4. Sekolah baru dan aneh?

136 17 12
                                    

Dilan sekarang sudah siap-siap untuk berangkat sekolah. Jika dulu ia akan bangun tepat jam 07.15 pas-pas dengan gerbang sekolah ditutup namun sekarang Dilan harus merubah kebiasaan buruknya menjadi bangun pukul 06.00.

"Bun Dilan harus bawa Jane ke sekolahan. Boleh yah Bun..." bujuk Dilan pada bundanya yang masih fokus ke sayur lodeh dihadapannya.

"Nanti kamu balapan lagi, terus masuk rumah sakit lagi, terus bunda jadi sedih lagi, terus-"

"Udah Bun gak usah diterus ntar nabrak. Lagian kata Bunda sekolahnya kan deket sama rumah kita." potong Dilan cepat sebelum bundanya makin rewel.

"Maka dari itu bunda nyuruh kamu jalan kaki aja. Lagian apa kalo jalan kaki bisa bikin kamu tambah sehat." jawab Dian sama sekali tak menoleh karena saking fokusnya ke sayur lodeh yang hampir masak.

Dilan lesu mendengar kata-kata bundanya yang tak memberi izin.
"Yaudah deh Dilan berangkat."

"Baru setengah tujuh lho. Ayah kamu aja belum bangun, kamu gak mau sarapan sama lodeh ini?" tawar Dian.

"Dilan udah makan roti tiga biji." balas Dilan yang masih lesu karena tak diperbolehkan membawa Jane kesekolah.

"Assalamu'alaikum." pamit Dilan.

"Wa'alaikumsalam." balas Dian.

Dilan berjalan keluar, tapi bukannya lurus ia malah membelokkan badannya menuju arah gudang dimana pujaan hatinya berada dipojokkan dengan ditutupi kain putih.

"Jane cintaku." kata Dilan sambil memeluk sebentar motor sport warna merahnya itu.

Dengan sangat pelan-pelan dia mengeluarkan Jane dan menutup kembali pintu gudangnya. Kerja yang sangat bagus karena tidak mengeluarkan suara sedikitpun.  Bakat maling kayaknya.

Ayo Jane sayangku kita berkeliling-keliling kota sambil melihat-lihat keramaian yang ada.

Setelah itu Dilan menyalakan dan terdengar suara knalpot motornya dan tak lupa juga asap-asap kecil yang keluar.

Langsung saja Dilan membawa motor kesayangannya itu kesekolah barunya sebelum bundanya keluar dan menahannya untuk pergi kencan dengan Jane.

Sementara di dapur Dian-Bunda Dilan tak henti-hentinya menggerutu.

"Emang anak kuping kuali, dikasih tau malah gak didengerin." Dian sangat hapal dengan suara knalpot motor kesayangan Dilan itu, jadi ketika knalpot itu dibunyikan Dian sudah mengenalnya dan tak akan salah orang.

"Biarin aja. Kamu juga kalo Dilan tau sekolahnya cukup jauh pasti pulang sekolah nanti dia bakal ngambek karena udah dibohongi." celetuk Abdi yang baru selesai mandi.

"Maksud aku tuh besok baru bawa si Jane." kilah Dian.

Dian sengaja menyuruh Dilan tak membawa Jane untuk satu bulan ini karena Dilan butuh terapi jalan juga. Tapi sebenarnya jarak rumah dan sekolahnya cukup menguras tenaga jika harus jalan kaki. Itung-itung hukuman buat Dilan lah.

"Gak dosa kok, toh ini untuk kebaikan Dilan juga." pikir Dian saat itu.

Sementara di sebuah parkiran gedung yaitu sekolah barunya, Dilan terdiam beberapa saat. Sambil menatap jam tangan kening Dilan berkerut seperti orang berpikir keras.

"Gue berangkat pukul 06.30 dan sampai pukul 06.45 berarti lima belas menit dong gue dijalan? Berarti jarak antar rumah dan sekolah gak bisa dibilang dekat-dekat banget dong. Wah gue dikibulin Bunda nih." gumam Dilan mencak-mencak sendiri di atas Jane. Beruntung parkiran masih sepi karena murid-muridnya masih ngaret kesekolah.

