San

30 10 0
                                    

Kreek...

Pintu rumah terbuka. Aku lalu menyadari kalau lampunya sudah menyala. Artinya ada seseorang di sini. Siapa?

Aku mengendap-endap masuk ke rumahku. Bagaikan pencuri yang masuk ke rumah seseorang.

Samar-samar aku melihat bayangan dari ruang makan. Aku mengintip ke dalam sana. Seorang laki-laki. Yang sangat kukenal.

"Oniisan..."

Laki-laki itu adalah kakakku. Aku agak lega mengetahui kalau itu kakakku. Tapi, aku juga merasa... agak kesal.

"Hajime, kau sudah pulang!" sambutnya hangat.

Aku memaksa untuk tersenyum. "Y-ya, tentu saja aku pulang!"

Kakakku tersenyum. Akiyama Fukube, 27 tahun, seorang pegawai di Keitai Carporation, perusahaan elektronik ternama di Jepang. Ia lalu menoleh ke altar yang berada di samping kanannya.

"Sudah sangat lama, ya?" Ia mengalihkan pandangannya ke arahku. "Okaasan."

Aku mengangguk.

"Ah ya ampun, aku belum menyapa Okaasan!" Kakakku kemudian berdoa di altar yang terdapat foto ibu kami di bagian tengahnya. Beberapa saat kemudian, ia selesai.

"Oniisan, aku ingin berganti pakaian," ujarku.

"Oke."

Aku berlari ke kamarku. Kenapa kakak? Kenapa ia tidak bilang padaku akan pulang? Dan kenapa baru sekarang ia datang? Kenapa tidak dari dulu?

"Aaargh..." erangku sambil memegangi kepalaku.

Aku melemparkan pandangan ke bingkai foto yang berada di sisi kamarku. Kacanya telah pecah, tapi foto di dalamnya masih utuh.

"Kenapa? Kenapa, oniisan..."

Tanpa kusadari, air mataku menetes. Aku langsung mengusapnya dengan cepat. Kemudian mengganti seragamku dengan pakaian sehari-hari.

"Hajime, kau tidak memiliki apapun di dalam sini?" tanyanya sambil menunjuk kulkas begitu melihatku keluar dari kamarku. "Kau benar-benar malas memasak sendiri, ya?" guraunya sambil tertawa. "Mau belanja?"

Aku mengangguk. Sebenarnya aku masih belum ingin menghabiskan waktu dengan kakak, setelah kejadian itu. Aku merasa aneh dengan kehadirannya--yang harusnya kusambut dengan senyum hangat.

Karena kakak mengajakku dan aku setuju, aku langsung mengambil jaketku. Di luar hujan, kakak membawa payung untuk melindungi kami dari guyuran air hujan.

"Biasanya dimana kau berbelanja?" tanya kakak.

"Hanya keperluan sehari-hari," balasku. "Minimarket."

Kakak mengangguk-angguk.

Kulihat, dari tadi ia tidak mengungkit sedikitpun tentang itu. Mungkin ia sudah tidak ingin membahasnya lagi. Ya, mungkin saja begitu. Tapi, tidak bagiku. Aku ingin membahasnya. Sangat ingin.

Kami pun sampai di minimarket. Kakak mengambil keranjang belanja.

"Kau mau susu? Susu mengandung kalsium yang bagus untuk tulangmu," tawarnya.

"Baiklah."

"Untuk malam ini, kita beli kari saja, ya? Di sini tidak ada sayuran. Mungkin aku akan membelikanmu telur untuk persediaan."

Aku mengangguk. "Bolehkah aku membeli soda?" tanyaku.

Kakak menoleh ke arahku. Menatapku beberapa saat. Kemudian mengangguk sambil tersenyum.

Aku berbalik dan mengambil soda di rak minuman. Sebenarnya sangat berat untuk mengatakan hal tersebut, tapi aku berhasil mengatakannya. Karena bagiku, meminta sesuatu kepada kakakku, yang telah meninggalkanku, tidak semudah menutup kelopak mata. Karenanya, aku sedikit merasa lega.

Kami kemudian membawa belanjaan kami ke kasir. Tapi, sepertinya aku mengenal sang kasir.

"H-Hoshigawa?!"

Kasir itu mengangkat kepalanya. Benar-benar Hoshigawa Shira. "Akiyama-san," balasnya sambil tersenyum.

"Teman sekolahnya Hajime, ya?" kakakku menebak.

"Benar. Perkenalkan, namanya Hoshigawa Shira," ujarku memperkenalkan Shira.

"Senang berkenalan dengan anda," ujar Shira.

"Tentu. Senang bertemu denganmu," balas kakak.

"Aku baru tahu kalau kau bekerja di sini," ujarku.

"Benarkah? Padahal aku sudah lama bekerja paruh waktu di minimarket ini. Dan aku sudah beberapa kali melihatmu berbelanja. Kukira kau sudah menyadariku," balas Shira sambil memasukkan barang belanjaan kami ke plastik.

"B-begitukah? Maaf," ujarku.

Shira tersenyum. "Tak apa, tidak usah dipikirkan. Yang penting kau sekarang sudah tahu kalau aku berada di sini."

***

Terima kasih telah membaca tulisan saya. Saya harap, kalian menyukainya. Saya adalah pemula, sehingga saya membutuhkan banyak bantuan serta koreksi. Apabila kalian memiliki saran untuk tulisan saya, silakan mengungkapkannya pada kolom comment. Dengan senang hati saya akan menerima segala masukan.    

ひとり『Hitori』Where stories live. Discover now