Bab 16

101 4 0
                                    

Simen memutuskan untuk tetap di perpustakaan setelah bertemu Dodo. Simen, Dodo dan Yuko menunggu Kak Sakti di perpustakaan. Dodo sibuk dengan hp nya menghubungi Ratih, Yuko sibuk dengan buku pelajaran untuk ulangan tengah semester. Simen sibuk dengan pikirannya, pertama tentang apa yang dikatakan Yuko sepertinya berhubungan dengan perempuan di dalam hujan yang pernah Simen jumpai tapi anehnya kenapa harus singgah ke mimpi Yuko kenapa bukan Simen, kedua apa Dodo mendengar semua perkataan Yuko atau Dodo punya pemikiran lain karena Yuko mengajak Simen ke tempat sepi, ketiga nggak biasanya Dodo mau ikut campur begini pasti ada yang mempengaruhinya tapi kenapa rasanya Dodo tidak berbohong waktu Dodo bilang Ratih ikut bersamanya.

Suasana sepi di perpustakaan membuat ketiganya fokus pada kegiatan masing-masing.

"Men.." celetuk Dodo tiba-tiba.

"Nanti jangan marah ya  sama Ratih. Kayaknya Ratih suka samamu makanya dia mau ngikutin sampai sini tapi dia mungkin keburu kabur pas kau mau keluar tadi soalnya takut kau marahi." Sebenarnya Dodo jadi tidak enak hati pada Simen setelah ketahuan menguping pembicaraan Simen  dengan Yuko, tapi menjadi lebih tidak enak hati setelah mengatakan perkataannya barusan, meskipun benar Ratih suka pada Simen biar bagaimanapun Dodo juga menyimpan perasaan pada Ratih.

Simen memiringkan bibirnya. Tersenyum tipis. Kalau suka apa harus sampai mencampuri urusan orang lain segala.

"Apa? Kau mau bilang apa?" Dodo tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Simen tapi kalau itu berarti Simen marah, "Men, kalau kau marah, marah aja sama ku jangan sama Ratih. Tonjok aja aku sepuasmu."

"Ehem." Dodo seolah tidak menyadari keberadaan Yuko di sana, "teruskan. Anggap aja aku lukisan monalisa yang berharga tidak usah terlalu diperhatikan, terlalu diperhatikan pun kalian tidak akan tahu maknanya."

Shit. Simen dan Dodo tidak mengacuhkan perkataan Yuko yang diluar konteks pancasila.

Krrriieett

Yuko, Simen, dan Dodo kaget. Pintu perpustakaan berderit. Seseorang membukanya dari luar.

Sosok dengan baju hitam dan senyum ramah, siapa lagi kalau bukan Kak Sakti, "wah Yuko kamu mengajak temanmu seramai ini." Kak Sakti bahkan memperhatikan Dodo, manusia yang bertabrakan dengannya tadi, "loh kamu?"

"Iya kak.." serentak Yuko dan Dodo mengatakannya.

"Nah ada adik-adik sudah ya main-mainnya sekarang kembali ke kelas kalian, pelajarannya akan segera dimulai tuh."

"Baik kak."

Yuko tidak lupa menyerahkan kunci perpustakaan kembali ke Kak Sakti.

Dalam perjalanan menuju kelas Simen dan Dodo berpisah jalan dengan Yuko yang berbeda kelas, tapi Simen masih belum mengatakan apapun pada Dodo.

BayanganWhere stories live. Discover now