Dilan membuka helmnya dan turun dari Jane. Dia menelusuri sekeliling sekolah barunya yang cukup besar dan bisa dikatakan lengkap fasilitasnya. Dilan mencari ruang kepala sekolah terlebih dahulu. Setelah beberapa kali berputar-putar akhirnya ketemu juga ruang itu.

Dilan langsung saja masuk dan disambut oleh seorang laki-laki berumur yang tersenyum kearah Dilan. Bukan senyum tapi seringai lebih tepatnya. Dilan tampak diam beberapa detik dan matanya lurus melihat ada sebuah pintu yang mungkin ruangan pribadi kepsek itu.

"Selamat pagi. Kamu yang namanya Dilan? Anak pindahan dari Jakarta kan?" tanya kepsek baru itu dan berhasil mengalihkan pikiran Dilan.

"Iya Pak." balas Dilan sopan.

"Yaudah kelas kamu di MIPA 2 dan kelasnya ada diatas." beritahu kepsek pada Dilan.

Dilan lalu pamit untuk masuk ke kelas tapi tak lupa sebelumnya ia sudah mengucapkan terimakasih. Ia tak mau lama-lama disana. Mencekam.

Kenapa aura kepsek baru gue gelap gitu? Dan ada apa dibalik pintu di ruangan itu?

👻👻👻

"Perkenalkan saya Dilan pindahan dari Jakarta." ujar Dilan tak banyak bicara dalam memperkenalkan dirinya. Toh, dia malas membuang-buang waktu.

"Baik Dilan, kamu boleh duduk di bangku kosong sebelah Asep." bu Tuti sekaligus guru fisika memberitahu tempat duduk Dilan.

Dilan tampaknya tak menyadari kalau sedari tadi ia sudah menjadi pusat perhatian para siswi-siswi di kelas itu.

Rezeki anak sholeh bisa duduk di belakang tepat di pojokan. Fix gue bakal buat list untuk mimpi-mimpi gue selama disekolah ini.

Dilan lalu duduk, sekilas ia menoleh ke arah teman sebelahnya itu.

"Kenalin aku Asep." ujar laki-laki disebelah Dilan duduk.

"Dilan." balas Dilan berusaha sesopan dan seramah mungkin.

Dan acara belajar-mengajar pun dilaksanakan. Karena baru hari pertama masuk Dilan memilih untuk tidak langsung menjadi nakal. Ia memilih mengikuti pelajaran kelas tiga SMA karena sekitar tiga bulanan ia tinggali. Karena koma Dilan harus izin disekolah ini selama tiga bulan belakangan, tapi karena sudah dibicarakan dengan kepsek dan guru lainnya mereka menutup tentang komanya Dilan dan memberitahu kepada siswa-siswi lain jika Dilan murid pindahan baru. Padahal harusnya ia murid pindahan dari tiga bulan lalu.

Sepertinya kamu bukan orang biasa aku bisa lihat dari wajahmu.
-A.

Kalimat itu ditulis di kertas putih dengan tinta hitam dan dikirimkan pada Dilan. Siapa pengirimnya? Dia adalah laki-laki yang berada disamping Dilan. Asep. Teman sebangku Dilan yang baru.

Nih orang kenapa? Pake nulis di kertas segala lagi. Sok misterius aja tau gue bukan orang biasa. Dan apa dia bilang dari wajah gue? Jangan bilang kalo dia tertarik sama ketampanan gue. Hueeekk jijik!

Pelan-pelan Dilan menolehkan kepalanya menghadap pengiriman surat itu. Asep tersenyum melihat Dilan menoleh kearahnya. Tersenyum penuh arti. Dilan mau tak mau juga ikut membalasnya dengan senyum, senyum paksaan.

Udah kepsek misterius ditambah teman sebelah yang aneh. Gini amat nasib gue.

👻👻👻
.
.
.

Komen!

Hantu Jones?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang