11 - Sebuah Ajakan ✔️

140 53 16
                                    

Elsa tahu ada bermacam-macam akibat dari menyukai seseorang secara diam-diam. Kemungkinan yang pertama, orang yang kita suka tahu perasaan kita dan akhirnya dekat sampai kemudian menjadi sepasang kekasih. Namun, kemungkinan yang lain, orang yang kita suka tidak pernah tahu dan bisa jadi malah menyukai orang lain. Kemungkinan yang kedua inilah yang bisa melahirkan cinta bertepuk sebelah tangan, yang kata orang-orang sama sekali tidak menyenangkan.

Malang sudah, ternyata Elsa termasuk dalam opsi kemungkinan yang kedua. Dan parahnya, gadis yang disukai Diran itu adalah Yera. Yera, sahabat Elsa sendiri.

Kalau dipikir-pikir, semua ini sangat lucu menurutnya, karena ia dan Yera sama-sama belum bercerita apapun mengenai Diran. Yera terlalu malu dan kurang percaya diri tentang masalah cowok, sedangkan Elsa terlalu tertutup dan sibuk gembira sendiri dengan khayalannya. Sebenarnya,, mereka ini beneran sahabat atau bukan sih?! Kenapa dua-duanya bisa sebodoh ini?

"Kamu sesuka itu sama Diran?"

Elsa terdiam setelah sedikit menceritakan masalahnya pada Edwar yang bersedia mendengar ceritanya tadi.

"Kalau itu jelas Ed. Tapi yang jadi sulit sekarang adalah.. gimana entar atmosfer di antara gue dan Yera? Gue pasti bakal canggung sama dia.. yahh meskipun Yera belum tau apa-apa sih." Gadis itu mengembuskan napas berat.

"Kalian ini kan udah kenal lama. Udah temenan lama. Pasti udah hafal kan gimana sikap satu sama lain. Biar keadaan tetap baik-baik aja, kamu harus ambil langkah yang benar. Bersikap seperti biasanya aja kayak pas kalian ngobrol, saran aku sih gitu."

Kepala Elsa menunduk. "kok kedengarannya sulit. Kayaknya gue nggak bisa Ed."

Edwar terlihat memejamkan mata sesaat. "Oke, gini deh. Dipertegas aja. Kamu lebih sayang Diran, apa sayang sahabatmu Yera?"

Elsa langsung mendongak. "Bego banget ya gue lebih sayang Yera lah. Kita udah sama-sama sejak SD."

"Yaudah masalah selesai. Kamu lebih baik biarin Yera bahagia. Dia dan Diran udah resmi pacaran, berarti Yera juga nyimpan perasaan yang sama ke Diran. Dia nerima Diran berarti dia juga suka sama cowok itu." Edwar berdiri dan menghadap ke arah Elsa yang masih duduk. "Kamu memang suka sama Diran, tapi nggak pernah bilang ke orangnya. Dan sekarang, kalau kamu mau mengaku ke Diran, ada dua hal yang akan terjadi. Pertama, Diran akan merasa bersalah dan hubungan di antara kalian jadi berubah, mungkin malah jadi jauh. Kedua, Yera akan tahu dan ada kemungkinan melepaskan Diran demi kamu."

"Tunggu, kok lo ngambil kemungkinan-kemungkinan yang buruk sih?" Elsa sedikit kesal. "Dua-duanya terdengar tidak menyenangkan pula, aisshhh."

"Rumus hidupku gitu sih, selalu membuat kemungkinan terburuk. Jadi, bila kenyataannya ada kemungkinan baik yang terjadi, setidaknya kita bisa merasa lebih gembira. Sesimpel itu kok bikin diri sendiri senang hehe."

"Dasar. Udah mati juga pake ngomongin rumus hidup segala."

"Aduh kejamnya..." Edwar berlagak menyentuh dadanya seperti tersiksa.

"Hahaha oke deh, sepertinya gue mengerti." Balas Elsa kemudian berdiri dari duduknya.

"Kok sepertinya? Harus ngerti dong.. entar makin banyak pihak yang tersakiti kalau kamu maksa buat jujur sam-"

"Aduhhh iya iyaa, gue paham." Elsa memotong dengan gemas. "Biar gimana pun juga thanks yaa. Berkat lo gue jadi nggak sedih lagi. Mungkin emang lebih baik kayak gini aja."

Edwar mengangkat jempolnya. "Yup, itu benar."

"Lagian... cowok masih banyak kan ya Ed-"

"Iya, contohnya Aku Sa." Edwar memotong.

GHOST VS ME [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang