Si Pentolan Junior

17.6K 491 6
                                    


"Turun ...!" pinta Ali begitu motornya terparkir. Aisyah pun hanya menuruti dan memanyunkan bibirnya kesal. Aisyah rasa abangnya ini punya dua kepribadian, terkadang bisa bersikap manis, kadang juga bisa jadi manusia yang paling menyebalkan sedunia.

"Bang Al ...," panggil Aisyah memegangi tali tas ransel Ali, mencoba merajuk abangnya itu.

"Apa?"

"Beliin Ai sepeda dong, biar nggak usah repotin Bang Al. Kan Bang Al pulangnya mesti sore ...," jelas Aisyah memasang muka memelasnya. Bukannya Ali pelit atau apa, tapi setelah mendengar orangtua mereka cerai, Aisyah mengalami kecelakaan saat bersepeda. Karena itulah Ali menjual sepeda Aisyah dan mengantar jemput adiknya sekolah setiap hari atau Aisyah harus naik bus kalau mau ke mana-mana.

"Sekali nggak tetep nggak," tolak Ali menyingkirkan tangan Aisyah dari tasnya.

"Tapi, Bang, Ai nggak mau naik bus, desek- desekan panas."

"Tenang aja kalau soal itu," ucap Ali nyengir merangkul pundak adiknya berjalan menuju kelas, "Bang Al udah siapin bodyguard buat anter jemput Ai. Jadi, Ai nggak perlu nunggu Abang," terang Ali langsung dapat tatapan nggak percaya.

"Serius Bang?" tanya Aisyah memastikan, matanya sudah berbinar membayangkan kalau Ali akan memberinya bodyguard yang ganteng-ganteng seperti di drama korea. Secara, rekan bisnis abangnya itu kan kebanyakan orang Korea semua.

"Serius dong, apa sih yang nggak buat adek abang yang badung ini," ucap Ali puas mengacak-acak rambut Aisyah. Tapi langkah mereka terhenti saat ada seseorang yang tiba-tiba saja berdiri menghalangi jalan mereka. Memasang muka cemberutnya berharap Ali peduli. Ali cuma bisa menghelas napas panjang. Sudah jengah sendiri, pagi-pagi harus ngurusin ini orang. Sedang Aisyah hanya diam bingung melihat ekspresi Ali dan juga orang yang ada di depannya ini.

"Siapa dia, Al?" tanya Mila, gadis yang terobsesi dengan Ali sejak tiga tahun yang lalu. Dan bisa ditebak kalau Ali sama sekali nggak tertarik dengan Mila. Padahal hampir semua murid laki-laki di SMA Gajah Mada ini mengejar Mila, cuma tiga cowok pentolan sekolah SMA Gajah Mada yang nggak berminat dengannya.

"Bukan urusan lo!" jawab Ali dingin mempererat rangkulannya pada Aisyah.

"Dia anak kelas sebelas kan? Anak baru kan, lepasin rangkulannya, Al. Aku bilang lepasin!!!" teriak Mila emosi mencoba melepaskan rangkulan Ali dan hampir saja membuat Aisyah terjatuh kalau tangannya nggak segera diraih Ali.

"Lo gila, hah?" bentak Ali. Mila yang nggak menyangka respon Ali bakal sampai segitunya langsung bergidik ngeri.

"Ta-tapi, Al, kamu belum kenal dia, dia kan ...?"

"Gue bilang diem! Lo itu bukan siapa-siapa gue jangan ikut campur urusan gue. Pagi-pagi udah bikin badmood aja sih lo!" omel Ali tak mengacuhkan Mila yang sudah ketakutan. Tapi Mila nggak menyerah, melihat Ali yang mengabaikannya menggandeng Aisyah, Mila masih mengejar dan menghadang Ali. Ah, cinta memang harus penuh perjuangan, batin Aisyah yang merasa lucu lihat tingkah Mila.

"Bang, ini orang siapa sih?" tanya Aisyah akhirnya buka mulut mulai risih juga dengan gadis over di depannya. Yah walaupun dia tahu pasti gadis ini cinta mati dengan abangnya, tapi Aisyah nggak suka caranya mengejar-ngejar Ali. Tiba-tiba saja nih, ada ide gila muncul di benak Aisyah.

"Bukan siapa-siapa, Ai. Nggak usah dipeduliin."

"Apaaa??? Kamu panggil dia Ai? Itu artinya sayang?" untuk kesekian kalinya Mila terkejut, matanya sudah berkaca-kaca syok, seseorang yang dia damba selama tiga tahun pagi ini sudah menghancurkan harapannya. "Al, bilang kalau tadi kamu salah sebut," pinta Mila penuh harap.

Ketika Preman Sekolah Jatuh Cinta (PINDAH KE DREAME)Where stories live. Discover now