"Abriana, siapa itu?" Tanya seorang wanita paruh baya yang Roy taksir umurnya sekitar 37 an.
"Oh Mommy, ini Roy. Masih ingat kan?" Tanya Abriana.
"Oh Roy putra nya Mr. Daniell itu?" Tanya Petie, Mommy Abriana.
"Malam Aunty, aku Roy" ujar Roy menjabat tangan Petie.
"Malam juga Roy, kita masuk dulu yuk" ajak Petie.
Roy menggeleng sopan "ini sudah malam Aunty, lebih baik Roy pulang saja"
Dengan terpaksa Petie mengiyakan.
Roy pamit pada Petie lalu pergi meninggalkan mansion keluarga Johanson itu.
*
Kring Kring!
Roy dan Rey berlari menuju lantai 2 tempat kelas nya berada. Mereka kesiangan karena Mommy mereka juga bangun kesiangan.
Sesampainya di kelas, mereka belum melihat Mr atau Mrs yang akan mengajar mereka. Mereka masuk dan langsung duduk di tempat tanpa memperdulikan siswa siswi yang menatap mereka kagum.
"Roy, nanti bisa temani aku?" Bisik Rey.
"Kemana?" Tanya Roy.
"Ke tempat Reta" jawab Rey.
"Kau sendiri saja. Aku ada urusan"
Rey menghela nafas, "baiklah"
Roy tersenyum sedih, 'Ternyata kau belum bisa melupakannya Rey'
"Hei, bicara apa kau tadi? Aku tak akan bisa melupakan nya" sahut Rey.
"Terserah kau" ujar Roy acuh.
Rey mendengus sebal lalu Mrs. yang akan mengajar mereka datang.
*
Sepulang sekolah, mereka -Roy, Rey, Abriana, dan Agnes- berencana akan mengerjakan tugas proyek mereka kembali dengan alasan agar cepat selesai.
Sekarang Rey berada di mendiang Reta, setelah ia pergi ke toko bunga untuk membelikan mawar merah favorit Reta. Ia tahu pasti teman teman nya akan datang 1 jam lagi jadi ia akan mengunjungi mendiang kekasihnya yang telah tiada itu.
Ia meletakkan mawar merah di depan nisan Reta. "Reta, kau tahu? Ada seorang wanita yang berhasil meruntuhkan benteng di hati ku" ucapnya sendiri sambil mengelus nisan Reta.
"Aku tak tahu ini rasa cinta atau apa, tapi aku merasa sebentar lagi ia akan mengisi hatiku yang kosong karena kau meninggalkan ku secepat ini"
Rey tersenyum miris, "Tapi kau harus selalu ingat, jika aku tak akan pernah melupakan mu"
"I miss you Reta" setelah itu Rey berdiri dan beranjak pergi.
Tapi sebelum pergi, ia dapat melihat seseorang memakai tudung hitam sedang menangis sambil memeluk sebuah nisan. Gadis itu menangis tersedu sedu. Ia memakai jins dan sweater hitam serta tudung hitam yang menutupi kepalanya.
Rey penasaran, ia merasa tak asing dengan gadis tersebut. Rey mendekatinya, ia semakin dekat dengan gadis itu.
Sekarang Rey berdiri tepat di depan gadis itu yang sedari tadi menangis.
"Abriana?" Sapa Rey yang mirip sebuah pertanyaan.
Gadis itu mendongak, dan benar saja dugaan Rey, dia adalah Abriana.
ESTÁS LEYENDO
My Cold 'VAMPIRE'
VampirosCerita ini adalah sequel My Lover is 'VAMPIRE' Apa yang kamu rasakan saat orang yang kamu cintai pergi meninggalkan mu? bahkan untuk selamanya? sakit, kesepian, sedih. itu lah yang kalian rasakan. dan itu pula yang sekarang dirasakan oleh sosok Reyw...
