Bagian 21: Sometimes Love is Not Enough

2.8K 203 32
                                    


Tujuh tahun yang lalu

"Bri, yakin mau nonton film horor?" tanya Bagas sambil memberikan Pop Corn yang sudah dibelikannya untuk Brian. Pop corn caramel kesukaan Brian.

"Bri berani, pi."

"Iya iya. Yasudah. Awas lu ya nangis-nangis." Bagas dan Brian masuk ke dalam ruangan bioskop dan menyaksikan film tersebut.

"Entar kalau udah SMP, Bri boleh kan nonton sama temen-temen."

Bagas mengangguk. "Boleh lah. Malah harus. Kalau gak nongkrong dan gak jalan, entar lo jadi anak culun. Anak gue mah gak culun. Tapi.."

Brian tau ayahnya akan mengajukan syarat.

"Masuk SMP unggulan ya?"

Brian mengangguk. "Tenang aja, Pi."

"Gitu baru anak Papi. Jagoan papi." Bagas mengacak rambut anaknya yang sebentar lagi akan menginjak bangku SMP. Bagas tak bisa percaya waktu berjalan begitu cepat. Lamunannya terhenti oleh lampu bioskop yang meredup.

Film horor itu pun dimulai. Baru beberapa menit sudah ada jumpscare yang sukses membuat para penonton berteriak, termasuk..... anaknya yang ada disampingnya. "AAAAA"

Brian mengangkat jaketnya dan menutup matanya. Bagas tertawa kecil dan menarik jaket Brian. "Anak laki gak boleh takut setan."

Brian mengelak. "Gak takut."

"Yaudah. Gak boleh tutup mata sampai film selesai," bisik Bagas.

"Okeee, pi. AAAAAAAAAAAAAAAA" Baru saja Brian bilang okey. Muncullah hantu seram yang mengagetkan di layar dan Brian menunduk menghadap ke arah sang ayah.

Setelah film itu selesai Bagas tertawa ngakak. "Katanya udah mau SMP. Hahaha. Gitu aja kok takut sih."

"Apa sih, Pi."

Bagas ketawa ngelihat muka Brian yang masih pucat seakan film horor tadi sangat menghantuinya. Brian mengenggam tangannya keras.

"Papi tau banget tanda lo takut, panik apalagi tertekan. Lo bakal genggam tangan lo keras banget. Kalo kuku lo lagi panjang pasti sampe luka."

"Apaan sih. Ini gak sampai luka."

"Ya karena lo gak setakut itu! Bri, mau tidur sama papi malem ini?"

"Enggak! Bri gak takut. Apaan sih, Pi."

Bagas hanya mengiyakan dan ia teringat keesokan paginya Bagas terbangun dengan Brian tertidur di sampingnya. Ternyata malam hari, Brian pindah ke kamarnya. "Dasar anak penakut!"

Flashback end

.

.

Saat ini. Di sebuah Bioskop.

"Bi, kalo aku takut, entar aku ngadep ke kamu aja," kata Kirana sambil menggenggam tangan Brian di bioskop. Mereka akan menyaksikan film yang katanya adalah film terhoror yang pernah dibuat.

"Tenang aja, Ran. Peluk aja kalau serem." Film baru dimulai. Pasangan yang duduk di pojokan ini sudah mengecup bibir masing masing.

"Bii, dingin," kata Kirana manja. Brian langsung memakaikan outer yang dipakainya ke Kirana. "Kalo masih dingin peluk aja aku," bisik Brian bercanda.

Tak lama kemudian adegan seram pun mulai bermunculan. "aaaaaa" teriak Kirana. "Bii tadi serem banget gak sih hantunya."

Brian tidak berkomentar dan ketika Kirana menghadap ke arah Brian. Brian sedang menutup matanya tidak berani menyaksikan adegan itu. "Bi, ih kok merem sih. Kan film nya bagus."

Mio FiglioWhere stories live. Discover now