18

41.6K 6.4K 3.7K
                                    

Saya tydac berniat menypu, Wattpad error wkwkwk.

[Before you read this chapter, please kindly drop a word to describe your mood right now! <3]

Aku tidak bisa menjadi matahari,
Yang berbagi cahaya juga kepada planet lain.
Aku menganggapmu seperti bulan pada bumi,
Kau cukup tahu itu, Skye.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dinding putih itu memantulkan refleksi air yang terkena cahaya matahari yang terik. Bercak putih yang terang dan indah terbentuk, bergelombang mengikuti bentuk permukaan air.

Aku menunduk memperhatikan keramik putih bersih yang tengah kupijak, lalu melangkah mendekati jendela untuk memperhatikan keadaan di bawah sana.

Air jernih yang biru menyapaku begitu kepala mengintip. Keberadaanku di lantai yang tinggi, aku mungkin bisa melihat refleksi kepalaku sendiri, andai aku punya mata yang jernih.

Banyak perahu yang mengapung, papan selancar yang berselancar, pemilik yang membawa kuda nilnya, parkiran sampan yang terombang-ambing diikat oleh tali. Beberapa orang menawarkan sepatu boots tinggi agar kaki tidak terendam air.

Beberapa orang menunggu di halte, menunggu kapal kecil untuk mengantar mereka.

Aku ada di Kota Waterfloeus, kampung halamanku. 

"Skye."

Aku menoleh ke sumber suara dan menemukan Ibu di sana. Entah karena alasan apa, aku sangat merindukannya, dan juga merindukan semua aktivitas di kota ini. Entah apa yang terjadi kepadaku dan entahlah apa yang kupikirkan, aku tidak mengerti. Rasanya ingin menangis begitu saja, tanpa alasan yang pasti.

Kuhampiri Ibu dan memeluknya selama beberapa saat. Namun Ibu tidak membalas pelukanku, yang membuatku segera melepaskan pelukanku terhadapnya.

"Skye ...," panggilnya.

"Iya, Bu?"

Ibu menatapku dalam, lalu mengatakan, "Kau tahu kan, kalau hanya kau yang Ibu miliki di Bumi ini?"

Kata-kata itu bukanlah kiasan, tetapi kenyataannya. Sudah berulang kali Ibu mempertanyakan hal ini kepadaku, dan setiap Ibu melakukannya, aku pasti  ingin menangis.

Kuanggukan kepalaku sekali, "Aku tahu."

Ibu mengelus kepalaku, "Kalau begitu, jangan membuat Ibu khawatir, ya?"

"Iya."

Ibu mengelus kepalaku.

"Skye, kalau kau diberi salah satu kekuatan untuk bisa bernapas dalam air atau untuk bisa terbang, kekuatan apa yang akan kau pilih?" tanya Ibu.

"Aku ingin bisa bernapas dalam air," jawabku langsung, yang membuat Ibu tersenyum.

Aku ikut tersenyum, sampai akhirnya senyuman Ibu memudar sepenuhnya, menciptakan goresan ekspresi baru yang membuat ekspresiku ikut berubah. Kali ini Ibu menatapku dengan tatapan tajam, lebih mengerikan daripada saat Ibu mengetahui bahwa aku diam-diam bermain di zona teritorial.

AQUA WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang