2

383 66 16
                                    

Semuanya terdiam di ruang tengah setelah beberapa polisi datang untuk memeriksa dan beberapa petugas medis membantu membawa mayat Ibu ke dalam ambulance untuk di bawa ke Rumah Sakit.

Hyunjin mengamati sekitar, semua wajah teman-temannya terlihat sangat shock, terlebih lagi Park dan Lami yang notabenenya adalah orang pertama yang melihat mayat Ibu.

Hyunjin bergegas ke dapur untuk mengambil minuman, Renjun yang menyadari pergerakan Hyunjin kemudian mengikuti lelaki itu.

“Jin,” panggil Renjun.

“Hm?” Hyunjin menoleh sembari terus menuangkan air putih ke dalam gelas.

Renjun mengusap wajahnya kasar. “Kok..., kejadian kayak gini bisa terjadi ya, Jin?” tanya Renjun kemudian.

Terdengar helaan napas dari Hyunjin. “Gue juga gak tau, Jun. Kok bisa ya Ibu ngelakuin hal itu? Gue masih nggak nyangka juga,” jawab Hyunjin sama gusarnya.

“Udahlah, kita tenangin dulu yang lain, terlebih Lami sama Park, mereka shock banget soalnya.” Hyunjin kemudian membawa dua gelas itu keluar dapur.

Renjun menghampiri Saeron yang juga ikut ketakutan walau tak melihat secara langsung mayat Ibu yang berdarah-darah. Sedari tadi gadis itu terus memeluk lututnya dan duduk di karpet. Renjun ikut duduk di samping Adik kembarnya itu.

“Sae,” panggil Renjun sembari memeluk pundak Saeron.

“Njun..., gue takut,” ujarnya pelan
Kemudian terdengar isakan dari bibir Saeron. “Gue nggak mau tidur di kamar gue,” rengeknya.

Ya jelas Saeron tak mau tidur di kamarnya, karena posisi kamar Saeron berada di sebelah kamar Ibu.

“Sae, nanti tidur di kamar gue aja gimana?” tawar Ryujin. Saeron tentu saja langsung menyetujui usul dari Ryujin. Ah, kamar Ryujin ada di bawah. Setidaknya tak terlalu menyeramkan, bukan?

Thanks, ya Jin,” ujar Renjun pada Ryujin membuat gadis itu tersenyum.

Jeongin yang terdiam sedari tadi di samping Kyla menoleh pada gadis itu. Kyla yang merasa di perhatikan kemudian menoleh juga pada Jeongin.

“Apa?” tanya Kyla.

“Enggak. Itu..., soal surat terakhir Ibu. Jadi selama ini Ibu cuma pake topeng ya di depan kita? Dia..., nggak bener-bener sayang sama kita?” tanya Jeongin pada Kyla.

Kyla hanya menghendikkan bahunya. Ia juga tak menyangka jika selama ini Ibu hanya tersenyum palsu pada mereka semua. Kehangatan yang Ibu berikan pada mereka semua juga palsu.

“Jeongin, tidur ya. Udah malem loh ini. Malem ini kamu tidur sama Abang aja,” ujar Hyunjin sembari berlutut di depan Adiknya. Jeongin segera mengangguk patuh.

“Kyla kamu juga mending tidur sama Kak Koeun, jangan tidur sendiri dulu,” ujar Hyunjin pada Kyla. Kemudian Hyunjin mengajak Jeongin untuk segara ke kamar.


 Kemudian Hyunjin mengajak Jeongin untuk segara ke kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rumah Kosong Sembilan (009)Where stories live. Discover now