[𝟐𝟏] : 𝐉𝐮𝐫𝐢𝐭 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 (𝟏)

2.6K 364 58
                                    

Aku mencabut-cabut rumput liar yang berada di depanku. Aku bosan. Saat pemberitahuan kelompok yang menang, nyatanya kelompok matahari menjadi pemenang pertama. Hadian yang ditawarkan juga tak kalah menarik. Yaitu jalan paling terakhir untuk jurit malam.

Tidak terasa sekarang sudah jam sebelas malam. Tadi kami diperbolehkan untuk tidur dua jam. Mengingat nanti tidak ada kemungkinan untuk tidur karena akan jurit malam.

Sekarang kelompok Sirius mulai memasuki hutan. Baru awal saja aku sudah mendengar mereka berteriak-teriak. Aku merinding.

"KEI KEI ITU UWAAAAAAAA!!!!!!!" teriak Jungwoo, aku tau dari suaranya.

"Diam Jungwoo! Manly dikit napa, itu pura-pura!" balas Eunbi.

"Kalo asli gimana Eunbi?!" tambah Sakura.

"EH MANUSIA JEPANG JANGAN NGOMONG GITU DONG!" seru Eunwoo.

"SANTAI AJA DONG MAS EUNWOO, LO TEREAK DEPAN TELINGA KEI!" ujar Kei emosi.

Dari sini aku melihat Lisa mencoel pundak Ten. Ten menoleh padanya dan mengangkat dagunya seolah-olah berkata apa.

"Beneran seseram itu ya? Kalau gue pingsan gimana?" kata Lisa.

Ten tersenyum dan mengusap pundak Lisa, "Gapapa. Ada gue kok."

Halah dragon.

Iseng aku ikut-ikutan mencoel pundak Taeyong. Alih-alih bertanya 'apa?' seperti Ten dia malah menatapku nanar. Aku bergedik dan menggeleng, beralih menepuk pundak Lucas.

"Tadi boker dimana?" tanyaku pada Lucas membuatnya mengernyit.

"Di toilet lah! Lo pikir gue boker di semak-semak. Sehina itu gue?!" tukas Lucas.

"Biasa aja dong. Gue kan nanya doang. Enggak maksud memfitnah yang mana tau fakta. Gue mau buang air kecil," balasku.

"Sok amat pakai kata buang air kecil, kencing aja kenapa?" Lucas bergedik.

Aku menjitak kepalanya. "Gue harus sopan sama yang lebih tua, oppa."

Lucas menunjuk dirinya sendiri. "Gini lo bilang tua?"

Aku mengangguk. "Sunbaenim."

Lucas menghela nafas kasar. "Di sana. Dekat awal masuk hutan."

"A-awal masuk hutan?!"

Lucas mengangguk datar tanpa ekspresi, "Yap."

"O-oke."

Sebenarnya aku takut. Apalagi ini di tengah hutan dan aku harus berjalan ke sana sendirian. Aku menghela nafas menenangkan diri kemudian beranjak.

Taeyong menyadari dan ikut berdiri. "Mau kemana?"

"Mau ke toilet. Kenapa? Mau ikut?" ujarku sinis.

"Iya. Sebagai leader harus menemani." Taeyong berjalan mendahuluiku.

Aku menarik tangannya. "Eh jangan."

Taeyong mengernyit. "Kalau lo hilang gue yang susah."

Aku menggeleng kuat. "Gak mau! Nanti gue di apa-apain sama lo."

Taeyong melotot mendengar pernyataanku. "Gue gak nafsu sama lo asal lo tau. Gue hanya mau menjalankan tanggung jawab sebagai leader saja tidak lebih!"

Aku memeluk diri sendiri. "Bohong! Gue tau wajah-wajah pria hidung belang, you know!"

"Enggak. Pokoknya gue temenin."

Cultivar | Ten NCT Where stories live. Discover now