Bab 5

112 5 0
                                    

Erin datang menarik tangan Dodo sewaktu Dodo berlari mengejar Simen yang terlanjur berlari jauh.

Erin membawa Dodo ke kantin. Sepanjang perjalanan tangan Erin tidak melepas Dodo.

Dodo yang ditarik paksa hanya mengikuti Erin. Mungkin ada hal penting, pikirnya.

Keduanya sedang duduk berhadapan sekarang. Erin duduk dengan perasaan tidak tenang. Dodo duduk dengan perasaan bingung. Peluh membasahi keduanya setelah berjalan cukup jauh ke kantin.

"Ada apa?" Dodo membuka percakapan.

"Ada yang mau aku bilang."

"Bilanglah jangan ditahan kayak kentut."

"Iya. Ini mau dibilang." Erin mengatur nafasnya pelan-pelan tapi degup suara jantungnya semakin tidak beraturan.

"Apa?"

"Cuacanya cerah ya Do."

"Lah? Mau ngeramal cuaca, Rin? Aku gak ada waktu, mau nyari Simen dulu ya." Dodo berdiri.

"Tunggu Do."

"Apalagi, Rin?"

"Aku suka kamu. Kita pacaran yuk?"

Mimpi apa aku semalam?, "Hahaha ngelawak kan Rin. Pasti ngelawak."

Erin menggeleng, "Nggak Do. Aku beneran suka samamu."

"Nggak lucu tau Rin. Udah ah aku pergi dulu." Dodo melangkah pergi dari hadapan Erin.

"Do!" Erin memanggil Dodo tapi tidak mendapat sahutan. Air matanya yang semula tidak ada tiba-tiba meluncur keluar tanpa aba-aba.

Aku Erin, ketua osis yang didambakan semua orang, ditolak seekor capung kotor kayak Dodo? Mulai gak benar dunia.

Erin ketawa tapi air matanya juga nggak berhenti sampai akhirnya dia sadar ketika semua orang di kantin melihat ke arahnya, yang dia tertawakan adalah dirinya sendiri.

BayanganWhere stories live. Discover now