan menepuknya berkali-kali. Tentu saja hantu cewek itu terkejut tapi tidak menolak, karena ia merasa lebih tenang dan lega sekarang.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Lo nggak salah apapun Han. Gue yakin, lo memang orang yang baik. Terima kasih masih ingat gue, gue kira lo bakalan lupa." Arka nyengir lebar membuat Elsa tak habis pikir dengan hantu ini.

"Terima kasih banyak kak. Berkat kakak aku bisa menjalani hidupku dengan lebih baik. Aku selalu mengingat pesanmu waktu itu, untuk tidak diam saja saat ditindas. Aku mencoba menerima keadaanku dengan ikhlas dan tidak banyak mengeluh. Aku mencoba untuk bangkit dan bersemangat menjalani kehidupanku. Aku jadi mendapat banyak teman yang selama di SMA tidak pernah aku dapatkan kak. Sekali lagi, terima kasih."

Arka mengangguk masih dengan senyum di bibirnya. Ia tidak mengingat dengan detail hal baik seperti apa yang ia lakukan dulu. Tapi hatinya menghangat saat ada seseorang yang mengingatnya sebagai orang baik. "Senang bisa kenal lo Hana. Lo orang yang hebat. Semuanya pasti karena keteguhan dan kerja keras lo sendiri. Gue nggak ngelakuin apapun. Itu karena lo memang hebat."

Hana tersenyum, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rasanya ia benar-benar lega karena masih berkesempatan bertemu dengan Arka. Hana pun mengangguk berkali-kali sambil mengusap air matanya. Ia beralih memandang Elsa yang sedari tadi diam dengan perasaan campur aduk. Hana tersenyum gemas melihat raut linglung Elsa.

"Elsa."

Gadis yang dipanggil menoleh gelagapan. "Eh iya?"

"Terima kasih bantuannya. Semoga hidupmu selalu bahagia."

Elsa mengangguk lalu tersenyum tulus.

"Oh ya, aku hanya menganggap kak Arka sebagai kakak sekaligus teman baikku. Tidak ada hal yang lainnya," tambah Hana membuat Elsa mengernyit tapi setelah sadar ia langsung melotot.

GHOST VS ME [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang