29. Don't Need Your Love

10.9K 1.4K 169
                                    

Felix beneran mengantarkan gue pulang sampai ke rumah dengan selamat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Felix beneran mengantarkan gue pulang sampai ke rumah dengan selamat. Walau pun selama perjalanan diisi dengan omelan dia karena gue maksain diri buat hadir ke sekolah.

"Lo dibilangin jangan sekolah dulu, masih aja batu." Omel Felix pas kita berdua sudah sampai di depan rumah gue.

Gue cuma maksain buat tersenyum ke Felix. "Makasih ya Lix, selalu ada buat nemenin gue akhir-akhir ini."

Felix berdecih kemudian menyentil pelan dahi gue. "Alay banget lu bocah... lo ngomong gini kek besok mau mati aja."

"Ish, kan gue cuma bilang makasih doang." Gue mengusap dahi gue. "Sakit nih."

Felix cuma ngangkat bahu gak perduli kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil buat gue.

"Dirumah ada siapa?" Tanya Felix pas bantuin gue turun dari mobil.

"Kayaknya cuma pembantu sama supir deh, kenapa?" Tanya gue menatap heran Felix.

Felix ngusap lehernya canggung, "gue temenin apa gak nih?"

Gue menggelengkan kepala pelan. "Gak usah, lo balik ke sekolah aja."

Felix nganggukin kepalanya mengerti, kemudian mengelus pelan puncak kepala gue. "Lo jangan lupa makan, terus minum obatnya juga jangan telat. Jangan terlalu terbawa suasana sama sakit hati lo, sedih boleh tapi inget... Gak selamanya alasan lo tersenyum itu dia. Gue balik dulu, ya."

"Siap bos hehe."

Felix tersenyum kemudian dia masuk ke dalam mobil terus dia pergi. Gue sempet liat tatapan khawatir yang Felix tunjukkan pas memperhatikan gue tadi.

Alasan gue menyuruh Felix balik ke sekolahan juga karena gue butuh waktu untuk sendiri.

Akhirnya gue cuma bisa menatap sendu ke arah mobil Felix yang perlahan pergi meninggalkan rumah gue.

Setelah Felix bener-bener balik ke sekolah, dengan langkah pelan gue masuk ke rumah dan berjalan ke dalam kamar gue.

Gue melangkahkan kaki menuju ke sudut kamar, lalu mengambil kotak kosong. Gue membersihkan sedikit debu yang ada di atas kotak tersebut. Lalu tersenyum miris.

'gak selamanya alasan lo tersenyum itu dia'

Bahkan perkataan Felix barusan masih terngiang-ngiang di kepala gue. Gue menyeka air mata gue yang kembali jatuh di kedua pipi gue. Semudah itu dia mutusin gue setelah membiarkan gue jatuh cinta sama dia?

Gue selalu bertanya-tanya di dalam hati...

Apa semua cowok itu sama?

Kenapa semuanya cuma bisa bikin sakit hati?

"Gue kangen Park Jisung yang dulu, gue kangen lo yang selalu perhatian sama gue, selalu ada buat gue." Gue tertunduk, terisak pelan lalu memukul dada gue yang semakin sakit karenanya. "Gue rindu lo yang dulu."

Toxic | Park Jisung (✓)Where stories live. Discover now