6

43.9K 6.3K 719
                                    

Dedikasi buat Nari yang sampai saat ini belum move on dari mas Erza yang ngangenin dan bikin gagal move on. Hahaha.

*

Kau dan aku berbeda. Kita berbeda.

Kau langit yang terang dan aku dasar lautan gelap tanpa cahaya.

Kau angkasa yang berkilau dan aku palung laut yang tiada seorangpun pernah jelajahi.

Kau bebas dan aku terperangkap di dunia yang kubenci.

***AQUA World***

"Aku tidak terbiasa berlama-lama di daratan."

Aku menerjap menatapnya dalam diam, pikiranku mencoba mencerna kata-katanya dalam artian lebih luas, bukan menyisakan ambigu yang membuatku malah terlihat seperti orang bodoh. Tapi aku sama sekali tak bisa memikirkan apapun, dan suaraku keluar begitu saja. "...Huh?"

"Omong-omong, aku tetap akan berenang," ucapnya dengan yakin.

Aku hanya diam menatapnya dengan ekspresi serius. Ada banyak persepsi di pikiranku yang ingin mengumbar keluar tetapi kutahan dengan berat hati. Maksudku, dia tidak akan pernah mendapat tempat peristirahatan jika ia lelah. Ya, kecuali kalau dia benar-benar serius soal dirinya yang tak bisa berlama-lama di daratan. Aku tidak menganggapnya candaan juga, meski kami baru mengobrol selama beberapa saat. Ath tak tampak seperti tipe orang yang akan bercanda di saat seperti ini.

Ath menatapku dengan senyuman tertahan dan dia menaikan sebelah alisnya. "Apa kau kesepian tanpaku?"

Itu pertanyaan yang konyol, bukan?

Daripada menggunakan kata kesepian, aku lebih suka menyebutnya sendirian.

"Kau mau ikut denganku?" tawarnya dengan nada suara yang sama sekali tidak terdengar ramah. Namun itu cukup untuk membuatku yang sedang putus asa, mengangkat kepalaku dan menatapnya nanar.

"Boleh?" tanyaku.

Baiklah, anggap saja aku sinting. Baru beberapa detik yang lalu dia mengaku bahwa dia tidak terbiasa berlama-lama di daratan dan kini aku bertanya padanya, apakah aku boleh mengikutinya menjelajahi tempat yang bahkan aku tak tahu dimana letaknya.

Aku tidak tahu siapa Ath, dan kupikir saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mencari tahu. Hatiku bergejolak untuk mencari tahu dan kubuang rasa penasaran itu sejauh mungkin. Daripada aku ketakutan saat ini, lebih baik aku tidak pernah tahu.

Omong-omong, aku tipe orang yang lebih suka menyesal daripada tidak pernah mencobanya sama sekali.

Ath nampak berpikir beberapa saat, dirinya masih mengapung di pinggiran sampan dan mata tosca-nya menatap ke arah lain selama beberapa detik. "Boleh," balasnya pada akhirnya. "Tapi, kau yakin mau ikut?" tanyanya.

"Aku ikut," balasku cepat. "Aku ikut denganmu."

Mengatakan itu membuatku seperti seorang gadis yang putus asa. Aku baru mengenal Ath hari ini, bahkan belum sampai dua jam, dan aku bersedia mengikutinya ke kemanapun dia pergi. Ujung disana, ujung yang nyaris tak tampak wujudnya itu bahkan belum tentu adalah destinasi perjalanannya. Dan aku mempercayai lelaki ini?

Apa aku salah?

Kalau kalian berada dalam keadaan yang sama sepertiku, apakah mungkin kalian akan menolak tawaran itu? Tidak ada apapun di sini, tapi setidaknya aku bergerak maju. Aku tidak punya tujuan apapun, tapi setidaknya aku tidak sendirian dan aku ingin bertahan.

Apa tidak ada yang mengerti keputusasaanku?

"Dan harus kuingatkan, ini akan sangat berbahaya," gumamnya hampir terdengar menyerupai bisikan.

AQUA WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang