Edward dan Lauren mengikuti arah dagu Rey, dan disana terlihat lah lelaki Vampire itu yang notabene adalah anak nya sedang berdiri menatap langit malam yang penuh bintang.

"Roy" sapa Edward.

Roy memutar tubuhnya, mendapati Daddy dan Mommy nya sedang berada di dalam kamar nya.

"Oh Daddy and Mommy, ada apa?" Tanya Roy sambil berjalan mendekati kedua orang tuanya dan kembaran nya.

"Em.. Daddy..." ujar Edward gugup.

Lauren menyikut perut Edward yang membuat Vampire itu meringis kesakitan.

"Daddy minta maaf padamu" ujar Edward menatap Roy putranya

Roy menatap Edward tak percaya, apa dia tidak salah dengar? Daddy nya meminta maaf? Padanya?

Bukan nya ia tak percaya atau apa, tetapi Daddy nya itu adalah Vampire paling keras kepala yang pernah ia kenal.

"Roy?" Tanya Lauren saat tak ada pergerakan dari putranya itu.

Rey mengenggol lengan Roy pelan. Roy mengerjap kan matanya beberapa kali.

Roy tersenyum "Dad tak perlu minta maaf. Justru aku yang minta maaf karena telah bersikap tak sopan dengan mu"

Edward tersenyum tulus "aku bangga padamu Roy, aku bangga pada kalian berdua" ujar Edward lalu memeluk kedua putranya.

"Mommy dilupakan?" Tanya Lauren pura pura sedih.

Mereka bertiga terkekeh pelan, "oh ayo lah Mom" ujar Edward dengan nada anak kecil yang dibuat buat.

Lauren tertawa lalu ikut bergabung pada suami dan kedua anak nya.

*

Kring kring!

Bel masuk berbunyi, Roy dan Rey segera masuk dan tatapan mereka jatuh pada meja Abriana, dimana gadis itu yang tadi menatap mereka kini menundukkan kepala dalam.

Rey menatap Roy, dan Roy hanya mengedik kan bahu tak acuh.

Lalu Mr. Robert datang dengan tas hitam di tangannya.

"Morning Mr" sapa siswa siswi di kelas itu.

"Morning all, duduk" ujar Mr. Robert.

Lalu Mr. Robert menjelaskan tentang pelajaran ilmu pengetahuan alam.

"Okay, kali ini saya akan membagi kelompok untuk masing masing siswa. Sofi, tolong catat ini" ujar Mr. Robert meminta tolong pada sekretaris kelas seraya selesai menerangkan apa yang harus dilakukan oleh siswa maupun siswi.

Sofi menuliskan beberapa nama siswa siswi dari kelompok A sampai kelompok E.

"Wow, lihat! Dia sangat beruntung dapat 1 kelompok dengan si kembar cool itu" bisik salah satu siswi.

Abriana yang sedari tadi menunduk sekarang beralih menatap papan tulis. Matanya membulat sempurna kearah papan tulis. Bagaimana tidak, dia 1 kelompok dengan Roy dan Rey.

Dibawah nama Royward Daniell dan Reyward Danie tertulis nama Abriana Johanson dan Agnes Khanned.

'Ini bencana besar! Semoga ini hanya mimpi! Aku tak ingin berada 1 kelompok dengan orang aneh seperti mereka dan lagi, dengan Agnes juga? Bukan kah dia gadis yang waktu itu berbicara tak sopan dengan ku?' Batin Abriana.

"See? Gue 1 kelompok dengan si kembar itu!" Ujar Agnes heboh pada ketiga temannya.

Roy dan Rey menatap malas kearah papan. Rey sudah menggerutu sejak tadi tetapi berbeda dengan Roy yang notabene adalah kembaran terdinginnya, ia diam tapi Rey tahu jika Rot kesal. Ya, setidaknya Roy masih punya hati tidak menerkam Mr. Robert.

"Dan, silahkan kalian bergabung dengan kelompok kalian untuk mendiskusikan proyek ini" ujar Mr. Robert yang disetujui oleh semua siswa.

Agnes dan Abriana berjalan menuju bangku Roy dan Rey. Abriana masih tertunduk dalam sedangkan Agnes tersenyum menawan.

"Hai Roy, Rey" sapa Agnes basa basi.

Kedua Vampire kembar itu hanya tersenyum samar tetapi dalam hati mengutuk Mr. Robert yang memberinya kelompok dengan gadis cerewet seperti Agnes.

"Jadi kita akan membuat proyek apa?" Tanya Agnes.

"Terserah kau saja" ujar Rey dingin. Roy menatap Rey dan menggelengkan kepalanya pelan. Jika bersama gadis, Vampire itu akan terlihat dingin melebihi Roy.

"siklus peredaran darah" ujar Roy singkat dan datar.

Abriana langsung menatap Roy dan menunduk lagi.

"Sepertinya aku tertarik" timpal Rey.

"Aku juga" sahut Agnes.

"Bagaimana dengan mu, Mrs. Johanson?" Tanya Agnes pada Abriana. Ada nada mengejek disana.

Abriana mengangguk. "Jika berbicara mendongak lah" ujar Rey.

Abriana mendongak "aku setuju" ujarnya sedikit ketakutan.

"Baiklah, kita akan membuatnya dirumah siapa?" Tanya Agnes.

"Bagaimana jika dirumah ku? Daddy ku pasti akan sangat suka bertemu dengan kalian Roy, Rey" ujar Agnes panjang lebar dengan senyum menggoda.

"Dirumah kita saja" ujar Rey tegas.

"Baiklah, kalau begitu berikan alamat kalian padaku"

"Jl. Siera no. VIII A" jawab Roy singkat.

"Okay, sampai jumpa nanti Roy, Rey" ujar Agnes senang.

'Mati aku tuhan! Kenapa harus dirumah si kembar aneh itu?' Batin Abriana mengutuk.

Hehe.. gimana part ini? Jelek ya?
Kalau suka jangan lupa vote and comment ya ;)

Sidoarjo, 23 Juni 2018

My Cold 'VAMPIRE'Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon