Bagian 2

63 5 0
                                    

Malam yang terasa begitu hening dan gelap, tidak ada satupun bintang yang menerangi malam ku begitu pun bulan yang seringkali begitu terang entah kenapa kali ini bersembunyi dari pandangan ku.

Aku kembali teringat pada Ana, perempuan yang memiliki niat tulus dalam hal mencintai dan tidak pernah ku tau sedikitpun tentang perasaannya kepadaku. Kini setelah beberapa tahun setelah semua itu terjadi, hanya doa yang bisa ku kirim untuk membuatnya bahagia di sana. Jika jarum jam dapat diputar mundur, ingin rasanya aku mengenalnya secara dekat. Tapi semua itu hanyalah tinggal cerita.

🍁🍁🍁

"Sam, bagaimana kabarmu?" Pesan singkat yang ku terima dari seorang teman perempuan ku yang bernama Elma.

"Alhamdulliah baik El, bagaimana denganmu?" segera aku balas pesannya yang memang sudah sejak lama aku tunggu kabar darinya.

Amanda Elma Hasana, begitulah nama teman perempuanku ku itu. Dia memang terbilang teman yang cukup dekat denganku, bukan hanya di kampus tapi Elma juga sering mampir ke rumahku. Banyak sekali bantuan yang kudapat dari Elma sejak awal membuat skripsi hingga sekarang aku telah bekerja di salah satu perusahaan milik ayahnya. Dulunya aku memang sempat menaruh hati pada Elma. Namun, hal itu tidak ku utarakan kepada Elma. Sikapnya yang baik sangat membuatku terpana. Seorang perempuan muslimah yang sering menggunakan pakaian syar'i dan kacamata setiap kali ia ke kampus. Menurutku seorang perempuan muslimah sangat memiliki nilai plus di mataku. Aku dan Elma berteman sejak kami masih duduk di bangku SD. Ibuku juga cukup mengenal Elma.

"Sudah lama ibu tidak melihat Elma kesini Sam" tanya ibuku setelah ia menyiapkan makan malam untuk kami sekeluarga.

"Mungkin Elma sedang sibuk bu" seru ku sambil membereskan meja kerjaku yang cukup berantakan.

"Ajak lah Elma main ke sini Sam, lagian ibu sudah kangen sama Elma" sahutnya lagi.

"Iya bu, nanti Sam akan mengajak Elma untuk bertemu dengan Ibu" sahutku kepada ibu.

"Ingat ya, kau sudah janji sama ibu untuk mengajaknya ke sini" sahutnya lagi.

Belum sempat aku menjawab ibu langsung mengajak ku pergi kemeja makan.

"Ayo Sam kita makan malam dulu, tadi ibu sudah menyiapkan makanan kesukaan mu. Kali ini kita hanya makan berdua. Disa dan ayah sedang tidak ada di rumah" sahut ibu sambil mengambilkan makanan untuk diberikan kepadaku.

***

Disa Ajeng Claudia merupakan adik perempuanku yang kini sudah menduduki tingkat akhirnya di kampus. Tinggal beberapa bulan saja Disa akan melangsungkan Wisuda yang tentu saja sangat ditunggu-tunggu oleh mahasiswa yang telah berada di tingkat akhir. Begitu pula Disa, sering kali ia menghabiskan waktu istirahatnya untuk mengerjakan skripsinya hingga larut malam. Sama seperti malam sebelumnya, Disa pergi bersama teman-temannya untuk mengerjakan skripsi bersama dengan yang lain di rumah Dayu. Terkadang ia pulang hingga larut malam, namun tidak jarang juga menginap di rumah Dayu.

Ayahku adalah seorang karyawan di perusahan swasta dengan gajih yang bisa dibilang cukup untuk keluarga kami. Akupun sangat bersyukur dengan keadaan ku saat ini yang sudah bekerja dan bisa untuk membantu perekonomian keluargaku pada saat ini. Termasuk biaya kuliah Disa. Menjadi anak laki-laki pertama di keluarga memang membuatku memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarga. Walaupun ayahku bekerja, tetapi tentunya aku juga harus bekerja lebih untuk keluarga. Ibu ku hanya seorang ibu rumah tangga dengan keahlian membuat berbagai macam kue. Dari situlah ibu mendapat tambahan uang lebih untuk ditabung dan untuk tambahan keperluan sehari hari.

🍁🍁🍁

Pagi hari sebelum aku berangkat bekerja Ibu dan ayah sempat mengutarakan niatnya melamar Elma untuk ku. Hal itu tentu sangat mengejutkanku. Jantungku hampir copot dibuatnya. Walaupun sudah mengenal Elma cukup lama akan tetapi aku merasa kurang pantas untuk mendampingi Elma. Pekerjaan Elma yang jauh lebih mapan dibandingkan ku menjadi salah satu alasannya. Kini Elma adalah seorang Dokter di salah satu rumah sakit terkemuka di kotaku. Sedangkan aku hanya seorang karyawan biasa di perusahaan milik ayahnya. Aku dapat bekerja di sana pun atas bantuan Elma dan keluarganya. Hal itu sempat ku utarakan kepada Ibu, ayah ku pun sepertinya memaklumi alasan ku tersebut. Namun tidak dengan Ibu, sepertinya ia masih tetap pada pendiriannya dengan niat ingin melamar Elma untuk ku. Elma mata Ibu adalah seorang gadis yang taat akan agama dan juga orang tua. Sikapnya yang ramah terhadap sesama menjadi salah satu daya tarik pada laki-laki terhadapnya. Aku pun tentu saja juga merasakan hal yang sama. Perasaan ku ini tulus untuknya, dan dalam lubuk hati ku yang dalam aku pun sangat menginginkan jika Elma menjadi istriku, tapi aku tidak berani berharap banyak. Aku pun sadar siapa diriku, sangat jauh berbeda dengannya.

🍁🍁🍁

Akankah Elma akan menerima lamaran dari Sam untuk menjadi istrinya?

Siapa Kau Sebenarnya ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang