11-Januari

48 4 6
                                    

Hari pertama sekolah usai libur semester dimulai hari ini, tanggal 10 Januari. Dhyra yang baru saja keluar dari mobilnya terkejut ketika Astha sudah berada disampingnya.

"Woy cuy!" Sapa Astha.

"Apa-apaan si lo, Tha! Kaget gue! Kek setan aja lo!" Seru Dhyra.

"Dih, masih pagi udah marah-marah aja. Mana ada setan yang ganteng kek gue, Ra?"

"Ya mana gue tau!"

"Tumben lo bawa mobil, Ra? Motor lo kemana?" Cowok itu kini berdiri dibelakang Dhyra. Mereka berdua sedang berjalan di koridor menuju tangga untuk ke kelas.

"Dibengkel, abang gue abis ditabrak pas waktu make sepeda motor gue. Body depan-nya lumayan parah ancurnya." Terang Dhyra.

"Wih! Terus terus Abang lo gimana?"

"Lecet-lecet. Yah ada jaitan di pelipisnya. Udah ya, Tha, gue masuk dulu!" Ucap Dhyra yang kini sudah berada didepan kelasnya sambil memegang kenop pintu.

"Iya! Ra, ntar kantin ya sama gue!" Celetuk Astha lalu berjalan menuju kelasnya yang berada dipojokan.

Ketika bel istirahat berbunyi, Astha langsung berjalan menuju kelas Dhyra tepat ketika Dhyra juga keluar dari kelasnya.

"Yuk, Ra." Ajak Astha.

Mereka kini sudah duduk manis setelah memesan makanan. Mereka duduk di meja yang agak pojok karena Astha sedang menghindari Vania yang kebetulan sedang berada dikantin juga bersama Darian.

"Lo kenapa deh? Tadi pagi ceria banget sekarang tiba-tiba cemberut gini." Dhyra merasakan perubahan sikap Astha.

"Sebel aja gue."

"Kenapa?"

"Gue tadi tanya Vania kan, besok hari apa. Terus dia bilangnya hari Selasa."

"Nah ya emang besok hari Selasa, Tha! Lo gimana sih?!" Dhyra menaikkan suaranya 1 oktaf.

"Ga gitu, Ra. Besok ulang tahun gue! Dan dia ga inget." Ucap Astha sambil mendengus kesal.

"Lo besok ulang tahun? Serius lo?" Tanya Dhyra terkejut.

"Iya, Ra.  Sebel aja gitu Vania ga inget." Lagi-lagi Astha mendengus.

"Lo sebenarnya ada hubungan apa sih sama Vania? Sahabat? Atau gimana? Soalnya ada adik kelas yang ngira lo sama dia pacaran tau ga?" Dhyra kini memasang wajah serius, berharap Astha menjawab pertanyaan-nya dengan jujur.

"Gue—," Astha mengambil napas dalam-dalam. "Jadi, dulu gue kelas 10 sempet pdkt sama Vania, udah 1 bulan gitu. Gue juga tau Darian ngedeketin dia tapi gue ga ada hak kan buat ngelarang dia deket siapa-siapa orang gue masih belum jadi pacarnya. Ga lama, si Darian nembak tuh! Dor! Mereka jadian, terus ya gitu. Tapi gue masih tetep suka sampe sekarang dan deket sama Vania, walaupun ga bebas kayak sebelum Darian jadi pacarnya."

"Terus? Lo berharap mereka putus gitu? Kalau udah putus lo mau gebet Vania?" Tanya Dhyra khawatir.

Astha mengangguk.

Semoga, Vania sama Darian awet, ucap Dhyra dalam hati. Makanan yang mereka pesan pun tiba. Obrolan berhenti sementara.

"Ga usah sedih la, Tha! Masih ada gue!" Ucap Dhyra yang berdiri disebelah kiri Astha, mereka kini berjalan menuju kelas.

"Iya, Ra. Makasih."

Selama jam pelajaran Dhyra tidak bisa berkonsentrasi. Ia bingung memikirkan kado apa yang akan ia kasih ke Astha. Diva menyenggol lengan temannya itu. "Lo kenapa deh, Ra?" Tanya Diva. "Besok Astha ulang tahun. Ngado apa ya, Div?" Ucap Dhyra sambil memutar-mutar bolpen-nya.

"Dompet aja, atau ga jam tangan." Dhyra hanya mengangguk. Sepertinya ia tahu akan membelikan kado apa untuk Astha.

Setelah bel pulang berbunyi, Dhyra segera menuju ke parkiran dan mengemudikan mobilnya menuju salah satu mall. Setelah sampai di mall, ia menuju ke salah satu toko yang menjual dompet pria. Lama memilih, ia akhirnya menjatuhkan pilihannya pada sebuah dompet berwarna hitam.

***

Keesokan harinya disekolah, Dhyra berjalan riang menuju kelasnya. Tak lupa ia membawa kado untuk Astha dan kartu ucapan yang sudah ia siapkan.

"Lo jadinya beli apa, Ra?" Tanya Diva.

"Beli dompet."

"Terus lo ngasihnya kapan?"

"Istirahat pertama."

Akhirnya bel istirahat pertama yang ditunggu-tunggu Dhyra pun berbunyi. Dhyra berjalan menuju kelas 12 IPA 3. Sudah dari kejauhan Dhyra mendengar suara bising dari kelas itu. Terdengar ada yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Tepat didepan pintu kelas itu, Dhyra berhenti melangkahkan kakinya. Ia mengintip sedikit kedalam kelas, ternyata ada sebuah perayaan untuk Astha. Didepan kelas kini, Astha memakai topi ulang tahun dan dikerubungi oleh teman-temannya. Banyak balon dan tak lupa juga kue, yang memegang kue itu adalah Vania. Tahu kan perasaan Dhyra bagaimana?

Astha meniup lilin yang berasal dari kue yang dipegang Vania. Terlihat, ia tersenyum. Sangat bahagia. Dhyra mengurungkan niatnya untuk memberikan Astha kado yang sudah ia genggam di tangan kirinya. Akhirnya Dhyra memutuskan untuk berlari menaiki tangga dan sampailah ia ke rooftop. Tempat ketika ia merasa sedih.

Dhyra sedih. Tapi sayang ia tidak bisa menangis. Ia hanya bisa menahan sesak. Bagaimana ia bisa mencintai orang yang mencintai orang lain? Orang yang bahkan tidak menaruh sedikit hati padanya? Tak lama kemudian Dhyra mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan.

Adhyra M. : Tha, ntar pulang sekolah ke parkiran mobil ya. Gue tunggu.

Adhyastha Dinata : Oke, Ra. Lo kemana? Gue cari dikelas, lo ga ada.

Dhyra tidak menjawab pesan itu. Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Dhyra segera bergegas menuju parkiran mobil, ia ingin segera memberi hadiah itu lalu segera pulang.
Astha ternyata sudah menunggu terlebih dahulu disana.

"Kenapa, Ra? Mau ada yang lo omongin?" Ucap Astha ketika Dhyra datang.

"Nih," Dhyra menyerahkan kado. "Maaf, gue tadi malem ga bisa jadi yang pertama buat ngucapin selamat ulang tahun buat lo, gue udah tidur kemarin. Happy Birthday ya, Tha!" Sambung Dhyra dengan senyum yang terpaksa.

"Gapapa kok, Ra. Gue juga seneng ternyata Vania ga lupa ulang tahun gue." Astha tersenyum lebar. "Tadi dia yang udah nyiapin surprise buat gue. Sayang, lo tadi ga ke kelas gue, Ra."

"Gue pulang dulu ya, Tha." Kata Dhyra lalu berjalan menuju pintu kanan mobilnya. Dhyra sesak mendengar perkataan Astha itu.

"Ati-ati." Teriak Astha yang masih setia menunggu sampai mobil Dhyra keluar dari halaman parkir.

Di dalam mobil, Dhyra akhirnya menangis.

Januari yang menyedihkan, ucap Dhyra.

Can I Love You?Where stories live. Discover now