8

252 51 19
                                    

Sementara semua anak panti tengah mencari keberadaan Han. Han sendiri kini berada di suatu tempat dengan penerangan amat minim, dan juga dengan tangan kaki yang terikat, matanya di tutup dengan sebuah kain, ia tak bisa melihat apa pun sekarang. Bahkan mulutnya diikat dengan sebuah kain juga.

Ia tadi memang ijin ke kamar mandi pada Park namun tiba-tiba seseorang menariknya dan tiba-tiba keadaannya sudah menyedihkan begini. Han ketakutan, bayang-bayang teman-temannya yang sudah meninggal terus tergiang di pikirannya. Ia tak mau mati!

"Halo." Sapa seseorang, kemudian orang itu menyentuh jari kaki Han dengan sesuatu yang dingin setelah sebelumnya ia membuka ikatan kain pada mulut Han membuat lelaki itu segera menarik tubuhnya walau sangat sulit.

"J-jangan bunuh gue.." lirik Han dengan suara samar karena ketakutan.

Terdengar kekehan orang itu, dan kekehannya sangat mengerikan bagi telinga Han. "Nyabut kuku jari nggak akan bikin kamu mati, Han," ujarnya pelan. Orang itu berdiri dan mendekati Han.

Orang itu mendekatkan mulutnya pada telinga Han, kemudian berbisik. "Tapi..., itu juga kalau kamu kuat nahan sakitnya." Kemudian ia tertawa dengan puas.

Matanya yang di tutup oleh kain itu meneteskan air mata ketakutan dalam diam, ia menggelengkan kepalanya kuat. Ia tak mau mati, tak mau!

"Han Jisung..., tahan ya," ujarnya dengan nada suara yang mengerikan. Kemudian orang itu memegang tangan Han yang terikat ke belakang itu.

Han mencoba menarik tangannya. Namun kekuatan orang itu lebih kuat hingga ia tak bisa melepaskan tangannya itu.

"Kalau kamu melawan, aku bakal cabut semua kuku jari mu loh, Han Jisung." Orang itu mengancam, tubuh Han semakin gemetar mendengarnya.

"Makanya..., diem ya." Orang itu menjepit tang yang ia bawa pada kuku jari tangan Han membuat lelaki itu menggigit bibir bawahnya lebih keras lagi.

Orang itu menyeringgai saat melihat Han yang ketakutan itu. "Siap ya," katanya lagi, membuat Han tambah ketakutan.

"AAAAARRRGGGHHH." Han mengerang hebat saat ia merasakan jika kuku jarinya tercabut dengan paksa. Kemudian terdengar isakan tangis dari mulut Han yang membuat sang peneror malah tertawa senang.

"Sembilan belas kuku lagi ya, Han. Tahan, jangan nangis," ujarnya yang kemudian kembali menjepit kuku pada jari telunjuk Han dan bersiap menariknya juga.

 Tahan, jangan nangis," ujarnya yang kemudian kembali menjepit kuku pada jari telunjuk Han dan bersiap menariknya juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Han! Han Jisung!" Teriak Jeno sambil mencari Han di kebun. Jeno mencari Han di semak-semak dengan senter di tangannya.

"Ketemu gak??!!" Teriak Jeno pada Jaemin, Mark, Renjun dan Hyunjin yang ikut mencari Han.

"Belom!" Balas teman-temannya.

"Semoga dia gak kenapa-napa," ujar Hyunjin sambil menghela napas panjang. Ia hanya takut jika harus mengubur salah satu temannya lagi, sudah cukup Felix, Daehwi, Somi dan Kyla yang dikubur, jangan ada lagi.

Rumah Kosong Sembilan (009)Where stories live. Discover now