Bab 3

130 7 2
                                    

"Dodo sialan! Lama banget sih nelfonnya jadi ketiduran di depan gerbang kan!" Umpat Simen kuat begitu sadar dari tidurnya. Ia duduk dan menyandarkan punggungnya, matanya mengerjap-ngerjap menyadari tempatnya tidur sudah berubah.

"Ku kira kau udah mati, Men." Suara Dodo dari balik tirai.

"Aku dimana, Do?" Dodo muncul dan duduk di atas ranjang Simen.

"UKS. Siapa sih yang nyuruh kau tiduran di depan gerbang? Mana berat lagi. Nyusahin aja kau, Men."

"Hehe ketiduran Do." Simen menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.

"Cengengesan lagi!"

"Yaudah kali Do. Masa gitu aja marah. Ngomong-ngomong yang ngangkat aku tadi, kau doang?"

"Ya kali," jawab Dodo menahan ketawanya.

"Ada apa sih Do, senyum-senyum?"

"Ahahaha tadi lucu sumpah." Air muka Dodo berubah riang tak terkendali mengingat Simen yang ketiduran di depan gerbang. Amarahnya surut seketika.

"Apa yang lucu, Do?"

"Kau pingsan di depan Anis, dia panggil pak satpam karena gerbangnya kekunci, kau tahu? Nggak ada satpam yang dengar jadi dia telfon Pak Jojo buat bantu angkat kau. Hahahaha dia kira kau pingsan."

"Sumpah kau, Do?" Suasana UKS mendadak bikin gerah.

Dodo menganguk kuat sambil menahan ketawa, "makanya Pak Jojo nitip pesan."

"Pesan apa Do?"

"Kalau Simen sadar bilang ke dia, saya tunggu di ruang saya." Dodo meniru suara Pak Jojo.

"Do? Gimana sekarang, masa Pak Jojo mau langsung nikahin aku sama Anis? Yang ketiduran kan aku, pasti Anis udah ngapa-ngapain aku tadi."

Dodo menjitak kepala Simen kuat, "geleh Men. Berang-berang aja ogah dekat-dekat kau konon lagi anak manusia." Dodo keluar UKS meninggalkan Simen dengan sisa ketawanya.

BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang