42

3.1K 221 14
                                    

PERSIAPAN

SEDARI tadi yang dilakukan Stefan cuma muter muter dan muter nggak ada hentinya bikin orang-orang yang melihatkan kesal sendiri bahkan hampir terkena serangan sakit kepala.  

"Lo kenapa si Bos?" Tanya Hito penasaran. Sepanjang mata memandang entah sudah berapa kali Hito melihat Stefan muter-muter nggak jelas bikin dia penasaran bin kepo.

"Kenapa si lo harus menerima order sebanyak ini? Gara-gara lo gue nggak bisa beresin kamar calon anak gue oncom!"

Hito berhasil dibuat melongo karena pengakuan Stefan. Bosnya ini memang udah nggak doyan uang kayaknya, bukannya bersyukur dapet pesanan banyak malah dia marah-marah nggak jelas hanya karena gagal dekor kamar calon anaknya yang keluarnya masih tiga bulan lagi. (Alur cerita dipercepat)

Hito duduk di kursi kebesaran Stefan "Gue pikir lo kenapa ternyata? Stef, lo emang nggak mau dapet uang tambahan untuk keberlangsungan restoran kamu? Nggak papa si sehari aja abaikan dulu kamar anak lo yang akan dipakai tiga bulan lagi, restoran lebih penting cuy!"

"Makanya nikah dan punya anak biar lo ngerti gimana rasanya jadi suami siaga saat istri lo hamil. Kalau udah hamil tua kaya gini tuh maunya deket terus sama istri begitu Juha istri maunya dimanja." Cerita Stefan pada Hito. Bukannya menarik simpati justru membuat Hito merasa jika pasangan ini terlalu lebai.

"Aku yakin masih banyak pasangan di luar sana yang lebih realistis dari kalian. Itu si alasan kalian aja biar bisa berduaan terus, emang lo nggak mau duit apa?"

Sebelum menanggapi pertanyaan Hito, Stefan lebih dulu mengambil air mineral untuk membasahi tenggorokan. Tanpa ia sadari sedari tadi sudah menahan rasa hausnya cukup lama karena kepalanya selalu memikirkan Yuki dan Yuki beserta calon anak mereka. "Bukan gue nggak mau duit, mana ada hari gini orang nggak butuh duit. Cuma aku kan udah bilang untuk tiga bulan kedepan gue minta lo gantiin gue dulu, gue mau fokus sama keluarga gue ya elah... Belum ada sehari gue cuti lo udah ribut gagal deh rencana hari ini." Stefan menyerang frustasi akibat ulah Hito. Hari ini seharusnya adalah hari pertama buat Stefan cuti, di hari pertamanya cuti Stefan sudah janji sama Yuki dan juga Sang putra kalau mereka akan ke mall untuk membeli perlengkapan si baby yang disinyalir berjenis kelamin perempuan. Tapi gara-gara Hito memaksa Stefan untuk datang maka semua rencananya gagal. Bukan hanya dia yang merasa kecewa, Danish dan Yuki pun sama. Tapi mereka akhirnya mau mengalah dan merelakan Stefan untuk masuk kerja.

"Ya sorri, habisnya tadi riber Stef. Gue nggak bisa hendel masakan sendiri lo kaya nggak tahu gue aja kalau gue belum percaya sama chief kita yang satu itu."

Stefan sudah berulang kali mengingatkan kepada Hito untuk mengenyampingkan masalah mereka di masa lalu dan belajar percaya sama orang toh mereka masuk di restoran Stefan juga karena hasil seleksi mereka bagus bukan abal-abal. "Percaya sama dia, Hitooo! Profesional dong jangan bawa masalalu kalian di dalam pekerjaan. Gua yakin kalau kalian bisa melupakan masa lalu kalian nih ya, kalian berdua pasti bisa deh jadi patner chief yang Bagus dan spektakuler!"

"Lebay lu ah, udah sono pulang gue bisa hendel sekarang."

Stefan merasa diusir sekarang padahal di sini dialah si bosnya. "Kamfrettt lu mah, ck sekarang aja lo usir usir gue nggak sekalian aja dari tadi pas kaki gue baru masuk ke resto!" Ungkap Stefan mendramatisir keadaan. Segera dirinya bangkit dan menyambar kunci mobil sebelum dia benar-benar pergi terlebih dahulu Stefan memukul bahu Hito sebagai ungkapan kekesalannya.

My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang