PART 21 ¤ To Create Some Distance ¤

Start from the beginning
                                        

"Mauren, kenapa kamu diam saja?"

"Memangnya apa yang harus aku lakukan lagi, Rivera?"

"Ya setidaknya kamu meng--"

"Percuma mempertahankan jika ia rela membakar sebuah jembatan hanya untuk menciptakan sebuah jarak," potong Mauren, tersenyum sesaat sebelum gadis itu pergi.

Pergi menuju tempat dimana objek yang tadi mengalihkan perhatiannya.

Rivera menyusul di belakangnya bersama Brian juga diikuti para anggota tongkrongannya, untuk mencegah hal yang tidak-tidak saja.

Tanpa aba-aba Mauren langsung saja mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu suara sebuah tamparan keras menghentikan sang DJ untuk melanjutkan lagunya.

PLAKKK

DEBUMM

Tidak hanya tamparan saja Mauren berikan sebagai pelajaran, setelah melakukan itu ia lantas mendorong dadanya sekuat mungkin membuatnya terjungkal ke belakang menabrak meja-meja juga gelas kaca yang pecah berjatuhan.

Segitu saja belum cukup untuknya, Mauren melangkah ke sisi di mana seorang wanita memandangnya dengan amarah tinggi dan tangannya yang mengepal.

"KURANG AJA LO, MAUREN!!"

PLAKKK

DEBUMM

"ARGHHH!!!"

Terjadi hal sama pada Linda, namun perbedannya bukan meja yang Linda tabrak. Melainkan sebuah besi panjang yang membatasi antara Bar dengan ruang untuk jalan.

Wanita itu pingsan setelahnya, berbeda dengan Erlang yang bisa bangkit meski dengan langkah tertatih menahan sakit pada tulang punggungnya yang mungkin retak.

Tangannya terulur ingin menyentuh pipinya namun Mauren menghempaskannya terlebih dahulu, tak mau mengijinkan tangan kotor itu kembali menyentuhnya.

"Mauren... kamu jangan marah, ini salah paham!"

"SALAH PAHAM LAGI, KENAPA HARUS ITU SAJA ALASAN KAMU!? KLASIK SEKALI!!"

"Iya, tapi tadi itu---"

"CUKUP! ENGGAK! AKU UDAH GAK TAHAN LAGI, DAN GAK BISA LANJUTIN INI LEBIH JAUH LAGI!"

"Mauren, kamu harus dengerin penjelasan aku. Dia yang duluan cium aku, bukan aku yang meminta dan aku juga sedikit mabuk sekarang."

Mauren menutup telinganya, tak ingin mendengarkan penjelasan sampah yang selalu di gunakan pria gemar selingkuh. "Aku gak peduli, aku gak bisa lebih lama dekat dengan manusia bajingan seperti kamu."

"DIAM, MAUREN!!"

Bentakan itu sungguh membuat Mauren terpukau, ia tak awam lagi dengan sebuah bentakan. Ini sudah kesekian kalinya ia di bentak.

Tidak hanya terpukau saja, emosinya pun juga naik dan semakin panas hingga tangannya pun terangkat hendak menampar pipinya seperti sama halnya dengan apa yang ia lakukan pada Linda.

Namun tangannya itu berhenti tepat di atas kepalanya, kepalan tangan Erlang mencengkram pergelangan tangannya agar tidak bertindak lebih lanjut lagi.

"BERHENTI BERBUAT KASAR!!"

PARRR

Tidak, suara tamparan ini tidak berasal dari Mauren yang menampar Erlang. Namun Erlang yang menampar Mauren, gadis itu sama sekali tak berkutik.

Ia masih berusaha mencerna apa yang terjadi padanya saat ini, ilusikah? Atau memang nyata ia alami, sebab saat tangan itu menyentuh pipinya. Ia merasakan sakit.

BAD ERLANGWhere stories live. Discover now