"Woyy pak ini e-toll nya !!" teriakkan nadin sangat keras tapi tidak cukup membuat si pengemudi itu menghentikan kendaraannya.

Nadin membanting pintu mobilnya dengan keras, kemudian dengan gaya bak Rio hariyanto ( pembalap mobil asal Indonesia)  nadin melesat masuk ke jalan tol menembus kepadatan kendaraan yang sudah lebih dahulu meninggalkannya .

Gavin Christopher

Sial !!!  Gue gak tau lagi harus menyebut Indonesia semakin sempit atau nasib gue yang memang selalu apes setiap kali gue menginjakkan kaki di tanah kelahiran gue.

Gue terpaksa kembali ke Jakarta demi mengurus perusahaan bokap gue. Gue harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan bahagia gue di las vegas. Selamat tinggal temen club, selamat tinggal bule sexy yang selalu gue pantengin di pinggir pantai, dan selamat tinggal Cinta pertama gue Aurora.

4 tahun gue meninggalkan kota yang selalu buat gue muak setiap harinya. Gue memilih amerika sebagai tempat gue melanjutkan studi di bidang bisnis. Tentu saja bokap gue yang Cinta rupiah itu yang memaksa gue untuk memilih jurusan yang gue bener-bener benci.

Ya hidup sebagai putra mahkota yang punya berbagai koleksi mobil dengan harga fantastis kenyataannya bukan hal yang buat gue bahagia sampai saat ini. Gue bahagia dengan kehidupan gue di las vegas, teman-teman gue gak memperlakukan gue sebagai ATM berjalan.

Mereka mengenal gue hanya seorang gavin, mahasiswa yang merangkap sebagai bartender di sebuah club malam. Mereka tahu persis setajir apa orang tua gue di Indonesia tapi mereka tetap memperlakukan gue biasa aja. Ah gue jadi kangen mereka.

Dan tentang Cinta pertama gue...  Ah gue rasanya ingin tertawa dan menangis di waktu yang bersamaan saat menyebut namanya.

Oke, gue akan kembali pada kenyataan kalau gue sekarang sudah ada di Indonesia. Lebih tepatnya terjebak di kemacetan saat mau memasuki gerbang toll.

Dan gue bertemu dia lagi, cewek yang udah bikin kehidupan gue di SMA Garuda penuh dengan konflik. Cewek itu berjalan menghampiri mobil gue dengan gaya bak super model. Oh mungkin memang dia sekarang sudah jadi model kalau dilihat dari cara berpakaiannya dan kaca mata hitam yang dia gunakan.

Gue mau ketawa lihat ondel-ondel itu mengetuk kaca mobil gue dengan gaya menggoda. Wah memang dasar cewek yang sudah punya naluri ganjen dari orok ini gak akan pernah berubah.

"Maaf pak "dia berkata dengan suara yang emm mungkin sengaja dia lembut-lembutin.

"Saya nggak bawa e-toll boleh nggak saya pinjem e-toll bapak, saya bayar cash deh di depan? "

Gue rasanya mau ngakak saat dia sebut gue bapak. Ada perasaan dongkol karena gue ogah punya anak kayak dia dan gue juga ogah dia jadi ibu dari anak-anak gue.

Untung aja kaca mobil gue sangat gelap sampai dia gak mungkin bisa liat muka tampan gue. Gue sengaja cuma buka setengah kaca mobil lalu memberikan kartu e-toll gue. Untung gue punya cadangan kartu e-toll lainnya.

Dengan gaya bak ngusir pengemis gue  mengibaskan tangan gue. Kalian tau pasti sekarang dia lagi maki-maki gue dengan sumpah serapahnya.

Kenapa gue bisa tau?  Gue bukan peramal tapi gak butuh kemampuan meramal untuk tau kelakuan seorang Nadin Almira Queen.

Ya dia Nadin cewek yang dalam waktu satu jam dari sekarang akan merasa hidupnya sedang ada di kerak neraka. Kenapa gue bisa berkata begitu, ya e-mail yang baru saja gue baca membuat gue merasa takdir itu memang lucu.

Wahahaha

Boleh dong sesekali gue memperagakan ketawa mak lampir dari sinetron misteri gunung berapi. Generasi 90 an pasti tau deh sinetron itu.

CEO Rese Dan Secretary Matre Nya #ROMCOM ( Complete )Where stories live. Discover now