06 - Too Hurt to Remember ✔️

Start from the beginning
                                    

Hana menunduk dalam membuat Elsa ikut sedih dengan cerita gadis itu. "Aku nggak nyangka bakal dengar cerita se-plot twist ini." Elsa menarik napasnya lalu mengembuskannya pelan. "Okey.. Jadi, Kakak ingin aku membantu apa?"

Hana tersenyum dengan raut senang yang terlihat jelas. "Meyakinkan dia kalau aku memang adik kelasnya yang sering ia bantu dulu. Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku yang paling dalam. Sekaligus meminta maaf."

👻👻👻

Saat ini Elsa tengah berada di halte bus menunggu giliran bus yang menuju rumahnya. Tempat duduk di sana sudah penuh, alhasil ia berdiri. Dengan menahan lapar dan kesal karena ocehan makhluk di sebelahnya, ia sibuk memikirkan permintaan Hana.

"Kalau dia lupa semuanya, gimana bilangnya entar. Duh.." gadis itu melirik Arka dengan ekspresi ragu.

"Sa, kok lo kelihatan bingung? Cerita aja, gue pendengar yang baik." Ucap Arka yang akhirnya sedikit peka. Ia terdiam sambil memandang Elsa dari samping.

"Entar aja di rumah. Oh ya, nanti malam ikut gue ya. Penting."

Arka mengernyit tapi berikutnya tersenyum lebar, mulai merasa geer. "Ngajak kencan nih ceritanya..."

"Plis deh, otak gue masih bisa mikir ya."

"Sialan." Arka cuma menggerutu.

👻👻👻

Malam harinya, Elsa mengajak Arka pergi ke taman di ujung kompleks perumahannya. Ia mengenakan sweater kebesaran dan celana training karena cuaca malam ini yang dingin. Sedangkan Arka, yah, dia hantu. Pakaiannya selalu sama seperti saat pertama bertemu Elsa. Kaos hitam lengan pendek dan celana jeans abu-abu yang robek di bagian lutut.

"Kita mau ngapain emang Sa? Main basket?" Tanya Arka karena di taman ini ada lapangan basket umum, dan tujuan Elsa ternyata memang ke lapangan itu.

"Bukan. Ada yang mau ketemu sama lo. Kan tadi gue udah bilang.. Oh ya, dan tolong, nanti dengarkan dulu semua yang dia bilang sampai tuntas. Biar lo bisa paham.."

Arka makin mengernyit sekaligus penasaran. "siapa sih emang?"

Tanpa Elsa menjawab, Arka sebagai arwah dapat merasakan sendiri kehadiran arwah lain di tempat ini. Ia berbalik dan tentu mengenal sosok gadis berambut pendek itu. Hana kan?

"Eh? Lo?"

"Dia nggak yakin bisa meyakinkan lo tentang ceritanya nanti..jadi dia minta tolong gue buat bikin lo percaya." Elsa memegang bahu Arka dengan pelan. "Coba lo ingat-ingat lagi Ka, siapa gadis di depan lo ini.."

Tiba-tiba kepala Arka berdenyut perih. Rasanya sangat sakit. Tapi tidak ada sama sekali ingatan yang bisa ia temukan. "Kepala gue... Kepala gue sakit, Sa."

Arka jatuh terduduk, tapi tak lama kemudian ia terdiam. Mulai merasa sedikit tenang. Elsa hanya bisa duduk dengan gelisah di depan Arka sambil memegang tangan cowok itu.

"Kak, sepertinya ini sulit. Dia nggak bisa ingat Kakak," ujar Elsa mendongak memandang Hana.

Hana sendiri bingung harus melakukan apa. Ia tidak tenang. Ia merasa ada yang masih mengganjal bila tidak menyampaikan semuanya ke Arka. Ya, Hana kesulitan untuk pergi ke langit, bukan karena dendam kepada orang yang sudah menabraknya hingga meninggal, bukan pula karena dendam lain di masa lalu.

Ia sudah mengikhlaskan semuanya. Ia menerima dengan lapang dada tidak bisa menempuh tahun terakhir kuliahnya. Orang tua Hana sendiri telah merelakan kepergiannya dengan ikhlas.

Namun, berbeda dengan masalah yang satu ini. Hana merasa harus membalas kebaikan Arka setidaknya dengan mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya. Apapun itu, Hana akan melakukannya.

Tiba-tiba Arka mendongak menatap Hana. Dengan pandangan sayu sambil menahan rasa sakit di kepalanya.

"Kak... apa Kak Arka ingat sama aku?" Tanya Hana pelan.

Arka terdiam cukup lama. Sampai sebuah kata mengalihkan perhatian Elsa dari kepanikannya. "Adik."

"Kak, sepertinya dia mulai ingat." Ucap Elsa dengan raut senang.

"Adik kelas gue. SMA saturnus. Arrgghh." Kepala Arka berdenyut kembali membuat Elsa tidak tega melihatnya. Ia kembali panik sambil terus merangkul tubuh Arka dari samping untuk menenangkannya.

Hana pun ikut berjongkok. Tangannya bergetar, ia berusaha mengucapkan semua kalimat di ujung lidahnya, tapi melihat Arka kesakitan membuatnya tidak berdaya.

Sedangkan Arka sendiri, tengah berusaha meraih ingatan yang menggantung sangat dekat dengannya. Ia bisa melihat sebersit tentang Hana, tapi seolah-olah ada tangan gaib yang menjauhkan potongan ingatan itu darinya.

Tidak. Arka harus melawannya.

Ka, kalau untuk mengingat sedikit tentang satu hal saja bikin lo kesakitan gini, gimana nanti saat semua ingatan lo kembali...plis jangan dipaksa Ka...gue nggak bisa lihat lo kayak gini..

Arka meraih tangan Elsa, menggenggamnya cukup erat. Ia kemudian mendongak memandang Elsa yang wajahnya tampak cemas. Gadis itu entah mengapa merasa gugup tiba-tiba.

"Gue.... ingat Sa."

👻👻👻

Bersambung~

GHOST VS ME [New Version]Where stories live. Discover now