04 - Tempat di Ujung Gang ✔️

217 85 20
                                    

Keesokan paginya Elsa disibukkan dengan pekerjaan membersihkan rumah. Karena hari ini hari Sabtu, sekolah Elsa libur. Gadis itu meringis kecil, sadar ternyata rumah yang ditinggalinya ini sangat kotor dan berdebu. Pantesan setan suka nongkrong di sini.

"Di rumah ini tamu penunggunya cuma si Arka doang kan? Ck, satu hantu aja udah bikin banyak sarang laba-laba bermunculan," oceh gadis itu sembari membersihkan kolong meja.

"Elsa~ yuhuu."

Arka sudah nongol pagi-pagi sekali. Dengan mode alay-nya yang sudah kembali juga. Heran, padahal semalam hantu itu terlihat sedih. Tapi secepat itu juga langsung ceria. Hmm, setan mood-moodan.

"Apaan? Perasaan gue jadi nggak enak nih kalau lo datangnya kayak gini."

"Ikut gue yuk. Setelah kerjaan lo kelar, ya. Gue tunggu di halaman depan."

"Tuhkan. Gu-" Belum sempat menjawab setan itu udah nyelonong pergi. "Ih kurang ajar banget!"

Dua jam kemudian Elsa selesai dengan segala aktivitasnya. Kini ia sudah selesai mandi dan tengah menyiapkan diri untuk pergi dengan Arka.

Tapi tunggu dulu, serius ini di hari libur ia malah jalan sama Arka? Sama setan? Harusnya ini bisa jadi kesempatan yang pas untuknya pdkt ke Diran! Tapi bentar lagi, terakhir ia chat dengan cowok itu sekitar dua hari yang lalu. Masa tiba-tiba Elsa ngajakin jalan? Mau ditaruh mana mukanya entar??

Ck, tiba-tiba gadis itu bimbang. Ia sudah tampil cantik. Cuacanya juga bagus banget buat nongki-nongki atau sekedar muterin alun-alun. Sepertinya tidak ada salahnya ia membuang dulu sedikit harga dirinya demi Pangeran Diran.

Saat hendak membuka room-chatnya dengan cowok itu, tanpa sengaja ia malah nyasar ke insta. Yang begitu menarik perhatiannya adalah karena ada postingan terbaru dan baru beberapa menit diunggah. Nama akun Diran tertera di sana dan dibawahnya ada lokasi yang terpampang nyata. Paralayang Bukit Gantole, Bogor. Dengan caption 'Today'. What??!

Fix, gagal sudah rencana Elsa. Cowok itu ternyata tengah berada di luar kota.

"Gini amat sihh nasib gue!"

Akhirnya dengan berat hati dan wajah cemberutnya gadis itu pergi meneruskan langkah menuju ruang keluarga.

"Bu, Elsa pergi keluar dulu yaa," pamitnya pada Eren yang sibuk menggarap tugas kantor di ruang keluarga.

Sang ibu tak langsung menjawab. Wanita itu melihat penampilan puterinya dari atas sampai bawah. "Mau main? Kok ditekuk gitu mukanya?"

"Soalnya jalannya cuma sama.. temen." Temen hantu pula.

Eren pun terkekeh. "Mana temannya? Udah datang?"

"Eumm, kami nggak berangkat bareng. Janjian di tempat langsung," balas Elsa sambil meringis.

Eren pun manggut-manggut. "Diantar Pak Adi?"

"Sabtu kan Pak Adi libur Bu. Elsa naik taksi aja ya?"

"Oh iya, ibu lupa. Baiklah, hati-hati pokoknya. Segera pulang ya nanti."

"Iya, oke. Berangkat yah bu."

Di teras, Arka tengah melayang-layang dari pintu gerbang ke pintu rumah, terus bolak-balik bikin sakit mata orang yang melihat. Walau lebih tepatnya hanya Elsa yang melihat di sini.

"Kurang kerjaan ka?" Tanya gadis itu.

"Akhirnya.. lo sih, lama banget gila. Keburu panas juga, entar kulit mulus gue kena matahari." Gerutu Arka tak tahu malu.

Elsa cuma mencibir. Ingin sekali menampol makhluk tidak tahu diuntung itu. "Nggak usah protes lo! Masih mending gue mau lo ajak ngeluyur."

Hantu itu merotasikan bola matanya. Ia pun segera merubah dirinya menjadi bisa disentuh dan menarik tangan Elsa. "Sensi amat. Yuk, berangkat sekarang. Udah ditunggu yang lain."

GHOST VS ME [New Version]Where stories live. Discover now