• TPM|16 •

10.7K 525 31
                                    

• Happy Reading 💕 •

"Kau tidak perlu khawatir mengenai Davren. Semua sudah aku siapkan!" Ernata berbalik menatap putranya. "Pernikahan itu tidak akan pernah terjadi. Akan aku pastikan hal itu."

"Bagaimana mungkin semua sudah siap Dad? Sedangkan pernikahan mereka tinggal satu bulan lagi?!"

Ernata terkekeh. "Kau diam saja, nanti kau akan tau apa yang sudah aku siapkan!"

Ernata menarik kursi lalu duduk. Sesekali matanya melirik arloji yang melingkar di tangannya. Ia sudah tidak sabar menunggu kehadiran seseorang.

Axel menghela nafas gusar. Hari ini adalah hari dimana dirinya dan Valya akan kembali ke Spanyol. Rasanya sudah lama meninggalkan Daevon disana sendiri. Tapi dengan terpaksa dirinya harus menunda kepulangannya ke Spanyol karena Ernata memintanya untuk tetap di New York beberapa bulan lagi.

"Apa tidak bisa aku pulang dulu ke Spanyol? Rasanya tidak enak jika terlalu lama meninggalkan Mommy dan Daevon?!" ucap Axel menatap Ernata.

"Aku sudah menghubungi Mommymu, dia bilang tidak apa jika masih memiliki urusan! Justru dia juga meminta kita untuk menyelesaikan permasalahan Davren." sahut Ernata tanpa menoleh kearah Axel. Matanya masih sibuk menatap kearah pintu.

"Apa aku suruh saja Valya, lebih dulu untuk pulang? Dan biarkan aku disini menyelesaikan permasalahan ini?" tanya Axel.

"Tidak perlu. Kasihan Dea jika Valya, harus kembali ke Spanyol!" jawab Ernata.

TOK TOK TOK!!

Ernata tersenyum ia berdiri membuka kancing jasnya dan berjalan membuka pintu ruangan. Saat pintu terbuka mata Ernata langsung berkaca-kaca.

"Hi Dad? How are you?" tanya seseorang dari luar.

Ernata menyerka air mata yang tiba-tiba saja menetes. "Alex my son? Hahaha i'm good." jawab Ernata tertawa.

Alex terkekeh. "Maaf aku telat tadi sempat ada kendala di jalan!" ucap Alex.

"Tidak apa!" sahut Ernata mempersilakan Alex masuk. "Ayo masuk, kita bicara di dalam!"

Alex melangkah masuk. Ia menepuk pundak Axel membuat pria itu menoleh dan terbelalak saat melihat kehadiran dirinya.

"Kau?" pekik Axel berdiri dari kursi dan langsung berhamburan memeluk Alex.

Alex mendengus merasa sesak saat Axel memeluknya terlalu kuat. "Lepas!" ketus Alex mendorong Axel. "Aku baru datang, dan kau ingin membunuhku heh?"

Axel terkekeh. "Kau kenapa bisa ada disini? Maksudku bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa." Alex menghempaskan bokongnya ke kursi. "Daddy yang mengundangku ke sini."

Axel mengernyit ia duduk di samping Alex. Menunggu Ernata membuka suara. Pria itu masih betah dengan keheningan, sampai akhirnya Ernata membuka suara.

"Daddy mengundangmu kesini karena Daddy membutuhkan bantuanmu." ucap Ernata bersender pada kursi.

"Bantuan apa?" tanya Alex mengernyit. "Katakan saja apa yang harus aku bantu."

Ernata tersenyum dan mulai menceritakan semuanya kepada Alex anak pertamanya. Mendengar semua yang di ceritakan Ernata kepadanya cukup membuat Alex terkejut.

The Perfect Match [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang