32. Tergoresnya Luka Lama

10.9K 1.4K 756
                                    

Gue sama Felix dari tadi hanya terdiam menatap lurus ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue sama Felix dari tadi hanya terdiam menatap lurus ke depan. Masing-masing dari kita emang belum ada yang buka suara sejak 20 menit yang lalu.

"Ngapain?"

Lelah berdiam diri akhirnya gue memberanikan diri untuk memulai pembicaraan diantara kita berdua.

Felix berdecak kemudian menyentil dahi gue pelan, "gue kira lo pingsan didalam perpus makanya gue nyusulin."

Gue mengusap dahi gue pelan kemudian tersentak kaget pas tangan felix menghapus bekas air mata dipipi gue.

"Jangan nangis, gue gak suka."

Gue sama Felix lagi duduk dibangku taman deket rumahnya Felix.

Iya gue gak mau dianter ke rumah dulu, gue takut Jaemin melihat gue habis nangis terus nanti dia ngamuknya ke Jisung.

"Udah gak usah ditangisin cowok banyak gak cuma satu doang," Felix nenangin gue dari tadi.

Gue yang dari tadi cuma diam gak ngerespon omongannya, kemudian gue noleh ke arah Felix.

"Lo tuh gak tau rasanya sakit hati kek gimana. Gak usah ikut campur deh." Kesal gue ke Felix.

Gue paling gak suka kalau ada orang yang sok-sokan menasehati orang yang lagi patah hati, belum tentu dia tau rasa sakitnya tuh kayak gimana.

Felix cuma tersenyum kecut pas denger jawaban dari gue kemudian dia berdiri, "gue gak tau rasanya sakit hati? Lo gak tau kalau gue akhir-akhir ini merasakan hal yang lo bilang gak pernah gue rasain."

Ehhhh??????

Gue yang mendengar apa yang barusan Felix ucapkan hanya bisa menunduk, sama sekali gak berani menatap wajahnya seperti sebelumnya. Gue hanya bisa meremas jemari tangan sampai helaan nafas gusar terdengar dari Felix.

Felix noleh ke gue, "gue selalu ikut sakit hati liat orang yang gue suka dibuat sakit oleh orang yang dia cintai."

Refleks gue menoleh menatap Felix dengan ekspresi terkejut karena gue mengerti arah pembicaraan yang Felix berikan, "m-maksud lo apa Lix?"

Felix menghembuskan nafas beratnya sekali lagi kemudian melangkahkan kakinya mendekati gue, sedetik kemudian dia menarik gue kedalam pelukannya.

Gue yang kaget dengan perlakuan yang Felix lakukan pun cuma bisa diam, sama sekali tidak membalas pelukan yang Felix berikan. Badan gue rasanya beku, ini terlalu mengejutkan untuk gue.

Felix mengelus rambut gue, "Gue bantu buat ngobatin luka dihati lo. Terserah lo mau nerima gue apa gak nantinya, yang penting sekarang lo jangan sedih lagi."

Gak tau kenapa, lidah gue kelu buat sekedar ngejawab ucapan Felix. Gue cuma bisa nganggukin kepala didalam pelukan Felix. Akhirnya setelah sibuk berperang dengan batin, kedua tangan gue pun mulai membalas pelukan Felix.

Toxic | Park Jisung (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang