Bab 12

92 3 2
                                    

Mata pelajaran olahraga sudah berganti. Simen dan Dodo pun sudah kembali ke kelas. Kipas angin yang berada di tengah kelas berputar kuat tapi emang dasarnya sudah tua mau sekuat apa pun tetap aja angin nya segitu-segitu aja. Anak anak yang sehabis olahraga nggak langsung mengganti pakaian mereka dengan seragam putih abu-abu, al hasil semerbak bau ketek menyebar kemana-mana mengisi satu ruangan kelas.

"Bau banget, Men. Keluar bentar yuk.." Ajak Dodo.

"Iya bau, tapi dekat-dekat sama mu rasanya bau nya udah biasa, Do."

"Sialan kau Men. Aku keluar bentar lah. Pengap gak tahan aku." Dodo berdiri dari tempatnya duduk.

"Ke ruang guru aja yuk."

"Nggak. Kayak kurang kerjaan aja ke ruang guru."

"Yaudah. Pergi sana, males banget lihat buka mu."

Hahaha Dodo pergi keluar kelas meninggalkan Simen. Dodo tahu Simen mau menemui Anis di ruang guru tapi masalahnya itu kan cewek kesukaan Simen terus Dodo mau ngapain? Jadi obat nyamuk? Ogah banget dia dijadiin obat nyamuk sama Simen.

Dodo duduk di bangku yang disediakan di depan kelas. Sambil menunggu bau di kelas berkurang, ia menghidupkan rokoknya.

Tiba-tiba Dodo jadi kepikiran Erin. Sehabis hari Erin menembak Dodo, Dodo belum bertemu Erin lagi.

Dodo menghisap rokoknya kuat lalu menghembuskannya. Ia menyilangkan kakinya sambil menatap langit yang perlahan berubah mendung.

Apa benar Erin sungguh-sungguh menyukainya? Dodo nggak tahu. Dodo menghisap rokoknya lagi.

Erin selama ini nggak menunjukkan gerakan kalau dia suka pada Dodo kenapa tiba-tiba muncul dan bilang suka. Ini kan agak ambigu kalau mau dibilang bukan becanda.

Dodo tersenyum sinis lalu mengisap rokoknya. Dasar Erin, pikirnya.

Dodo cepat-cepat mematikan rokoknya begitu melihat Pak Jojo berjalan dari jauh ke arahnya. Dodo kemudian masuk ke kelas.

"Habis ketek terbitlah bau rokok." Celetuk Simen begitu Dodo duduk di bangkunya lagi, "Kenapa buru-buru? Gurunya udah datang?"

"Belum."

"Jadi?"

"Pak Jojo bawa istri muda nya." Bisik Dodo pada Simen.

"Ha? Kok Bisa?" Kaget Simen malah bersuara dengan kencang.

"Ssstt.. Tadi Pak Jojo jalan ke sini bawa cewek cantik."

"Anis kali." Simen merendahkan suaranya.

"Bukan. Lihat aja nanti kalau dia masuk kelas."

"Ibunya Anis kali."

"Kayaknya bukan deh, Men. Tunggu aja. Itu bentar lagi doi masuk."

Pak Jojo muncul dari balik pintu kelas dengan seorang perempuan mengikuti di belakangnya. Perempuan itu pakaiannya rapi, rambutnya panjang sepinggang dan ada kaca mata di wajahnya.

Dodo menggeleng nggak habis pikir, "mau-maunya jadi istri muda bapak-bapak bangkotan begitu, mana botak lagi."

Simen menjitak kepala sohib nya itu, "ngomong ngelantur lagi, ku pukul kau pakai bata."

"Coba aja.." Tantang Dodo becanda.

"Wah.. Benar-benar kau ya.."

"Kelas tolong diam dulu. Ini kalian ada teman baru. Yuk, Ratih kenalkan dirimu." Pak Jojo angkat suara.

Ah? Anak baru?

Simen dan Dodo saling menatap sekilas lalu kembali fokus ke depan.

"Halo. Perkenalkan nama saya Ratih."

Secara tidak langsung Simen merasa Ratih si anak baru menatapnya terus-terusan.

Dan itu membuat Simen merasa jengkel.

BayanganWhere stories live. Discover now