3-1

5.4K 756 21
                                    

Jimin memimpikan kampung halamannya; hembusan angin di kota Busan, sinar matahari di kota pinggir pantai yang berbeda dari kota yang jauh dari pantai seperti Seoul, juga rumahnya di kaki gunung.

Jimin dapat melihat berbagai hal yang membuatnya senang, juga dapat melihat orang orang yang berarti untuknya. Itu membuatnya merasa nyaman dan dia perlahan terbangun dengan penuh rasa nyaman itu.

Hal yang pertama Jimin rasakan sebelum dia benar benar membuka mata adalah pelukan yang erat dan hangat, dada dan lengan yang kekar serta aroma yang lembut nan manis tapi terkesan kokoh dan melindungi, seperti aroma seorang alpha.

Lengan yang memeluknya tiba tiba memeluk lebih erat, membuat Jimin membalas pelukan itu dan hampir saja tertidur lagi.

Tapi Jimin sudah terlanjur setengah sadar. Ketika tangannya mengusap punggung telanjang yang kekar Jimin langsung saja menjadi lebih terjaga. Dia berusaha melepaskan lengan kekar yang memeluknya kini untuk melihat siapa yang memeluknya.

Kepalanya langsung di penuhi banyak pertanyaan;

Dimana Jimin saat ini? Siapa alpha yang tidur memeluknya ini? Dan kenapa mereka bisa bersama?

Pelukan terlepas dan Jimin segera mendudukkan diri.

"A..." Ada yang terasa sakit saat Jimin duduk.

Jimin lalu melihat dengan jelas siapa alpha yang tidur dengannya saat ini;

Jeon Jungkook.

"Tidak mungkin!" Jimin mencicit dan langsung menutup mulutnya.

Masih sangat segar di ingatan Jimin apa yang baru saja terjadi; Jimin baru saja memasuki awal heat bulanannya dan dia masih bekerja menjadi pelayan restoran sampai Jeon Jungkook, penyanyi solo yang sedang tenar tenarnya sekaligus pemilik restoran dimana Jimin bekerja, datang dan membuat Jimin hilang pengendalian diri.

Mudahnya, Jeon Jungkook memicu heat Jimin menjadi lebih cepat mencapai puncak heat dan dia membawa Jimin pergi dari restoran menaiki mobil menuju sebuah gedung apartemen dan mereka berakhir di kamar.

Normal kalau Jimin memang tidak dapat mengendalikan dirinya saat heat, tapi dia akan tetap mengingat apa yang terjadi,

Termasuk malam dengan Jeon Jungkook yang terkenal itu.

Cicitan Jimin tadi sepertinya mengganggu Jungkook, mungkin juga pelukan yang dilepas membuat tidurnya terganggu.

Terbukti, kini tangan Jungkook meraba mencari sesuatu untuk di peluk dalam tidurnya.

Dan tangannya menyentuh paha telanjang Jimin.

Jimin terkejut dan dia merapatkan selimut Jungkook menutupi tubuhnya.

Sementara Jungkook terbangun, terkejut, "Oh, sial." Dan dia mengumpat.

Jimin tahu kenyataan menghantamnya -menghantam mereka- dengan sangat keras dan tiba tiba. Tentu saja, karena malam yang mereka lalui bersama bukanlah hal yang direncanakan.

Jeon Jungkook buang muka dan tidak menatap Jimin sama sekali. Di samping ranjang yang mereka tiduri terdapat sebuah kursi dimana ada celana pendek tergantung disana, Jungkook segera memakainya dan bangkit dari ranjang tanpa memandang Jimin lagi, dia memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai kamar dan berhenti saat dia menemukan handphone-nya.

Jungkook terkesan tidak senang di mata Jimin dan itu membuat Jimin jadi tidak mengerti apa yang harus dia lakukan.

Sambil memainkan handphone-nya, Jungkook bicara, "Kau mandilah dulu sebelum pulang, akan aku pesankan taksi."

Jimin terkejut, dia tiba tiba saja merasa dingin seperti membeku padahal selimut Jungkook rapat membungkus tubuhnya.

"Kamar mandinya ada di sebelah sana." Tangan Jungkook menunjuk pintu kamar mandi di dalam kamarnya, dia masih saja tidak menatap Jimin, "Pakai saja selimutnya ke kamar mandi. Ada sikat gigi baru, pakai saja. Nanti kuambilkan handuk bersih." Kata Jungkook sambil pergi keluar kamar.

Dan Jimin yang ditinggalkan tetap menuruti apa yang Jungkook katakan. Dia pergi ke kamar mandi sambil tetap memakai selimut untuk menutupi tubuhnya.

(TBC)

I Need Your FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang