06 - Too Hurt to Remember ✔️

154 67 33
                                    

"Yer, makan siang sendiri dulu ya lo. Gue ada urusan bentar sama seseorang." Ucap Elsa pada Yera setelah bel istirahat kedua berbunyi.

"Wei, acara jurnalis camp lagi?"

"Bukan. Ini agak darurat sihh." Balas elsa kemudian.

"Oke deh, gue juga udah ada temen makan kok." Yera menjawab dengan pipi yang tiba-tiba bersemu merah.

Elsa jadi mengernyit. "Idih, paling si Jojo. Dia kan udah lama ngejar-ngejar lo. Jangan-jangan... Lo mulai luluh yaa?"

Yera mencibir. "Ih bukan tauu. Gebetan nih, doain aja ya El, xixixi."

"What?! Seriusan lo? Siapa siapa?"

"Udahh, entar aja gue kasih tau kalo udah fix. Malu guee."

Elsa pun balas mencibir. "Aisshh, oke kalau gitu. Gue tunggu kabar baik lo. Udah ya, gue pergi duluu."

Gadis itu pergi menuju parkiran sekolah. Ada satu tempat mirip gazebo di area situ, dan dari kejauhan Elsa sudah dapat melihat kehadiran seseorang di sana. Hana.

"Hei Kak." Hanna menoleh. "Jadi, gimana kelanjutan yang kemarin?"

"Tunggu dulu. Kamu beneran mau bantu aku berarti?" Tanya Hana lagi memastikan.

"Iyaa. Asalkan aku bisa bantu ya kak."

Senyuman indah terukir di bibir makhluk itu. Padahal Elsa belum membantunya, tapi Hana merasa sudah sangat beruntung karena bisa bertemu dengan gadis seperti Elsa ini. "Makasih ya Elsa."

"Iya sama-sama." Tiba-tiba Elsa menyadari sesuatu. "Eh iya kak, aku baru sadar. Berarti kakak nggak lupa semua masa lalu kakak ya?"

Hana mengangguk, walau tampak sedikit ragu. "Kata beberapa hantu senior, memori yang terlupa itu saat kita udah lama meninggal. Biasanya puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu. Itupun tidak semua memori hilang begitu saja, hanya beberapa."

"Ratusan tahun??" Heran Elsa.

"Iya."

Elsa terdiam sebentar. Terlihat berpikir. "Arka kan belum terlalu lama meninggal, tapi kok dia bisa lupa banyak hal ya?"

"Eh iya. Katamu dia baru meninggal dua tahun lalu."

Elsa mengangguk dengan raut bingung. "Dan katanya dia amnesia, banyak yang dia lupakan. Ah, atau mungkin tiap arwah beda-beda kali ya." Elsa menyimpulkan demikian. "Si Arka paling emang cetek ingatannya. Oke, lanjutin kak ceritanya."

"Kemarin sampai mana ya... oh ya. Jadi, pertemuan terakhir aku sama Kak Arka pas aku dibully kak Cantika di kantin itu. Sebelum-sebelumnya kak Arka udah sering banget belain aku dari bullyan kakak kelas, tapi kami nggak pernah ngobrol lama. Cuman sekedar bilang makasih gitu akunya, karena gimana yah..aku benar-benar antisosial, jadi terlalu takut sama orang-orang.

"Pas hari terakhir itu pun, kami cuma bicara sebentar setelah pergi dari kantin. Kami tidak pernah bertukar kontak. Jadi, aku dan Kak Arka lost contact selama kurang lebih 4 tahun." Jelas Hana.

"Wah, berarti Arka umurnya berapa ya sekarang? Ck, tapi ogah juga gue manggil dia pake 'kak'," gumam Elsa saat menyimak tadi.

Hana tertawa renyah lalu melanjutkan. "Sebelum aku sibuk di tahun depan untuk menyiapkan skripsi dan wisuda, aku berencana ingin pulang ke Jakarta untuk bertemu dengannya. Meski aku sendiri nggak tahu dia tinggal di mana, tapi aku sudah bertekad akan mencari. Tapi rupanya, kami justru bertemu dengan keadaan masing-masing sudah meninggal. Nggak nyangka banget..."

GHOST VS ME [New Version]Where stories live. Discover now