Sohyun menggelengkan kepalanya dalam dekapan Mingyu. Menolak atas usul pria berkulit tan itu.

"Jangan" ucapnya dengan suara sumbangnya.

Ia merindukan Jinyoungnya, tapi ia tidak ingin bertemu dengannya. Sohyun yang telah mengusir Jinyoung, membuat pria itu menjauh darinya.

Semua berawal darinya.

Yah dirinyalah,

Penyebab semua ini.

.

Malam itu, disaat semua orang terbang kealam mimpinya. Menyisahkan kesunyiaan.

Mereka, --Sohyun dan Jinyoung--, Masih terjaga, sampai jarum pendek itu menunjukkan angka 11. Sohyun mendudukkan dirinya diatas bangsal, menyandarkan punggungnya disandaran bangsal yang sudah di beri bantalan agar terasa nyaman.

Menundukkan wajahnya, terlalu sakit melihat wajah sembab Jinyoung.

Sementara pria itu, terdiam. Netra hitamnya menatap punggung tangan Sohyun yang saling bersentuhan.

Suasana yang mereka ciptkan semakin awwkard. Hanya berdiam diri dengan isi kepala yang berbicara.

"Mianhe." Suara husky itu mengambil ahli perhatiaan Jinyoung. Ia mengangkat pandangannya menatap lekat kekasihnya itu.

"Maafkan aku yang melukaimu."

"Nope. Kau tidak melukaiku." Jinyoung menggelengkan tangannya. Tangannya terulur menghelus surai Sohyun, menyingkirkan anak rambut Sohyun yang menghalangi tatapannya kebelakang telinganya.

Sohyun mengangkat wajahnya. Menatap lekat wajah tirus kekasihnya, mata deep itu menatapnya dalam, sangat delam hingga menembus hatinya, menggores luka baru.

"Aku mencintai Daniel saat kau pergi, aku tidak bisa menahan perasaanku saat itu. Aku sungguh menyesal, seharusnya a,ak,aku-"

Jinyoung menggeleng, mencoba menarik kedua sudut bibirnya melengkung keatas.

"Itu sudah berlalu, aku ada disini. Aku akan berusaha membuatmu hanya mencintaiku. Melihat kearah ku lagi, hanya menyebut namaku dalam hati dan pikiranmu."

"...kau pernah bilang, biarpun kau jatuh cinta dengan yang lain. Kau akan tetap kembali padaku. Karna kau tahu dimana tempat yang paling nyaman buat hatimu."

"...aku akan tetap menunggu hatimu untuk kembali padaku. Aku sudah menunggu selama beberapa tahun untuk ini. Tidak apa-apa jika sekarang aku memulai untuk menunggu lagi, menunggu hatimu kembali."

Sohyun menggeleng. Kenapa Jinyoung harus mengatakan kalimat itu? Sohyun yakin jika hati Jinyoung tidak baik-baik saja. Ia menghela nafas, mencoba menjernihkan pikirannya yang mendadak kacau. Banyak hal yang yang tiba-tiba saja muncul disana, air mata Jinyoung, dan rasa sakit yang saat ini dirasakan kekasihnya.

"Aku mencintaimu Bae Sohyun, sangat mencintaimu."

Sohyun memejamkan matanya, membiarkan air matanya keluar membasahi pipi gembilnya. Pernyataan cinta Jinyoung terlalu sakit untuk didengarnya.

Ia telah menyakiti Jinyoung, tetapi pria itu tetap mencintainya dengan tulus.

Katakanlah Sohyun adalah wanita brengsek saat ini. Tidak bisa menahan perasaan untuk tidak jautuh cinta pada pria lain disaat kekasihnya tak bersamanya.

Dan disaat ia telah ketahuan berselingkuh, pria itu masih mencintainya, menunggu hatinya untuk kembali lagi.

Jinyoung bangun dari kursinya, mendekat dan duduk di tepi ranjang. Memeluk Sohyun sangat erat, membiarkan pundaknya menjadi basah karna air mata kekasihnya itu.

Wolf Grey : A Girl Meets Werewolf  ✔Where stories live. Discover now